1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Langkah Demokrasi dalam Musik

13 September 2009

60 tahun yang lalu konstitusi Jerman dirumuskan. 20 tahun sudah lewat sejak tembok yang memisahkan Jerman Barat dan Timur runtuh. 10 tahun yang lalu Beethovenfest kembali diadakan di Bonn. Bagaimana ketiganya dirayakan?

https://p.dw.com/p/JcZ2
Museum Alexander König di BonnFoto: picture-alliance/dpa

Untuk merayakan beberapa peristiwa bersejarah ini, dalam rangka festival musik Beethovenfest diadakan serangkaian konser, yang disebut Weg der Demokratie atau dalam bahasa Indonesianya: jalan demokrasi. Proyek ini terdiri dari 14 konser di enam lokasi bersejarah di Bonn, antara lain di Palais Schaumburg yang menjadi tempat kerja Kanselir Jerman hingga tahun 1976 dan di Museum König, gedung yang menjadi tempat perumusan konstitusi Jerman tahun 1949 lalu. Pengunjung yang datang bukan hanya ingin mendengarkan musik yang indah, melainkan juga ingin melihat bangunan yang bersejarah.

Palais Schaumburg in Bonn
Palais SchaumburgFoto: AP

Menampilkan 60 tahun sejarah Jerman yang dikaitkan dengan bangunan-bangunan bersejarah, yang sebagian tidak selalu terbuka untuk umum tidak mudah. Apalagi jika ini dikaitkan dengan musik yang berkembang dalam 60 tahun terakhir. Demikian dikatakan Tilman Schlömp, ketua bidang seni dalam festival Beethovenfest. Tetapi tekad untuk mewujudkan ide tersebut berhasil. Musik yang ditampilkan dibagi dalam enam dekade sejarah, mulai dari tahun 1949 hingga 2009.


Jazz di Museum Zoologi

Beethovenfest 2009 John Goldsby Quintett
John Goldsby Quintett (06/09/09)Foto: Barbara Frommann

Pukul 11 hari Minggu siang (06/09) konser pertama dimulai. John Goldsby Quintett memainkan musik dekade pertama di gedung Museum Koenig, yang sampai sekarang masih menjadi museum zoologi. Tahun 1949 Jerman masih diselubungi reruntuhan akibat perang, sehingga para perumus konstitusi tidak mempunyai banyak alternatif untuk mengadakan sidang. John Goldsby Quintett memainkan karya-karya musisi Jazz yang populer di AS segera setelah PD II, antara lain Miles Davis, Thelonius Monk, Benny Goodman, Duke Ellington dan Charlie Parker.

Beethovenfest 2009 Stefan Litwin
Stefan Litwin (06/09/09)Foto: Barbara Frommann



Meskipun paduan antara lokasi dan musiknya serasi, penyelenggara festival bukan hanya bermaksud untuk memperkaya lokasi-lokasi bersejarah dengan musik yang indah. Mereka juga ingin menunjukkan konstras. Misalnya di tempat yang dulunya menjadi ruang sidang para wakil negara bagian. "Di ruang itu ada meja-meja besar dan lambang semua negara bagian Jerman tergantung di dinding. Tampak sangat kuno. Kemudian kami mendapat ide untuk mengadakan table percussion di ruang itu," demikian kata Tilman Schlömp. Dan itulah yang dapat didengar dalam konser istimewa di Bonn.

Perkusi dan Metronom

Duke Ellington
Duke Ellington (1941)Foto: AP

Di meja tempat dulu politisi kehormatan duduk, terdengar ketukan-ketukan. Juga piring-piring yang berputar, ketukan alat-alat makan, suara tertawa, mengobrol dan memaki. Begitu kira-kira komposisi karya Dieter Schnebel yang disebut Bauernszene atau dalam bahasa Indonesianya kira-kira berarti: suasana di pertanian. Schlömp mengatakan, "Memang itu idenya. Kami ingin memadukan ruang yang konservatif dengan musik yang tidak umum."

Pianis kenamaan Stephan Litwin membawakan musik dari tahun 1959 hingga 1969. Misalnya karya Helmut Lachenmann dan John Cage. Di samping itu, dalam konser di Palais Schaumburg itu juga terdengar karya György Ligeti Poème Symphonique. 100 metronom ditempatkan untuk merealisasikan karya tersebut. Alat yang digunakan untuk menentukan tempo, terutama jika memainkan musik, dalam jumlah besar kadang terdengar seperti gelombang suara, dan kadang berdetik dengan lembut.

Beethovenfest 2009 Beethoven Trio Bonn
Beethoven Trio Bonn di gedung Deutsche Welle (06/09/09)Foto: Barbara Frommann



Litwin yang lahir tahun 1960 di Mexiko mengatakan, "Sebagai anak pengungsi Yahudi, saya hanya mengenal Jerman dari luar negeri, demikian halnya dengan langkah menuju demokrasi yang sangat sulit. Saya tentu mendengar krisis dalam 60 tahun sejarah Jerman. Mulai dari perlawanan mahasiswa, pembunuhan aktivis mahasiswa Rudi Dutschke, sampai RAF". Menurut Litwin, krisis menghasilkan produktivitas, baik dalam hidup maupun seni. Seni juga tidak akan berkembang tanpa krisis, demikian Litwin.

Upaya Pembebasan Diri

Astor Piazzolla
Musisi asal Argentina, Astor PiazzollaFoto: dpa



1989 bukan saja tahun runtuhnya tembok yang memisahkan Jerman Barat dan Timur. Ini juga tahun masuknya Tango Nuevo atau Tango baru di Jerman. Jenis musik ini menjadi upaya mengembangkan musik Tango dari Argentina yang dikenal dengan sebutan Tango Argentino dengan interpretasi baru dan tuntutan seni modern. Jadi ibaratnya upaya mencari kebebasan dari kekangan jenis musik yang sudah umum.

Kelompok Beethoven Trio Bonn yang terdiri dari tiga musisi pemain biola, cello dan piano memainkan karya-karya Astor Piazzolla yang dianggap sebagai penggagas jenis musik Tango Nuevo. Konser mereka diadakan di gedung Deutsche Welle. Konser ini menjadi bagian terakhir rangkaian konser untuk merayakan 60 tahun berdirinya negara Jerman.

Anastassia Boutsko / Marjory Linardy

Editor: Yuniman Farid