1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Media Ungkap Kegiatan NSA dan CIA di Jerman

Wolfgang Dick20 November 2013

Agen rahasia Amerika Serikat bisa beroperasi dari Jerman dengan dukungan militer. Dinas rahasia Jerman ikut membantu serangan drone (pesawat tanpa awak) ke Somalia.

https://p.dw.com/p/1ALN1
Pangkalan militer AS Ramstein di JermanFoto: picture alliance / AP Photo ir

Stasiun siaran NDR dan harian Süddeutsche Zeitung melakukan investigasi rahasia selama dua tahun untuk mengungkap kegiatan agen dinas rahasia Amerika Serikat di Jerman. Operasi spionase itu terutama dipusatkan di markas-markas militer Amerika yang ada di Jerman, antara lain di markas militer Ramstein dan Stuttgart.

Menurut laporan NDR, operasi rahasia di Stuttgart mengkoordinasi serangan-serangan drone yang mematikan ke Somalia. "Di markas militer Stuttgart, ada juga perwira militer Jerman yang ikut membantu. Operasi yang dinamakan 'africom' disepakati bersama dengan pemerintah Jerman", kata John Goetz dari NDR.

John Goetz adalah salah satu dari sekitar 20 jurnalis NDR dan Süddetusche Zeitung yang diturunkan untuk menyelidiki kegiatan CIA dan NSA di Jerman. Mereka juga menginvestigasi kerjasama dinas rahasia Amerika dan Jerman. Saat ini, masih ada sekitar 43.000 serdadu Amerika Serikat yang ditempatkan di Jerman. Markas-markas militer Amerika di Jerman inilah yang jadi kantor operasi CIA dan NSA.

Operasi rahasia

NDR dan Süddeutsche Zeitung menurunkan laporan khusus dalam serial yang diberi judul "Geheimer Krieg" (Perang Rahasia). Anggota dinas rahasia Amerika Serikat dilaporkan punya kewenangan luas di Jerman, misalnya untuk memeriksa barang-barang muatan kapal atau peti kemas di pelabuhan-pelabuhan Jerman.

Agen rahasia Amerika misalnya bisa menghentikan pengiriman barang atau memutuskan barang mana yang boleh diangkut ke atas kapal. Menurut laporan NDR, Amerika juga punya ijin khusus untuk melakukan pengintaian dan pelacakan, termasuk mengikuti jejak seseorang dengan pelacakan lewat satelit.

Dinas rahasia Jerman bekerjasama dengan agen rahasia Amerika untuk melakukan interogasi pada pemohon suaka di Jerman atau membatasi gerakan orang yang dicurigai. Dalam satu contoh kasus disebutkan, dinas rahasia mencegah seorang warga Estonia naik pesawat, sekalipun tidak ada perintah pengusutan dari kepolisian. Dalam kasus lain, seorang pemohon suaka asal Somalia diinterogasi tentang kegiatan dan struktur milisi Al Shabaab. Ia dijanjikan mendapat kemudahan suaka kalau memberi informasi itu.

Bukan dari data-data Snowden

Kedutaan Amerika di Berlin menolak menanggapi laporan itu. Pemerintah Jerman sampai saat ini juga berdiam diri dan hanya menerangkan, akan memeriksa laporan-laporan selanjutnya.

Jurnalis NDR John Goetz menerangkan, mereka berbicara dengan banyak bekas agen rahasia. Semua laporan itu dibuat sesuai dengan bukti-bukti yang ditemukan di lapangan. Investigasi khusus itu dimulai dua tahun lalu, setelah beberapa wartawan menemukan keganjilan di peta digital Google Map. Pada beberapa lokasi, peta menunjukkan gambar kabur atau menunjukkan hutan, padahal tidak ada hutan di tempat itu. Setelah diselidiki, ternyata tempat-tempat itu merupakan pos operasi dinas rahasia Amerika Serikat.

John Goetz menerangkan, hasil investigasi ini tidak berasal dari data-data yang dibocorkan Edward Snowden. NDR dan Süddetusche Zeitung melakukan investigasi sendiri "dengan cara-cara klasik".

Pengamat hukum di Jerman berpendapat, jika dinas rahasia Jerman terlibat dalam aksi penyiksaan atau penculikan, mereka bahkan bisa dituntut secara hukum. "Dalam undang-undang, memang ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah aksi terorisme, tapi semuanya tetap harus dalam kerangka negara hukum," tandas Paul Kirchhof, mantan hakim di Mahkamah Konstitusi.