1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lapisan Es Greenland Mencair Semakin Cepat

13 Maret 2012

Peneliti memperingatkan, lapisan es abadi di Greenland dapat mencair lebih cepat dari perhitungan semula, jika pemanasan global menaikkan suhu rata-rata 1,6 derajat Celsius.

https://p.dw.com/p/14K8N
Foto: DW/Irene Quaile

Sebuah simulasi komputer terbaru yang dibuat para ilmuwan di Institut untuk Riset Iklim di Potsdam PIK, Jerman bersama ilmuwan Universidad Computense de Madrid, Spanyol, menunjukkan, lapisan es abadi di Greenland kemungkinan lebih peka terhadap pemanasan global dibanding perkiraan semula. Ambang batas kritis  mencairnya lapisan es abadi, berdasarkan model terbaru menunjukkan spektrum antara 0,8 hingga 3,2 derajat Celsius pemanasan global.

Ambang batas kritis dari model perbedaan suhu dari skenario ini, dalam arti kemungkinan terbesar mencairnya lapisan es abadi di Greenland, adalah pada peningkatan suhu global rata-rata 1,6 derajat Celsius dibanding temperatur global pada awal zaman industri. Para peneliti melaporkan, hingga kini tercatat kenaikan suhu rata-rata 0,8 derajat Celsius.

Jika seluruh lapisan es abadi yang menutupi Greenland mencair, dampaknya adalah naiknya muka air laut global setinggi beberapa meter.

Lapisan es mencair lebih cepat

Greenland sekitar 85 persennya atau lebih dari 1,7 juta meter persegi tertutup lapisan es abadi setebal rata-rata 3.000 meter. Model sebelumnya memperhitungkan ambang batas kritis naiknya suhu global rata-rata 3,1 derajat Celsius bagi pencairan lapisan es abadi itu.

Skenario terbaru, menurunkan ambang batas kritis pemanasan global hingga separuhnya. Dengan itu, target pengereman kenaikan suhu global pada tingkat rata-rata 2 derajat Celsius yang digariskan panel iklim dunia IPCC, bagi lapisan es di Greenland masih terlalu tinggi.

Grönland Klimawandel Eisschmelze im Rekordtempo Ilulissat Eisfjord Fischerboot
Kawasan perairan sekitar Greenland dipenuhi bongkahan es yang mencair.Foto: dapd

Dewan kutub utara pada tahun lalu mempublikasikan laporan, yang memperingatkan bahwa lapisan es abadi di Greenland mencair lebih cepat dibanding prognosa semula. Dengan begitu, peramalan naiknya muka air laut hingga tahun 2100 akan lebih tinggi dibanding perhitungan IPCC.

Panel iklim dunia pada tahun 2007 meramalkan kenaikan permukaan laut antara 18 hingga 59 sentimeter akibat pemanasan global. Namun pada saat itu belum ada data akurat terkait pencairan lapisan es di sekitar kutub utara,

Efek dramatis bagi kawasan pesisir

Penelitian terbaru PIK berbasis pada simulasi komputer terbaru lapisan es abadi Greenland serta iklim regional. Data menunjukkan, kawasan ini memanas dua kali lipat lebih cepat dibanding rata-rata pemanasan global. Model simulasi terbaru itu juga memasukan parameter efek timbal balik dalam algoritmanya.

Grönland Eisschmelze Kangerdlussuaq
Pencairan lapisan es akan menaikkan muka air laut yang mengancam jutaan warga pesisir.Foto: AP

Seberapa lama hingga lapisan es abadi yang menutupi Greenland akan mencair seluruhnya, amat tergantung dari tingkat pemanasan global. "Semakin banyak batasan kritis terlampaui, semakin cepat pencairannya", kata Alexander Robinson, penulis utama riset model iklim terbaru yang dipublikasikannya pada jurnal ilmiah Nature Climate Change.

"Jika aktivitas manusia terus memproduksi emisi gas rumah kaca tanpa pengereman, dalam jangka panjang diperhitungkan kenaikan suhu global rata-rata 8 derajat Celsius", papar Robinson. Pada kenaikan suhu global rata-rata 8 derajat Celsius, lapisan es abadi di Greenland akan mencair total dalam waktu 2.000 tahun.

Jika kenaikan suhu global, berhasil ditahan pada tingkat rata-rata 2 derajat Celsius, seperti target IPCC, pencairan seluruh lapisan es abadi di Greenland akan terjadi dalam kurun waktu 50.000 tahun.

Mencairnya lapisan es abadi di Greenland, sebagai salah satu efek dramatis perubahan iklim, akan berdampak pada kehidupan jutaan manusia yang menghuni kawasan pantai. Naiknya muka air laut setinggi beberapa meter, akan menenggelamkan kota-kota metropolitan berpenduduk padat di kawasan pesisir. Sejumlah negara kepulauan juga akan lenyap, tenggelam akibat naiknya muka air laut.

Irene Quaile/Agus Setiawan