1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lagi, TKW Disiksa Hingga Mati di Arab Saudi

23 Maret 2007

Ketika para penggiat HAM Indonesia sedang menyuarakan hak tenaga kerja Indonesia di sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, seorang tnaga krja perempuan di Arab Saudi tewas ditangan majikannya.

https://p.dw.com/p/CP7m

Menurut keterangan polisi setempat yang dikutip harian Saudi Gazette, isteri majikan korban yang berprofesi sebagai guru sekolah memukul korban berkali-kali dengan benda keras serta sengaja membakar lengan korban. Korban akhirnya dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi mengenaskan.

Selain luka bakar, korban juga mengalami patah tulang di bagian rusuknya. Saat ini Suami Isteri itu sudah diamankan pihak kepolisian untuk diperiksa lebih lanjut. Kasus penyiksaan tersebut menambah daftar panjang perlakuan tak manusiawi yang harus diterima tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Wahyu Susilo dari LSM Migrant Care menyangkan buruknya kondisi tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi,

“lebih para lagi, status mereka tidak dianggap sebagai pekerja, sehingga mereka tidak dilindungi oleh Undang-Undang tenaga kerja di sana. Dan konstruksi masyarakat yang Patriarkis di Arab Saudi menganggap mereka sebagai barang yang bisa dipekerjakan semaunya.”

Celakanya tidak satupun dari perwakilan Indonesia di Arab Saudi tahu tentang kasus penyiksaan yang dialami tenaga kerja perempuan Indonesia itu. Padahal kasus tersebut mendapat porsi yang lumayan dalam pemberitaan sejumlah media massa Arab Saudi. Kepala Bidang ketenagakerjaan di Konsulat Jendral Indonesia di Jeddah, Agus Suwandi ketika dihubungi DW mengaku tak tahu apa apa tentang kasus yang terjadi di wilayah kerjanya itu.

Pun Atase Tenaga Kerja di Kedutaan Besar di Riyadh, Sukamto Javaladi berdalih, meskipun sempat membaca beritanya di surat kabar, dirinya tidak bisa mengambil langkah konkret lantaran kasus tersebut terjadi bukan di wilayah kerjanya. Menanggapi hal tersebut Wahyu Susilo dari Migrant Care menuding pemerintah Indonesia cuma mengincar duit dari ekspor tenaga kerja, tanpa mau peduli atas nasib para TKI. Susilo juga mengecam tindak-tanduk perwakilan RI di Arab saudi yang menurutnya cuma menjadi makelar buruh migran.

“Ada keengganan dari pemerintah untuk menangani kasus ini, karena merasa bahwa kasus-kasus buruh migran hanya beban mereka. Karena memang orientasi utama pemerintah adalah mengakumulasi sebanyak-banyaknya devisa dari buruh migran"

Lebih lanjut Susilo mendesak pemerintah agar membuat kesepakatan dengan kerajaan Arab Saudi untuk menjamin nasib tenaga kerja Indonesia. Berbeda dengan Filipina, pemerintah sampai saat ini memang belum membuat kesepakatan apapun dengan Arab Saudi terkait kondisi buruh Indonesia.

Pemerintah Filipina malah lebih ketat lagi, setiap majikan yang ingin mempekerjakan tenaga kerja asal negaranya, harus mengikuti proses seleksi ketat berikut wawancara di kedutaan. Kedutaan Indonesia di Arab Saudi pun sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah adanya majikan-majikan nakal yang mempekerjakan tenaga kerja asal Indonesia. Sukamto Javaladi, Atase ketenagakerjaan di KBRI Indonesia di Riyadh,

“Sekarang ini kita punya data. Yaitu data-data majikan yang pernah memperlakukan TKW secara tidak manusiawi, seperti menyiksa atau tidak menggaji, ini tidak diberi kesempatan lagi untuk mempekerjakan tenaga kerja Indonesia.”

Tapi apa lacur, nasi sudah menjadi bubur. Sampai berita ini diturunkan, masih belum diketahui identitas tenaga kerja perempuan Indonesia yang tewas disiksa majikannya itu. Kedutaan saat ini paling-paling cuma bisa mengambil jalur hukum dan menghantarkan jenazah korban ke keluarganya di Indonesia.

Wahyu Susilo, dari Migrant Care sempat berujar, kasus ini sebenarnya bisa dibawa ke sidang Dewan HAM PBB. Tapi menurutnya lagi, kalau sudah pemerintah sendiri yang enggan mengurus nasib warganya, buat apa mengusik rumah orang lain.