1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Memperoleh Gelar di Jerman

Hendrik Heinze18 September 2012

Lebih dari 38.000 warga asing menyelesaikan kuliah di Jerman 2011 lalu. Jumlah itu belum pernah tercapai sebelumnya. Jerman "merekrut" mahasiswa asing, dan yang berkuliah di Jerman bangga akan gelarnya.

https://p.dw.com/p/16AsD
Bei einer Vorlesung für Betriebswirtschaftslehre an der TU Chemnitz sitzen unter den Studenten viele Chinesen. Von den 750 ausländischen Studierenden aus 70 Ländern, die sich derzeit in Chemnitz eingeschrieben haben, kommen allein 314 aus China und sind damit die größte Gruppe unter den Ausländern an der Universität. Besonders nachgefragt sind Studienangebote aus den Wirtschaftswissenschaften, aus dem Maschinenbau und der Informatik. Für die TU Chemnitz ist Asien und dabei besonders die Volksrepublik China ein attraktiver Bildungsmarkt. Besonders enge Beziehungen unterhält sie zur Fudan-Universität Shanghai und zur Beihang-Universität Peking. Foto: Wolfgang Thieme +++(c) dpa - Report+++ Für Projekt : Destination Europe Mangelnde Perspektiven und große Träume
Foto: picture alliance/dpa

Sebetulnya Ashley Haiying Wu berasal dari Shanghai. Ia juga berkuliah di Cina, kemudian bekerja untuk sebuah perusahaan elektronik. Beberapa waktu kemudian perempuan itu mendapat kesempatan untuk belajar bahasa Jerman di Freiburg. Setelah itu Wu kembali memutuskan untuk berkuliah di Jerman. Bidangnya manajemen teknik dan hukum ekonomi bagi perusahaan yang bergerak di bidang teknologi di Universitas Cottbus, di negara bagian Brandenburg.

Titel/Beschreibung: "Hat gerne an der BTU Cottbus studiert: Ashley Haiying Wu" Abgebildet: Ashley Haiying Wu Schlagworte: Chinesin, Studentin, Studieren in Deutschland, China, BTU Cottbus Bildautor: zur Verfügung gestellt von Ashley Haiying Wu. Autor unbekannt. Rechte: Zur Verwendung im Online-Artikel "Immer mehr Ausländer studieren in Deutschland", Hendrik Heinze vom 17.9.2012. Nicht frei zur Verwendung in anderen Zusammenhängen, als Symbolbild etc. zugeliefert von Hendrik Heinze
Ashley Haiying WuFoto: privat

Sekarang Ashley Haiying Wu sudah menjadi insinyur bidang jaminan kualitas dan petugas khusus urusan perlindungan data pada perusahaan raksasa Cina, Huawei yang bergerak di bidang telekomunikasi. "Saya beruntung," katanya, "Apa yang saya pelajari di Cottbus tentang teknik, perekonomian dan hukum sangat membantu pekerjaan saya. Kami adalah perusahaan Cina, tetapi setiap hari berurusan dengan undang-undang dan norma-norma Jerman. Studi saya dulu menjadi dasar yang sangat baik."

Di kantor pusat Huawei di Eropa, yaitu di Düsseldorf ia memimpin bagian penjaminan kualitas untuk Eropa Barat. Jadi ia bertanggungjawab untuk menjaga standar kualitas, perlindungan lingkungan dan keamanan. Wu adalah orang yang memperhatikan kualitas.

Lulusan Dua Kali Lipat dari 2004

Semakin banyak warga asing mengambil langkah serupa seperti Ashley Haiying Wu. Mereka mendaftarkan diri di universitas Jerman, kemudian berkuliah dan lulus ujian. Akhirnya mendapat gelar dari Jerman, entah Bachelor atau Doktor. 38.332 warga asing menyelesaikan kuliah di Jerman dengan sukses tahun 2011. Jumlah itu mencapai rekor. Dua kali lipat dari tahun 2004, dan empat kali lipat dibanding tahun 1996.

###Nicht für Flash-Galerien verwenden!### Dresden/Sachsen: Fleißig lernen Studenten im Lesesaal der Sächsischen Landesbibliothek für ihre Prüfungen. Selten sind die Plätze so besetzt wie in diesen Tagen.
Gambar simbol. Mahasiswa asing di ruang kerja di perpustakaan universitasFoto: picture-alliance/dpa

Sebagian dari 38.332 warga asing itu sudah datang ke Jerman sebelum menyelesaikan sekolah menengah atas. Atau lahir di Jerman, tetapi tetap menjadi warga negara asing.

Mahasiswa Asing di Universitas Jerman

Tetapi sebagian besar datang ke Jerman untuk berkuliah. Sebagian besar berasal dari Cina. Dari 38.332 mahasiswa asing, 5.000 berasal dari Cina. Tetapi banyak mahasiswa asing juga berasal dari Turki, Rusia dan Polandia. Kamerun termasuk dalam 20 negara terbaik. 700 mahasiswa yang tamat kuliah berasal dari negara Afrika itu. Seorang mahasiswi perempuan dari Malta juga berhasil tamat. Demikian pula dengan seorang mahasiswa dari negara kepulauan Komoro dan seorang lainnya dari kepulauan Fiji.

