1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT G20 dan Kapal Perang Rusia

15 November 2014

KTT G20 di Brisbane diwarnai kehadiran empat kapal perang Rusia di perairan dekat Australia. Muncul dugaan adanya aksi spionase dan penyadapan telefon. Hal itu memicu sentimen negatif terhadap Presiden Vladimir Putin.

https://p.dw.com/p/1Dmw7
Russisches Kriegsschiff Marshal Shaposhnikov
Foto: AFP/Getty Images/S. D`Souza

Kehadiran empat kapal perang Rusia di kawasan perairan internasional dekat Australia disoroti harian Australia melebihi KTT G20 yang digelar di Brisbane. Media-media di Australia terutama menulis tajuk dan artikel bernada mengkhawatirkan serangan spionase dan penyadapan percakapan telefon terhadap pimpinan G20 oleh Rusia.

Harian The Courrier Mail yang terbit di Brisbane. di halaman muka memajang artikel utama berjudul "Stop Kapal Perang". Sistem pertahanan anti mata-mata Australia sudah melontarkan sinyal peringatan adanya serangan spionase terhadap peserta KTT G20. Semua petinggi G20 juga diperingatkan akan adanya kemungkinan penyadapan percakapan telefon. "Mustahil akhir pekan ini tidak terjadi insiden spionase," ujar petugas dinas rahasia di Brisbane. Tuan rumah KTT, PM Tony Abbott, mengatakan, unjuk kekuatan Rusia tidak membuat heran menimbang situasi yang masih tegang. Semua akan tetap dipantau oleh Australia.

Harian The Australian yang juga terbit di Brisbane dalam tajuknya berkomentar: Pimpinan Kremlin Vladimir Putin jadi faktor risiko dalam KTT G20. Keberadaan kapal perang Rusia di dekat perairan Australia akan mengalihkan perhatian dari agenda utama dalam pertemuan puncak itu, yakni menyepakati pertumbuhan ekonomi global sebesar dua persen dalam lima tahun ke depan. Di bawah tekanan sanksi ekonomi, serta kritik tajam dari para peserta KTT G20, diyakini Putin tidak akan mendukung inisiatif pertumbuhan ekonomi yang diajukan tuan rumah. Jadi bagi PM Tony Abbott, jika KTT gagal mencapai kesepakatan, kambing hitamnya akan bernama Vladimir Putin.

Harian Australia Sydney Morning Herald yang terbit di Sydney menulis: kehadiran kapal perang Rusia di perairan internasional dekat Australia adalah bagian dari operasi mereka. Operasi ini tidak melanggar hukum. Tapi juga harus disadari, keberadaan kapal perang itu ada dalam jangkauan angkatan laut Australia yang terus memonitor kegiatannya. Semua aksi itu harus dimengerti sebagai isyarat dari Moskow, bahwa mereka memiliki kekuatan dan sekaligus mendemonstrasikan bahwa Rusia bisa melakukan operasi militer di seluruh dunia.

Harian online News.com au melaporkan: keberadaan kapal perang Rusia itu adalah untuk mengujicoba kapabilitas daya jangkaunya, khususnya dalam penelitian dampak perubahan iklim di kutub selatan. Tapi juga, jika diperlukan bisa menjamin keamanan bagi Presiden Vladimir Putin yang mengikuti KTT G20 di Brisbane, demikian penegasan kedutaan besar Rusia. Angkatan laut Australia sudah melakukan komunikasi standar dengan kapal perang Rusia, untuk mengecek gelombang radio, sinyal bendera dan semaphore dengan lampu. Ini merupakan langkah jaga-jaga, melacak kemungkinan aksi penyadapan. Sebab bagi pemerintah Australia, kehadiran empat kapal perang Rusia di perairan internasional dekat Australia untuk melakukan manuver itu, diinterpretasikan sebagai pamer kekuatan dan provokasi dari Presiden Vladimir Putin.

as/yf(dpa,afp)