1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Eropa Tidak Pecahkan Masalah Imigran

25 April 2015

Sidang darurat kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa membahas politik pengungsi hanya menghasilkan konsensus minimal. Tidak ada solusi konkrit pembagian kuota penerimaan imigran dan pertolongan di Laut Tengah.

https://p.dw.com/p/1FEBX
Symbolbild - Flüchtlingsboot Mittelmeer
Foto: Marco Di Lauro/Getty Images

Ada sejumlah poin penting yang dibahas menyangkut problem arus imigran gelap dari Afrika ke Eropa. Namun sidang tingkat tinggi di Brussel, Belgia, selama lima jam itu hanya menghasilkan konsensus yang tidak terlalu menentukan terkait politik imigrasi Uni Eropa.

Bahkan dalam sengketa kuota jumlah pengungsi yang akan diterima oleh masing-masing anggota, tidak tercapai kata sepakat. Hingga kini Jerman menjadi negara yang menanggung beban terbanyak menampung para imigran ilegal. Juga Italia, Yunani dan Malta yang menjadi tujuan utama para imigran lewat Laut Tengah menanggung beban amat berat.

Pencegahan arus manusia kapal dari Afrika lewat Laut Tengah, diputuskan tetap ditangani misi Triton dalam kerangka lembaga penjaga perbatasan bersama Uni Eropa. Hanya saja misinya akan diperluas hingga jarak jangkau 30 mi laut dari pesisir Italia. Juga pembiayaannya ditingkatkan menjadi 9 juta Euro per bulan.

Selain pembiayaan, sejumlah negara juga akan mengirim bantuan kapal angkatan laut bagi pertolongan dan evakuasi imigran di Laut Tengah. Jerman, Perancis dan Inggris menjanjikan akan mengirimkan kapal pemburunya. Sementara Belanda dan Belgia akan menyiapkan tenaga ahli serta logistik tambahan.

Memerangi penyelundup manusia

Para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa dengan suara bulat menyepakati diintesifkannya program perang melawan bandit penyelundup manusia. Ketua Dewan Uni Eropa Donald Tusk menyebutkan, "Akan dikaji operasi militer untuk menghancurkan perahu yang digunakan bandit penyelundup manusia untuk mengangkut para pengungsi."

Petugas Urusan Luar Negeri Uni Eropa Fransesca Mogherini kini akan mengkaji kerangka hukumnya, termasuk apakah diperlukan mandat PBB untuk melancarkan aksi militer itu. Dalam pernyataan penutup yang tidak terlalu konkrit, juga disebut-sebut jaringan penyelundup manusia harus dihancurkan dan asset mereka dibekukan.

Keputusan sidang darurat itu dihujani kritik dari sejumlah pimpinan Eropa. Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker mengatakan, sebetulnya ia berharap target politik imigrasi Eropa itu lebih ambisius lagi. Amnesty International meyebut, keputusan perluasan misi Triton bukan bertujuan menyelamatkan nyawa manusia, tapi sekedar menyelamatkan muka Uni Eropa. Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel menekankan, sidang itu baru langkah pertama, dan semua pernyataan harus diikuti tindakan konkrit.