1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kronologi Penemuan Black Box AirAsia QZ 8501

Hendra Pasuhuk13 Januari 2015

Tim penyelam akhirnya berhasil menemukan kotak hitam di dasar laut, setelah 16 hari pencarian. Basarnas juga sudah berhasil menemukan lokasi bagian utama badan pesawat (main body) AirAsia QZ 8501.

https://p.dw.com/p/1EGGT
Foto: Reuters/Darren Whiteside

Berikut kronologi pencarian black box AirAsia QZ 8501, sampai akhirnya tim penyelam berhasil menemukan lokasinya di dasar laut. Tim pencari juga sudah menemukan bagian utama badan (main body) pesawat tipe Airbus A320-200 itu.

13 Januari: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan telah menenemukan main body AirAsia sekitar 1,7 mil laut dari lokasi ditemukannya ekor pesawat. Badan SAR Nasional (Basarnas) menerangkan sudah menemukan perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder, VCR) dan segera dibawa ke Jakarta untuk investigasi.

12. Januari: Basarnasmenyatakan satu bagian black box, yaitu Flight Data Recorder (FDR)yang mencatat data-data penerbangan telah ditemukan dan diangkat. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan, Flight Data Recorder AirAsia QZ8501 ditemukan di bawah puing-puing sayap pesawat. Sementara alat perekam suara kokpit, Cockpit Voice Recorder (CVR), sudah berhasil diketahui lokasinya, tapi belum berhasil diangkat. Soelistyo menegaskan, walaupun kotak hitam telah ditemukan, namun pihaknya tetap fokus pada pencarian korban dan evakuasi.

11. Januari: Tim penyelam Angkatan Laut yang beroperasi bersama Kapal Negara Jadayat menerangkan telah menemukan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501. Koordinator Tim Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, A Tonny Budiono dalam siaran persnya menyatakan hari Minggu (11/01), kotak hitam itu ditemukan di koordinat 03.37.21 S atau 109.42.42 E dengan kedalaman sekitar 30-32 meter. Kotak hitam belum bisa diangkat karena terhimpit pecahan pesawat. Arus air sangat deras dan jarak pandang hamper 0 meter. Tapi Basarnas belum memberi konfirmasi tentang penemuan kotak hitam.

10 Januari: Bagian ekor AirAsia yang ditemukan di dasar laut akhirnya berhasil diapungkan dengan menggunakan balon gas khusus. Tadi sekitar pukul 11.48 WIB sudah di permukaan. Tapi belum tahu kondisi lapangan seperti apa," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir di Lapangan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Sabtu, 10 Januari 2015. Ekor Air Asia QZ8501 ditemukan di titik koordinat 03 derajat 38' 36" S dan 109 derajat 43' 42" T.

9 Januari: Tim penyelam yang menyelidiki pecahan ekor pesawat di dasar laut tidak menemukan kotak hitam AirAsia QZ 8501. , demikian disampaikan Koordinator SAR Posko Pangkalanbun, Marsekal Pertama SB Supriyadi. Tapi untuk pertama kalinya, tim pencari menangkap sinyal ping sekitar 300 meter dari lokasi ekor pesawat. Tim penyelam sedang diterjunkan , tapi cuaca buruk menjadi penghambat utama.

7 Januari:Kepada Badan SAR Nasional (Basarnas) Bambang Soelistyo menerangkan, tim pencari telah menemukan bagian ekor AirAsia QZ 8501. Di bagian ini biasanya disimpan kotak hitam pesawat. Analisa kotak hitam, yang terdiri dari perekam data-data penerbangan dan perekam suara kokpit, diharapkan bisa menerangkan apa yang terjadi sehingga pesawat tipe Airbus A-320-200 itu jatuh ke Laut Jawa. Sudah 40 jenazah ditemukan tim pencari.

6 Januari: Menurut laporan media, pilot AirAsia QZ 8501 pada 28 Desember sudah mendapat ijin terbang ke Singapura dari ATC di bandara Juanda, Surabaya. Kementerian Perhubungan menyatakan sedang melakukan pemeriksaan tentang simpang siurnya ijin penerbangan. Sedikitnya ada tujuh pejabat tinggi dari Kementerian Perhubungan, Bandara Juanda Surabaya dan perusahaan yang dibayar untuk mengelola lalu luntas penerbangan, AirNav, yang dimutasi atau dinonaktifkan dan sedang menjalani pemeriksaan.

5 Januari:Otoritas penerbangan Indonesia membekukan ijin terbang AirAsia untuk rute Surabaya-Singapura. AirAsia menyatakan menerima keputusan itu. Berbagai teori dibahas mengenai sebab jatuhnya pesawat. Beberapa pengamat menerangkan, pilot kemungkinan mencoba naik ke posisi yang lebih tinggi, tapi pesawat terlalu lambat sehingga jatuh ke laut.

4 Januari: Cuaca buruk diperkirakan menjadi "faktor utama" yang menyebabkan AirAsia QZ 8501 jatuh ke laut. Beberapa pengamat dan ahli penerbangan menerangkan, kemungkinan besar mesin pesawat terganggu karena udara membeku.

3 Januari:Tim pencari menemukan dua serpihan besar AirAsia. Sudah 30 jenazah berhasil ditemukan. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan, AirAsia QZ 8501 terbang ke Singapura tanpa ijin. Hal itu dibantah oleh manajemen AirAsia. Seorang mantan pilot juga meragukan keterangan Menteri Perhubungan. Tidak ada pilot profesional yang berani terbang membawa penumpang tanpa ijin, katanya.

31 Desember: Cuaca buruk menghambat upaya pencarian dan evakuasi. Tim penyelamat beberapa kali harus kembali ke darat dengan tangan kosong. Tapi akhirnya beberapa jenazah berhasil dievakuasi. Dua jenazah kemudian dapat diidentifikasi.

30 Desember: Beberapaserpihan pesawat terlihat mengapung di permukaan air. Tidak lama kemudian, satu jenazah ditemukan. Pesawat pencari melaporkan melihat juga "bayangan" di dasar laut yang kemungkinan besar badan pesawat.

29 Desember: Jejak QZ 8501 belum ditemukan. Kondisi cuaca dilaporkan sangat buruk ketika pesawat kehilangan kontak. Tawaran bantuan dari luar negeri terus berdatangan. Cina dan Australia mengerahkan kapal perangnya menuju perairan yang diduga menjadi posisi terakhir pesawat sebelum menghilang dari radar. Pilot AirAsia QZ 8501 sebelumnya meminta ijin untuk naik dari ketinggian 32 ribu ke ketinggian 38 ribu kaki. Namun karena saat itu lalulintas penerbangan di atasnya cukup ramai, ATC belum memberikan ijin.

28 Desember: Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 hilang dari radar, sekitar 40 menit setelah lepas landas dari bandara Juanda, Surabaya, dengan tujuan Singapura. Saat kontak terputus dengan Air Traffic Control (ATC) pesawat itu berada di sekitar Selat Karimata antara Kalimantan dan Sumatra. Pesawat hilang dari radar pukul 6.18 WIB. Otoritas penerbangan baru mengumumkan pesawat itu hilang pukul 7.55 WIB. Aksi pencarian langsung dilakukan. Singapura dan Australia menawarkan bantuan.