1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia dan Indonesia Setuju Tampung Pengungsi

Hendra Pasuhuk20 Mei 2015

Malaysia dan Indonesia menyatakan siap menampung pengungsi Rohingya untuk setahun. Sebelumnya Filipina sudah membuat pernyataan serupa. Ini terobosan baru dalam upaya penanganan pengungsi yang kelaparan di tengah laut.

https://p.dw.com/p/1FT2X
Foto: picture-alliance/dpa/F. Ismail

Malaysia dan Indonesia hari Rabu (20/05) menyatakan siap menerima pengungsi Rohingya yang terkatung-katung di tengah laut di daerah perairannya. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri kedua negara setelah melakukan konsultasi dengan menlu Thailand di Putrajaya, Malaysia (gambar).

"Indonesia dan Malaysia sepakat untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada 7000 imigran tidak resmi yang berada di laut", kata Menlu Malaysia Anifah Aman kepada wartawan di Putrajaya.

Malaysia dan Indonesia juga menerangkan siap membangun tempat penampungan sementara untuk satu tahun bagi para pengungsi. Menlu Anifah Aman dan Menlu Indonesia Retno Marsudi menambahkan, kedua negara juga mengundang negara-negara lain untuk bergabung dalam upaya ini.

Perwakilan Lembaga Bantuan Pengungsi PBB, UNHCR di Jenewa menyatakan menyambut baik niat Malaysia dan Indonesia. Para pengungsi harus secepatnya dibawa ke darat dan mendapat perawatan tanpa tertunda lagi, demikian disebutkan.

Tidak akan diusir lagi

Anifah Aman menegaskan, penolakan kapal dan penarikan kembali ke tengah laut "tidak akan terjadi lagi". Indonesia, Malaysia dan Thailand sempat dikritik lembaga internasional karena mengusir dan menarik kembali kapal pengungsi ke tengah laut.

Indonesia dan Malaysia menyatakan akan menjamin nasib lebih dari 7.000 orang yang sekarang masih terkatung-katung di sekitar Selat Malaka. Tapi Menlu Malaysia Anifah Aman menandaskan, hanya akan menerima pengungsi yang "saat ini ada di tengah laut", dan tidak berniat menerima pengungsi baru dari Myanmar.

Indonesien Rohingya Flüchtlinge
Pengungsi Rohingya yang diselamatkan dibawa ke pelabuhan Desa Julok, Kuta Binje, AcehFoto: Reuters/Beawiharta

Menteri Luar Negeri Thailand Tanasak Patimapragorn yang ikut dalam konsultasi di Putrajaya belum membuat pernyataan dan menerangkan masih harus membahas hasil pertemuan itu dengan pemerintahnya. Sekitar 3000 pengungsi berenang ke pantai atau berhasil diselamatkan dalam beberapa hari terakhir. Diperkirakan masih ada 4000 pengungsi di kapal-kapal yang penuh sesak di perairan lepas pantai.

Diselamatkan nelayan lokal

Ratusan pengungsi kembali diselamatkan oleh nelayan Aceh dari kapal yang terancam karam di lepas pantai Aceh. Menurut keterangan pejabat dan nelayan lokal, ada 433 orang yang dibawa ke tempat-tempat penampungan di Aceh Timur.

Berdasarkan konsultasi dengan Badan Pengungsi PBB, UNHCR dan Organisasi Imigran Internasional, IOM, para pengungsi akan didata. Masih belum jelas bagaimana prosedur selanjutnya. Pejabat Indonedia dan Malaysia mengatakan, mereka yang memegang kewarganegaraan Bangladesh akan dipulangkan, karena mereka "pengungsi ekonomi".

Wakil Presiden Jusuf Kalla menerangkan, pengungsi memang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu pengungsi etnis Rohingya dan pengungsi asal Bangladesh. Penanganan kedua kelompok itu berbeda karena alasan mereka mengungsi juga berbeda.

"Jadi nanti contohnya orang Bangladesh harus kembali karena dia pengungsi ekonomi," kata Jusuf Kalla di kantornya di Jakarta. Sementara untuk pengungsi etnis Rohingya, pemerintah Indonesia akan memberi tempat sementara untuk jangka waktu tertentu.

hp/vlz (afp, rtr, dpa)