1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Memperbaiki Jalan Berlubang dengan Teknologi Laser

Martin Riebe22 Agustus 2014

Lubang di jalanan juga jadi masalah di Jerman. Kini dengan bantuan teknologi laser dilakukan pemindaian jalanan, untuk menemukan retakan kecil yang bisa menjadi lubang besar.

https://p.dw.com/p/1CzBD
Foto: picture-alliance/dpa

India memiliki jaringan jalan raya terbesar di dunia. Hampir setengahnya beraspal. Namun jalan raya di India tidak semuanya bisa diandalkan. Lubang dan permukaan yang bergelombang, membuat sengsara pengguna jalan raya.

Sebuah perusahaan Jerman kini membuat model 3 dimensi jalan raya di India. Nantinya model tersebut akan mencakup semua jalan penghubung utama.

Untuk itu sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan kamera dan lusinan sensor mendokumentasikan kondisi jalan raya. Sasarannya adalah mendeteksi ruas jalan yang berpotensi mengalami kerusakan seperti berlubang atau bergelombang, sebelum mengancam keselamatan pengendara. Insinyur Dieter Klasen adalah sosok di balik sistem tersebut. Dieter Klasen, Insinyur Pengembangan: "Dengan kendaraan ini kami merekam kondisi jalan raya. Dari data yang dikumpulkan kami bisa membuat korelasi antara biaya pembangunan dan nilai aktual, serta batas usia pakai jalan."

Navigasi berbasis satelit

Sebuah sistem navigasi berbasis satelit menjadi jantung sistem pengukuran buatan Klasen. Ini bisa menentukan secara akurat lokasi kendaraan. Pengumpulkan data jalan raya akan berguna jika dilengkapi dengan informasi akurat mengenai lokasi. Cahaya kilat stroboskop memindai retakan kecil di aspal.

Klasen menggunakan kamera industri beresolusi tinggi, yang membutuhkan pencahayaan maksimal untuk membuat citra yang akurat. Pencahayaan konstan dengan pulsa seperduapuluhribu detik menjamin ketajaman gambar.Klasen mengatakan:

Symbolbild - Schlagloch
Memperbaiki jalananFoto: picture-alliance/dpa

"Permukaan aspal sangat hitam dan sulit memantulkan cahaya. Sementara kami harus memotret keretakan berukuran satu militer saat mobil melaju 100 kilometer perjam. Jadi kami butuh pencahayaan yang kuat dan kecepatan rana yang sangat singkat. Cahayanya berasal dari lampu stroboskop, yang kilatannya lebih terang dari matahari. Jadi kami bisa membuat terang bayangan di bawah sinar matahari."

Memperpendek usia jalanan

Lubang terbentuk dari retakan-retakan kecil di atas permukaan aspal. Karena itu retakan memperpendek usia pakai jalan raya. Klaseen menambahkan: "Retakan ini tidak membahayakan pengguna jalan. Tapiberbahaya buat jalan itu sendiri. Air masuk ke dalam aspal melalui retakan itu. Di musim dingin air membeku dan memuai, dan retakan membesar. Bisa dilihat di sini."

Sebuah scanner laser memindai permukaan jalan, sekitar satu juta kali per detik. Alat itu mengukur lebar jalan raya dan mencari kerusakan di permukaan, serta retakan akibat roda mobil. Pada retakan tersebut air menggenang dan kendaraan yang melaju cepat bisa mengalami aquaplaning. Klasen mengatakan: "Kita melaju di jalan tua. Permukaanya sudah tidak lagi mulus dan kita bisa lihat di sini banyak retakan bekas ban mobil."

Pada bekas ban mobil semacam itulah Klasen menghitung kedalaman genangan air. Jika nilai ambang batas terlampaui, polisi harus masang rambu, agar pengemudi mengurangi kecepatan saat hujan.

Semua data yang dikumpulkan disimpan di pusat data di Erfurt. Di sini para insinyur memetakan kondisi jalan raya agar pemerintahan kota dan desa mengetahui kondisi infrastruktur di wilayahnya dan dapat merencanakan perbaikan.Chris Bischoff, Insinyur Teknik Sipil: "Semua data yang dihimpun kendaraan pengkur, diteruskan ke saya untuk dianalisa, dan diberi nilai satu sampai lima. Nilai lima artinya sangat buruk, seperti terlihat di sini pada tanda warna merah. Sementara biru artinya sangat bagus."

Barbasis nilai ini pemerintah setempat bisa memutuskan ruas jalan mana yang paling membutuhkan perbaikan, agar pembentukan lubang jalan bisa dicegah.