1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menjelang Pengumuman Resmi Pemilu

21 Juli 2014

Gubernur Jakarta Joko Widodo diperkirakan bakal diumumkan sebagai pemenang pemilihan presiden, meski saingannya siap mengajukan gugatan pengadilan yang akan memperpanjang kebuntuan politik.

https://p.dw.com/p/1CfwN
Foto: Reuters

Kedua kandidat mengklaim sebagai pemenang pemilu 9 Juli lalu, yang tercatat sebagai pemilu paling ketat dan membelah opini publik sejak jatuhnya Suharto 1998, sekaligus menjadi batu ujian terbesar bagi demokrasi Indonesia yang masih muda.

“Kami melewati pemilu yang sangat terpolarisasi, yang sangat ketat, yang tidak pernah kami alami sebelumnya,“ kata ahli Indonesia Kevin Evans.

Hasil pemilu akan diumumkan Selasa (22/7) setelah sekitar 130 juta surat suara dihitung secara manual oleh Komisi Pemilihan Umum.

Meningkatnya ketegangan

Ketegangan meningkat secara dramatis dua pekan terkahir di kedua kubu yang saling tuduh bahwa pihak lawan berusaha mencuri kemenangan, dan polisi akan dikerahkan besar-besaran di seluruh negeri ketika hasil resmi diumumkan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyerukan kedua kandidat untuk menahan pendukung mereka agar tidak turun ke jalan, di tengah kekhawatiran adanya kerusuhan.

Para investor di negara kekuatan ekonomi terbesar Asia Tenggara itu berharap Jokowi, yang dilihat sebagai pemimpin yang bersih dan diharapkan bakal melakukan reformasi di negara paling korup dunia itu akan keluar sebagai pemenang.

Hari Minggu lalu, tim Prabowo mengulangi tuduhan kecurangan besar-besaran dalam perhitungan suara dan menuntut KPU untuk menunda hasil perhitungan resmi sampai digelarnya penyelidikan.

“Legitimasi proses ini, dalam pandangan saya, sangat, sangat dipertanyakan,” kata bekas punggawa pasukan khusus TNI tersebut.

Namun permintaan Prabowo ditolak, dengan anggota KPU Arief Budiman mengatakan hasil pemilu akan tetap diumumkan sesuai jadwal.

Pemilu kali ini tercatat sebagai yang paling kotor dalam sejarah singkat demokrasi Indonesia. (Baca: Jokowi Digempur Kampanye Fitnah)

Namun setelah pemungutan suara, lembaga jajak pendapat dengan rekam jejak yang akurat memprediksikan kemenangan bagi Jokowi dengan selisih suara antara dua hingga tujuh persen.

Sementara sejumlah lembaga survei yang kurang dikenal publik menyatakan Prabowo sebagai pemenang, meski banyak yang mempertanyakan hasil perhitungan mereka. Dua lembaga survei yang memenangkan Prabwo bahkan dikeluarkan dari asosiasi lembaga survei opini publik karena menolak diaudit. (Baca: Jokowi Memimpin)

Pengadilan kemungkinan akan memutuskan

Bahkan jika Jokowi dinyatakan pemenang, pertarungan kemungkinan belum selesai karena Prabowo akan mengajukan gugatan atas hasil tersebut ke Mahkamah Konstitusi, dengan tuduhan terjadinya kecurangan, demikian dipastikan salah satu juru bicara kubu Prabowo.

MK akan diberi kesempatan menyampaikan keputusan mereka hingga akhir Agustus.

ab/rn (afp,rtr,dpa)