1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KPK Raih Penghargaan Ramon Magsaysay

25 Juli 2013

Gubernur pertama dan satu-satunya dari Afghanistan, serta Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Indonesia, dinyatakan sebagai pemenang Ramon Magsaysay tahun ini.

https://p.dw.com/p/19Din
Foto: Jack Epstein

Ramon Magsaysay Awards Foundation yang berbasis di Manila, Filipina mengumumkan tiga individu dan dua organisasi sebagai pemenang penghargaan yang disebut sebagai Nobel Asia tersebut.

Diantara pemenang termasuk diantaranya adalah seorang doktor Filipina, pekerja kemanusiaan dari kelompok minoritas Kachin di Myanmar serta organisasi masyarakat Nepal yang dibangun dan dijalankan oleh para korban perdagangan manusia.

Penghargaan yang diberi nama presiden popular Filipina yang meninggal tahun 1957 karena kecelakaan pesawat, memberi penghargaan kepada orang dan kelompok yang dianggap berhasil mengubah masyarakat mereka menjadi lebih baik.

Penghargaan bagi pencapaian luar biasa

Habiba Sarabi, 57, terpilih karena membantu membangun fungsi pemerintah lokal dan mendorong hak perempuan dan pendidikan di provinsi Bamyan Afghanistan, meski bekerja di lingkungan yang penuh kekerasan dan lingkungan miskin di mana diskriminasi terjadi secara meluas, demikian pernyataan panitia pemberi penghargaan. Pendidikan masyarakat dan rasio pelajar perempuan meningkat di provinsi yang ia pimpin, di mana para perempuan bisa berkarir yang sebelumnya terlarang di bawah rezim Taliban pada tahun 1996-2001.

”Di hadapan meluasnya permusuhan atas peran perempuan di publik, keberanian dan tekadnya luar biasa,” kata panitia mengenai Sarabi, yang berasal dari kelompok minoritas etnis dan agama di Afghanistan.

Lahpai Seng Raw, seorang janda berusia 64-tahun-terpilih karena menolong melakukan rehabilitasi atas kerusakan yang terjadi di masyarakat akibat konflik etnik bersenjata di Myanmar. Bantuan darurat, pelayanan kesehatan dan proyek-proyek sanitasi dari kelompok sipil yang ia bantu sejak 1997 di Myanmar yang ketika itu masih di bawah kekuasaan junta militer, telah melayani 600 ribu orang di seluruh negeri.

Pemenang lainnya, Ernesto Domingo, fisikawan berusia 76 tahun, yang mendedikasikan karirnya mendorong akses masyarakat miskin agar mendapat pelayanan kesehatan dan mengadvokasi pemberian vaksin hepatitis bagi bayi yang baru lahir. Sebuah upaya yang telah menyelamatkan nyawa jutaan orang di Filipina, kata panitia.

Penerima penghargaan lainnya adalah sebuah organisasi non pemerintah dari Nepal bernama Shakti Samuha yang artinya adalah Kelompok Sakti, LSM pertama yang dibuat dan dijalankan oleh para korban perdagangan manusia. Pendiri kelompok ini telah diakui bekerja di akar rumput dalam berbagai kasus perdagangan manusia dan berhasil mentransformasi kehidupan mereka untuk melayani korban perdagangan manusia yang berhasil selamat. Kelompok ini telah membangun rumah singgah yang menyediakan penampungan dan bantuan bagi mereka yang lolos dari praktek perdagangan manusia, serta penampungan darurat bagi para perempuan dan anak gadis yang berisiko menjadi korban perdagangan manusia.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Indonesia, meraih penghargaan karena kampanyenya yang sukses dalam menuntut para pejabat yang korup, mengembalikan lebih dari 80 juta dollar aset yang dikorupsi dan melakukan reformasi pelayanan sipil serta menciptakan pendidikan anti korupsi bagi warga.

ab/hp (rtr,ap,afp)