1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

020909 Afghanistan Drogen

2 September 2009

Namun tahun ini penanaman opium di Afghanistan menurun drastis, demikian disebutkan dalam laporan organisasi PBB untuk Urusan Narkotika dan Kejahatan UNODC.

https://p.dw.com/p/JNuL
Perkebunan bunga opium di AfghanistanFoto: DW-TV

Jika melihat sekilas angka yang dikeluarkan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk narkotika dan kejahatan, UNODC, dalam laporan terbarunya, sebetulnya angka itu tampak memberi harapan. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa produksi opium di kawasan Hindukush menurun tajam. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penanaman bunga opium di tahun ini menurun 22 persen. Demikian ditulis dalam laporan UNODC yang disampaikan di ibukota Afghanistan, Kabul. Opium disaripatikan dari bunga opium, kemudian disuling menjadi heroin atau morfin.

Sementara itu, menteri Afghanistan untuk urusan pemberantasan narkotika, Jenderal Khodaidad, menyebutkan bahwa kini dua pertiga dari seluruh propinsi di Afghanistan tidak menanam bunga opium lagi.

"Tahun lalu 18 propinsi bebas dari penanam bunga opium, kini jumlahnya mencapai 20 propinsi.“

Menteri Anti-Narkotika Khodaidad mengatakan, perkembangan positif ini berkat upaya luas organisasi luar negeri dan pemerintah Afghanistan dalam pemberantasan obat terlarang. Namun jika melihat statistikanya lebih cermat, turunnya produksi opium tidak seimbang dengan turunnya penanaman bunga opium. Produksi opium hanya menurun 10%. Hal ini disebabkan oleh metode penanaman bunga opium yang lebih efisien. Hasil olahan para petani dari satu bunga opium berkat metode baru itu, lebih banyak dari sebelumnya.

Afghanistan tetap merupakan negara produsen opium terbesar di seluruh dunia. Setiap tahunnya dibutuhkan hingga 7000 ton opium untuk memenuhi permintaan dunia. Meskipun tawaran opiumnya melebihi kebutuhan yang ada, harganya tetap relatif stabil. Berdasarkan perkiraan UNODC, sebagian besar narkotika ditimbun.

Organisasi PBB untuk narkotika dan kejahatan menaksir, nilai opium yang diproduksi di Afghanistan mencapai harga hingga 440 juta dolar AS. Itu berarti, hampir empat persen dari produk domestik brutto Afghanistan. Padahal di tahun sebelumnya, mencapai tujuh persen. Sebagian besar gerakan pemberontakan di Afghanistan didanai dari hasil penanaman dan penjualan narkotika. Di selatan negara itu, yang merupakan kawasan kekuasaan pemberontak Taliban, terdapat sebagian besar lahan perkebunan tanaman bunga opium. Demikian kepala organisasi UNODC, Antonio Maria Costa, di Kabul. Ia memaparkan .

"Opium, sebagian besar ditanam di lima propinsi di selatan Afghanistan, seperti Farah, Helmand, Kandahar, Uruzgan. Jumlah pemberontak di propinsi itu sangatlah besar.“

Di semua propinsi itu memang pasukan pelindung internasional ISAF dialokasikan. Namun tugas utama pasukan internasional itu adalah menjaga dan menjamin kestabilan keamanan di kawasan tersebut. Demikian Jenderal Middendorf, komandan kontingen Belanda di Urzgan hingga Agustus lalu, memaparkan posisi ISAF menurut hukum:

"Pemberantasan narkotika bukan bagian dari tugas kami. Kami bukan aparat pengusutan tindak pidana.“

Sabine Matthay / Andriani Nangoy

Editor: Ayu Purwaningsih