Jadi sepuluh persen mahasiswa yang tamat dari universitas Jerman tahun 2011 berasal dari negara lain. Jerman dengan 390 universitasnya menjadi tempat kuliah idaman banyak orang. Untuk itu Jerman mengambil langkah aktif.

"Recruiting" di Singapura dan Sao Paulo

Sören Metz menjawab panggilan telefon dalam bahasa Portugis dialek Brasil. Tetapi kemudian berganti ke bahasa Jerman. Pria berusia 32 tahun itu tinggal di São Paulo dan bekerja untuk Universitas München sebagai petugas urusan kerjasama. Metz dan kolega-koleganya yang berada di Beijing, Mumbai dan Singapura berusaha membuat Universitas München menarik bagi mahasiswa di negara-negara tersebut. Dalam waktu dekat di New York juga akan ada petugas seperti itu.

Studentinnen und Studenten aus Venezuela, Mexiko, Pakistan und Indonesien, aus China, Marokko oder dem Libanon sitzen am Mittwoch (13.10.1999) in einer Vorlesung, die am Northern Institute of Technology (NIT) der Technischen Hochschule Hamburg-Harburg (TUHH) stattfindet. Die ersten 30 Stipendiaten beginnen an der neugegründeten privaten Eliteschule ihr Master-Studium zum "Global (thinking) Engineer" ("zum global denkenden Ingenieur"). Von den Teilnehmern wird nicht nur außergewöhnliche Leistungsfähigkeit, sondern auch Leistungsbereitschaft erwartet. Das Studium wird von einer deutschen Firma über ein Stipendium finanziert und einige der jungen Leute haben von ihren jeweiligen Regierungen auch Ausbildungskredite bekommen. dpa/lno (Digitale Fotografie)
Mahasiswa asing di Universitas HamburgFoto: dpa

Metz merepresentasikan Universitas München di berbagai pameran pendidikan atau sekolah-sekolah internasional di Brasil. Dan jika pakar kimia muda asal Brasil ingin mencari tahu, apakah universitas Jerman itu tepat baginya, ia dapat bertanya kepada Sören Metz. Kantornya berlokasi di "Centro Alemão de Ciência e Inovação", di pusat ilmu pengetahuan dan inovasi Jerman di São Paulo. Di sini juga berdiri banyak kantor organisasi Jerman lainnya, termasuk yang memberikan tunjangan finansial untuk berkuliah di Jerman.

Perlu Bahasa Jerman?

Pendidikan di bidang teknik di Jerman bercitra baik di Brasil, demikian dikatakan Metz. Universitas München punya nama sangat baik di bidang teknik dan ilmu pengetahuan alam. Metz terutama mengiklankan pendidikan lanjutan dan pendidikan untuk mendapat gelar Doktor. Karena mereka yang ingin memulai kuliah sejak awal di Jerman, biasanya harus bisa berbahasa Jerman dengan baik.

"Berbeda halnya, jika orang ingin mengambil gelar Master," kata Metz. "Penawaran bidang kuliah dalam bahasa Inggris mulai tingkat ini sangat besar. Begitu halnya di Universitas München, dan juga di universitas-universitas Jerman lain, baik untuk Master maupun Doktor."

Ikut Mengiklankan Brasil

Metz dan kolega-koleganya menyebut pekerjaan mereka "recruiting". Istilah itu menunjukkan, Universitas München tidak sekedar menerima mahasiswa asing, melainkan aktif berusaha agar mahasiswa asing berkuliah di sana.

Titel/Beschreibung: "Sören Metz, Verbindungsmann der TU München in Sao Paulo, Brasilien" Abgebildet: Sören Metz Schlagworte: Brasilien, Sao Paulo, Studieren in Deutschland, Sören Metz, TU München Bildautor: zur Verfügung gestellt von Sören Metz. Autor unbekannt. Rechte: Zur Verwendung im Online-Artikel "Immer mehr Ausländer studieren in Deutschland", Hendrik Heinze vom 17.9.2012. Nicht frei zur Verwendung in anderen Zusammenhängen, als Symbolbild etc. Zulieferer: Hendrik Heinze
Sören MetzFoto: privat

Tetapi ia tidak hanya membuat München menarik bagi warga Brasil, dijelaskan Metz, melainkan juga sebaliknya. Kadang ia harus meyakinkan pihak Universitas München yang skeptis, apa yang mampu dilakukan mahasiswa Brasil dengan lebih baik. Misalnya mengadakan penelitian dalam situasi sulit, atau menawarkan sudut pandang lain. "Itu terutama penting di taraf pengambilan gelar Doktor," demikian kata Metz, "sehingga terjadi tukar-menukar pengetahuan. Jadi mereka tahu mahasiswanya pintar, terserah dari São Paulo, atau Buenos Aires atau kota kecil Jerman Oberpfaffenhofen."

Atau juga dari Shanghai. Wu dulu melewati masa-masa yang menyenangkan, ketika sebagai warga Cina berkuliah di Cottbus, Jerman Timur. Ashley Haiying Wu mengatakan, "Saya bangga, telah menyelesaikan kuliah saya di Jerman."