1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Medan Perang di Dunia Maya

Wolfgang Dick16 November 2013

Tindakan kriminal di dunia maya belakangan mulai merajalela. Aktor terbesar adalah negara dan dinas rahasia yang memiliki dana nyaris tidak terbatas. Sebaliknya pemain kelas kacang berkutat di pasar gelap

https://p.dw.com/p/1AILs
Foto: picture-alliance/dpa

Pesawat bisa dijatuhkan dari langit, pabrik kimia dan pembangkit listrik tenaga nuklir bisa dimanipulasi. Serangan-serangan di dunia maya oleh teroris dan dinas rahasia belakangan mulai merebak. "Ada kasus-kasus, di mana produsen piranti lunak dan Hacker bisa memanipulasi sistem pembangkit listrik nuklir hingga nyaris terjadi malapetaka," kata Sandro Gaycken, pakar keamanan komputer di departemen matematika dan informatika Free University di Berlin.

Gaycken tidak cuma menangani perusahaan swasta tetapi juga institusi pemerintaha di banyak negara. Bidang kerjanya mencakup perang dan keamanan dunia maya. Ia yakin, sekitar 500 anggota kepolisian dan pakar keamanan yang dikumpulkan oleh Jawatan Kriminal Federal di Wiesbaden akan mengerti dimensi perang tersebut.

"Kita khawatir kelompok tertentu berusaha menyeret negara-negara lain ke dalam konflik di Timur Tengah," katanya yang menggambarkan dimensi perang cyber dalam bukunya "Cyberwar".

"Bendera Palsu" sebarkan konflik

Oleh orang dalam metode serangan semacam itu diberi nama "False Flag Operation". Seorang Hacker menyebarkan informasi di internet "di bawah bendera palsu," yang memiliki struktur digital serupa dengan milik salah satu negara. Sebanyak 231 operasi semacam itu dilancarkan tahun 2011, kata Gaycken.

Ancaman besar juga muncul dalam bentuk spionase industri. Gaycken menyebut misalnya proyek "Genie", yang menanamkan "pintu belakang pada produk-produk IT. Untuk itu dikeluarkan biaya 652 juta US Dollar." Proyek tersebut memungkinkan pemilik mengakses puluhan ribu komputer di seluruh dunia. Saat ini hacker juga berhasil memanipulasi komputer yang tidak terhubung pada jejaring, yakni dengan menggunakan sinyal suara berfrekuensi tinggi.

Deutschland Internet Sandro Gaycken
Sandro GayckenFoto: picture-alliance/dpa

Pidato Gayckens membuat tegang ratusan petugas kepolisian yang berkumpul di balai kota. Awalnya mereka berharap mendapat informasi bagaimana menghadang geliat organisasi kriminal di Internet dan mengandangkan pelakunya. Tapi apa yang ditampilkan Gayckens, melampaui bayangan paling liar seorang perwira menengah kepolisian dan membuat kebocoran informasi yang dilakukan Edward Snowden layaknya pekerjaan siswa sekolah.

Menurut Sandro Gaycken, saat ini piranti lunak yang digunakan di seluruh dunia memiliki titik kelemahan fatal, "keamanan IT kita saat ini sedang buruk, sebagian bahkan dalam kondisi yang tidak terbayangkan." Menurutnya industri keamanan IT selama ini berlari di belakang.

Aktor berkocek tebal

Kendati begitu Gyckens harus mengakui, manipulasi dunia maya yang dijadikan contoh olehnya saat ini cuma bisa dilakukan oleh aktor berkocek tebal, dengan kata lain oleh negara dan dinas rahasia.

Yang berbahaya menurutnya adalah pasar gelap yang menawarkan jasa hacker. Mereka memang bekerja secara legal di bidang keamanan komputer, tetapi menawarkan jasa untuk pihak lain, "kami sering mendengar, jika ada orang yang mengetuk pintu dengan uang sekoper, tidak semuanya akan menolak," katanya.

Korban terbesar serangan-serangan cyber dan operasi kriminal saat ini adalah sektor keuangan. Sasaran para kriminal adalah mencuri apa yang disebut sebagai "Source Code" dari perusahaan keamanan. Source Code adalah jantung sebuah program. Yang paling sering menjadi incaran adalah kode program untuk perdagangan berfrekuensi tinggi.

Hal ini diperparah dengan kebiasaan bank-bank besar yang tidak melaporkan kasus manipulasi pasar uang agar tidak menakut-nakuti pelanggan atau membuka kelemahan sendiri kepada publik umum.