1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pelecehan Seksual di Kendaraan Umum

Manasi Gopalakrishnan1 November 2014

Menurut laporan Thomson Reuters Foundation perempuan yang tinggal di sejumlah kota besar ingin penumpang laki-laki dan perempuan dipisah demi mengurangi tindak pelecehan seksual. Tajuk Manasi Gopalakrishnan.

https://p.dw.com/p/1Deam
Foto: UNI

Sekitar 15 tahun lalu, seorang wartawan laki-laki menyamar. Dia mengenakan burqa, berpura-pura menjadi seorang perempuan, lalu naik kendaraan umum berkeliling kota New Delhi, India.

Pada akhir perjalanan, dia mengaku selama perjalanan telah digerayangi berkali-kali oleh penumpang laki-laki yang berbeda. Terakhir, dia mengalami pelecehan seksual oleh seorang laki-laki tua yang berdiri persis dibelakangnya.

Menurutnya, para penumpang laki-laki di dalam bis atau kereta api sangat menakutkan. Mereka seperti srigala lapar berburu mangsa, tak peduli seperti apa wajah, pakaian dan bentuk tubuh perempuan yang bakal jadi sasaran, termasuk perempuan berselubung burqa sekali pun. Mereka hanya ingin memuaskan nafsu sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan.

Deutsche Welle DW Manasi Gopalakrishnan
Foto: DW/P. Henriksen

Itu eksperimen yang dilakukan 15 tahun lalu, dan kondisi tersebut ironisnya tidak banyak berubah sampai sekarang. Padahal pemerintah India sudah mengambil langkah untuk melindungi para penumpang perempuan dari tindak kejahatan dan pelecehan seksual di kendaraan umum. Upaya tersebut antara lain, mengadakan kereta khusus perempuan dan tempat duduk khusus bagi mereka.

Pertanyaannya, akankah pemisahan ruang bagi penumpang laki-laki dan perempuan di kendaraan umum benar-benar menyelesaikan masalah?

Secara logika, ini adalah solusi jangka pendek, tidak memberi solusi jangka panjang. Tidak ada orang yang mau setiap hari dilecehkan atau digoda setiap kali hendak berangkat kerja.

Solusi jangka panjangnya, baik laki-laki dan perempuan harus sama-sama belajar untuk saling menghormati. Artinya, laki-laki harus menghormati perempuan dengan tidak memperlakukan mereka seperti mainan, yang bisa “dimanfaatkan“ kapan pun dan dimana pun mereka mau.

Adapun pemerintah-pemerintah kota harus betul-betul menegakkan undang-undang anti-kekerasan seksual. Pemerintah harus memastikan para penumpang perempuan bisa merasa aman dengan pemasangan kamera CCTV di kendaraan-kendaraan umum.

Yang harus dicatat oleh para lelaki adalah, perempuan yang keluar rumah bukan berarti mereka itu minta diperkosa. Sedangkan untuk kaum perempuan, ketahuilah bahwa tidak semua laki-laki adalah predator yang mencari mangsa untuk memuaskan nafsu.