1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Manusia dan Neanderthal 'Berbagi Eropa'

cp/vlz (afp, ap, rtr)22 Agustus 2014

Manusia dan Neanderthal hidup berdampingan di Eropa selama 5 milenium lebih. Ini kesimpulan riset penanggalan radiokarbon yang mengindikasikan manusia modern tak sekedar menggantikan sepupu hominidnya.

https://p.dw.com/p/1CynE
Foto: picture-alliance/dpa

Penulis studi yang dipublikasikan jurnal Nature menyimpulkan adanya probabilitas tinggi bahwa kantong-kantong kultur Neanderthal bertahan hingga antara 41.030 dan 39.260 tahun lalu.

Periset menggunakan teknik penanggalan radiokarbon baru dan model matematis untuk memeriksa sekitar 200 sampel dari 40 lokasi yang terbentang mulai dari Spanyol hingga Rusia.

Temuan ini tampaknya mendukung teori bahwa Homo neanderthalensis hidup berdampingan dengan Homo sapiens - yang baru tiba di Eropa belakangan, yakni sekitar 45.000 hingga 43.000 tahun lalu - jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Ilmuwan telah lama memahami bahwa sejumlah gen Neanderthal dapat ditemukan pada DNA manusia modern, yang menunjukkan kemungkinan adanya kawin silang. Namun komunitas ilmiah masih belum dapat menentukan sejauh apa kontak di antara kedua spesies.

Saling jaga jarak

Peneliti memakai metode ultrafiltrasi khusus untuk memisahkan materi organik yang asli, seperti tulang, dari cemaran yang terdeposit pada kemudian hari. Tampaknya meski kedua spesies hominid hidup berdampingan, masing-masing memilih untuk menjaga jarak dan hidup terpisah. "Yang tidak kami temukan adalah bukti tumpang tindih spasial," ungkap pimpinan studi, Thomas Higham, seorang arkeolog di Universitas Oxford, merujuk pada pola permukiman.

Meskipun begitu, terdapat bukti yang menandai bahwa kultur Neanderthal tahap akhir terpengaruh oleh manusia modern, dengan artefak yang ditemukan pada lokasi-lokasi Neanderthal serupa dengan barang-barang yang diperkenalkan ke Eropa oleh nenek moyang manusia modern yang bermigrasi.

Serapan kultur mungkin terjadi ketika Neanderthal, yang namanya berasal dari sebuah lembah di bagian barat Jerman, didorong keluar dari wilayah mereka. Para penulis studi menduga adanya mozaik populasi di mana Neanderthal secara perlahan menjadi kurang menonjol.

"Mereka pada akhirnya kalah kompetisi," kata Higham. "Neanderthal tidak sepenuhnya punah, karena sebagian gen mereka terdapat dalam gen kita saat ini," tambahnya.

cp/vlz (afp, ap, rtr)