1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia Ralat Info Penting soal MH370

1 April 2014

Pemerintah Malaysia meralat kata-kata terakhir dari kokpit MH370 yang hilang. Sebelumnya negara jiran itu menghadapi badai kritik terkait penanganan krisis yang menimbulkan kemarahan berbagai pihak.

https://p.dw.com/p/1BZSF
Foto: picture-alliance/dpa

Kata-kata terakhir dari kokpit jet Malaysia yang sebenarnya adalah “Selamat malam Malaysia tiga tujuh nol“, bukan “Baiklah, selamat malam,“ sebagaimana yang pernah mereka sampaikan sebelumnya.

Koreksi itu baru muncul tiga pekan setelah Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang bersama 239 penumpang yang ada di dalam pesawat. Sebelumnya kritik keras muncul dari pemerintah dan masyarakat Cina serta keluarga para penumpang, yang menuding Malaysia menyembunyikan informasi dan melakukan berbagai kesalahan dalam pencarian.

Malaysia mengatakan pesawat itu secara sengaja dibelokkan, kemungkinan oleh seorang penerbang yang sangat terampil, mendorong spekulasi keterlibatan satu atau lebih pilot di dalam pesawat. Para penyelidik, bagaimanapun, telah menemukan tidak adanya motif atau tanda-tanda ada yang berbahaya dari latar belakang 227 penumpang dan 12 kru pesawat.

“Kami ingin mengkonfirmasi bahwa percakapan terakhir dalam transkrip diantara pengawas udara dan kokpit terjadi pada 01:19 8Waktu Malaysia) dan isinya ”Selamat malam Malaysia Tiga Tujuh Nol,” kata Departemen Penerbangan Sipil Malaysia dalam pernyataan terakhirnya.

Duta besar Malaysia untuk Cina sebelumnya mengatakan kepada para keluarga penumpang di Beijing pada 12 Maret lalu bahwa kata-kata terakhir adalah ”Baiklah, selamat malam”. Sekitar dua pertiga penumpang berasal dari Cina.

Dalam pernyataannya, pihak Malaysia mengatakan masih melakukan ”penyelidikan forensik” untuk memastikan apakah kata-kata terakhir itu muncul dari pilot atau co-pilot. Malaysia Airlines sebelumnya menyatakan kata-kata itu keluar dari co-pilot.

Kemungkinan masih lama

Analisis hati-hati atas data radar dan informasi satelit yang terbatas akhirnya mendorong tim pencari memfokuskan upaya di selatan Samudera Hindia, sebelah barat Perth Australia, namun upaya ini masih gagal menemukan adanya tanda-tanda jet yang hilang.

Koordinator pencarian memperingatkan bahwa perburuan itu akan bisa berlarut-larut sampai beberapa waktu ke depan.

”Dalam hal ini, posisi terakhir yang diketahui itu jauh, sangat jauh dari tempat yang menjadi tujuan pesawat,” kata kepala badan koordinasi operasi pencarian dari Australia, Marsekal (Purn.) Angus Houston.

“Ini sangat kompleks, sangat banyak tuntutan dan kami tidak punya informasi keras seperti yang biasanya kami punya,” kata dia.

Boeing 777 menghilang dari radar sipil pada jam-jam awal 8 Maret saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Beberapa menit kemudian komunikasi terputus dan pesawat membelok tajam melewati Malaysia dan menuju ke Samudera Hindia.

ab/hp (afp,ap,rtr)