1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Politik Ancam Ekonomi Thailand

Gabriel Dominguez11 Januari 2014

Oposisi berusaha lumpuhkan Thailand. Dikhawatirkan, krisis politik di Thailand berpengaruh buruk pada prospek ekonomi negeri gajah putih itu.

https://p.dw.com/p/1Aokt
Foto: picture alliance/AP Photo

Para pengunjuk rasa menuduh Yingluck menjadi boneka dari kakaknya yang mengasingkan diri dan mantan perdana menteri: Thaksin Shinawatra. Mereka menginginkan terbentuknya "dewan rakyat" yang ditunjuk untuk mengawasi reformasi sebelum pemilu mendatang. Dalam mewujudkan ini, mereka telah menggelar beberapa demonstrasi jalanan terbesar dalam sejarah Thailand.

Krisis yang telah berlangsung sejak awal November telah memukul perekonomian Thailand. Dalam sebuah wawancara DW, kepala bidang ekonom Asia dari Lembaga Analisa IHS, Rajiv Biswas, mengkaji dampak kerusuhan politik pada ekonomi Thailand dan memperingatkan bahwa eskalasi situasi yang sudah stabil dapat memicu kudeta militer di negara Asia Tenggara.

Menurutnya, jika kekerasan meningkat selama beberapa minggu mendatang, bukan tidak mungkin terjadi peningkatan risiko terjadinya kudeta militer, untuk menstabilkan situasi.

Perekonomian negara terganggu

Bagaimana kekacauan politik di Thailand mempengaruhi perekonomian negara? Rajiv Biswas, yang merupakan kepala bidang ekonom Asia dari Lembaga Analisa IHS menjabarkan: "Konfrontasi politik terbaru telah mengakibatkan penurunan signifikan prospek ekonomi tahun 2014. Selain itu, momentum pertumbuhan produk domestik bruto Thailand telah melambat tajam dari tingkat pertumbuhan 6,5 persen tahun 2012 menjadi hanya 2,7 persen pada kuartal ketiga 2013.“

Pemerintah Thailand sendiri baru saja memangkas perkiraan PDB untuk 2014. Menteri Perdagangan Thailand Niwattumrong Boonsongpaisan menyatakan, pada awal Januari pertumbuhan PDB pada tahun 2014 akan berada di kisaran 3 persen menjadi 3,5 persen, ini jauh lebih rendah dari perkiraan pemerintah sebelumnya empat dan lima persen. Hal ini terutama karena dampak kerusuhan dan kemungkinan penundaan proyek-proyek belanja infrastruktur.

Pariwisata adalah sektor penting

Ketika ditanyakan mengenai dampak yang ditimbulkan protes terhadap industri pariwisata di negara itu, Rajiv Biswas menjawab: “Sektor pariwisata, yang menyumbang tujuh persen dari PDB negara itu, telah menderita sejak eskalasi terbaru dari protes politik dan kekerasan baru di Bangkok awal Desember lalu. Banyak pemerintah asing yang telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke sana. Ini mengarah ke penurunan yang signifikan dalam kunjungan wisata internasional ke Thailand.“

Singapore Airlines telah mengurangi penerbangan mingguan ke Bangkok untuk beberapa minggu ke depan karena penurunan pemesanan tiket pesawat.

Apa sektor lain dari ekonomi Thailand kemungkinan besar akan paling terpengaruh? Menurut Rajiv Biswas, jika pusat Bangkok terganggu oleh pemrotes, ini juga akan membuat kerugian yang signifikan dalam aktivitas komersial utama pusat keuangan dan bisnis Thailand. Ini mengakibatkan gangguan terhadap perdagangan dan jasa keuangan perbankan dan industri yang terutama berlokasi di ibukota: “Arus masuk investasi langsung asing juga cenderung melambat sampai situasi politik stabil. Namun, produksi sektor pertanian, yang merupakan bagian penting dari ekonomi Thailand, harus relatif tidak terpengaruh.“

Rekomendasi untuk perusahaan multinasional

Rajiv Biswas memberikan rekomendasi, bagimana seharusnya perusahaan multinasional bereaksi atas tindakan-tindakan itu. Perusahaan multinasional menurutnya harus mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk mempersiapkan risiko dari peningkatan aksi kekerasan. Disebutkannya: "Perusahaan di semua sektor industri harus memiliki rencana yang jelas, melindungi fasilitas mereka, mendukung personil dan memiliki prosedur mapan untuk mempertahankan kelangsungan operasional dan mengelola potensi risiko dari gangguan rantai pasokan."

Ditambahkan Biswas, ketidakstabilan politik di Thailand bisa mengikis prospek jangka pendek pertumbuhan ekonomi Thailand, meredam belanja konsumen domestik serta rencana investasi perusahaan.