1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Bebani Kesehatan Warga Eropa

Agus Setiawan1 April 2013

Krisis keuangan di Eropa berdampak nyata pada kesehatan warganya. Sebuah riset dari Inggris bahkan membunyikan tanda bahaya, krisis bisa berakibat pada kematian banyak warga.

https://p.dw.com/p/187cF
Ärzte-Visite im Krankenhaus Ärzte stehen mit Pflegern am Bett eines Patienten, während der Visite in der Chirurgischen Ambulanz im Allgemeinen Krankenhaus St. Georg in der Hansestadt Hamburg. Aufgenommen am 15. Oktober 1996.
Ärzte-Visite im KrankenhausFoto: picture-alliance/dpa

Malaria, demam berdarah Dengue, Tuberkulosa, semua itu penyakit yang bagi warga Eropa sudah lama teratasi. Tapi seiring krisis keuangan yang melanda zona Euro, penyakit infeksi itu kembali mewabah di Eropa. Penyebabnya, penghematan dan pemotongan anggaran kesehatan di banyak negara Eropa.

Martin McKee
Martin McKee pakar kesehatan Inggris peneliti dampak krisis pada sistem kesehatan.Foto: picture-alliance/dpa

Terutama kawasan selatan Eropa, yang menderita dampak krisis Euro itu. Demikian hasil penelitian tim pakar kesehatan Inggris yang dilansir dalam jurnal kedokteran  "The Lancet" baru-baru ini. Bahkan disebutkan, angka kematian warga terus meningkat sebagai dampak pemotongan anggaran kesehatan.

Martin McKee, salah seorang penulis laporan itu, dalam wawancara dengan DW mengatakan : "Bagi kami sudah jelas, Eropa harus kembali meningkatkan investasi dalam sistem kesehatan."

Terutama warga Yunani merasakan nyata dampak krisis Euro. Mereka tidak lagi memiliki akses terhadap obat-obatan dan layanan kesehatan. "Juga orang-orang yang secara psikis amat labil, banyak yang melakukan bunuh diri", tambah McKee. Statistik menunjukkan, sejak pecahnya krisis Euro, angka bunuh diri di Yunani terus meningkat.

Sekarang fenomena ini juga merebak ke Spanyol. Dilaporkan makin banyak kasus depresi di negara itu. McKee dengan tegas menuntut langkah pencegahan dari akarnya, bukannya hanya menangani simptoma penyakitnya.

Kasus Penyakit Infeksi Naik Drastis    

Annahme mit Patienten Soziale Praxis Ellinikon Athen MKI Griechenland
Banyak pasien antri di klinik sosial Yunani.Foto: DW/D. Grathwohl

Willem de Jonge yang bekerja untuk oganisasi Dokter Tanpa Batas Negara di Yunani, menyampaikan kepada DW, ia tidak terkejut dengan hasil penelitian dari Inggris itu. "Kapasitas pelayanan di rumah sakit direduksi amat drastis", tambahnya.

Anggaran sistem kesehatan Yunani, dipotong lebih 40 persen sejak pecahnya krisis. Dampaknya amat fatal. "Di Athena kami mengamati naiknya kasus infeksi HIV hingga 1500 persen dari tahun 2010 ke tahun 2011", ujar de Jonge.

Yunani juga menjadi negara Eropa pertama yang menunjukkan naiknya kembali kasus penularan penyakit malaria sejak tahun 1950. Penyebabnya, pemerintah menghentikan seluruh tindakan preventif sejak 2011. Akibatnya, populasi nyamuk naik drastis.

Bank Ditolong Rumah Sakit Dipotong

Martin McKee melihat, secara politis ini bukan cuma kesalahan pemerintah lokal, tapi juga institusi Eropa. "Juga Troika untuk Yunani menetapkan pemotongan anggaran kesehatan", paparnya.

Laporan itu juga mengritik Institusi Eropa yang lebih menekankan pertolongan bagi bank-bank yang kollaps, tapi justru memotong anggaran kesehatan warga. "Gambaran keseluruhan sudah jelas, di mana penyebabnya dan apa dampaknya", ujar McKee.

Willem de Jonge dan organisasinya Dokter Tanpa Batas  Negara, saat ini terus berusaha membantu pemerintah Yunani dalam mengatasi masalah di bidang kesehatan."Kami memiliki pengalaman cukup banyak di Asia dan Afrika, mengatasi penyakit infeksi seperti malaria atau tuberkulosa", kata de Jonge.

Aktivis kesehatan ini juga meyakini, masalah kesehatan akan terpecahkan seiring solusi masalah krisis keuangan. De Jonge meyakini, jika dalam lima tahun ke depan, krisis teratasi, masalah berat di bidang kesehatan ini juga dapat ditanggulangi.