1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kota Kawauchi Setelah Bencana Fukushima

Martin Fritz11 Maret 2013

Dua tahun setelah bencana, tidak banyak orang yang kembali ke kawasan yang terkena radiasi. Sekalipun telah dilakukan upaya dekontaminasi yang mahal.

https://p.dw.com/p/17uxP
Grundschule in Kawauchi
Sekolah dasar di KawauchiFoto: DW/Martin Fritz

Papan elektronis di halaman sekolah dasar di Kawauchi menunjukkan tingkat radiasi aktual: 0,09 millisievert. Tingkat radiasi ini masih jauh di bawah standar 1 millisievert per tahun. Jadi anak-anak bisa bermain di luar rumah tanpa bahaya. Tapi baru ada 16 dari seluruhnya 114 siswa yang kembali ke sekolah, sejak perintah evakuasi untuk kota Kawauchi dicabut kembali. ”Saya tidak khawatir tentang radiasi,” kata Mariko, 10 tahun. Kepala sekolah Hitoshi Takashima mengaku masih cemas: ”Saya tidak bisa lupa, betapa dekatnya reaktor atom itu.”

Kota kecil Kawauchi penuh dengan sawah yang terletak di sepanjang lembah. Beberapa bukit masih dipenuhi salju pada awal bulan Maret. Selama beberapa generasi, penduduknya hidup dari pertanian. Sampai dua tahun lalu, ketika terjadi bencana di reaktor atom Fukushima yang terletak sekitar 20 kilometer dari kota ini. Partikel radioaktif yang tidak kelihatan menyebar di kota ini. Semua penduduknya harus mengungsi.

Kembali ke kampung halaman

Dua tahun kemudian, kehidupan mulai kembali. Tingkat radiasi sudah tidak terlalu tinggi lagi. Ini berbeda dengan situasi di Tomioka, tidak jauh dari sini, yang masih dinyatakan sebagai daerah tertutup untuk lima tahun mendatang. Walikota Kamauchi, Yuko Endo menegaskan, ia harus kembali ke kampung halamannya. "Kampung halaman sama artinya dengan sejarah hidup saya.”

Sejak bencana Fukushima, 160.000 orang harus mengungsi dari kawasan yang terkena radiasi. Apa yang akan terjadi dengan mereka? Ketika terjadi bencana atom di Chernobyl, Ukraina, semua penduduknya dipindahkan ke kawasan lain. Yuko Endo tidak setuju kalau penduduk Kawauchi harus pindah ke tempat lain. ”Kami tidak boleh kehilangan kebanggaan kami, bahwa hidup di sini punya nilai tersendiri”. Hanya di kampung halaman, orang bisa hidup tenang dan nyaman. ”Saya ingin mempertahankan semua ini”, katanya.

Dekontaminasi mahal

Pembersihan kawasan yang tercemar menuntut biaya besar. Untuk dekontaminasi kota kecil Kawauchi saja sudah dihabiskan dana senilai 83 juta Euro. Artinya, sekitar 30.000 Euro untuk setiap penduduk. Untuk membuat kawasan yang dievakuasi di sekitar Fukushima layak dihuni lagi, biayanya bisa mencapai 8 miliar Euro. Sekalipun sudah dilakukan dekontaminasi, masih ada sedikit resiko untuk kesehatan. Jadi setiap orang harus memutuskan sendiri, apakah mereka mau menanggung resiko ini atau tidak.

Dari 2800 penduduk Kawauchi, hanya 500 yang memutuskan untuk kembali. 700 penduduk hanya datang untuk bekerja pada siang hari. 700 orang lain memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Walikota Yuko Endo menyebut alasan mengapa banyak yang tidak mau kembali: ”Pertama, ada ketakutan terhadap pencemaran radioaktif. Kedua, reaktor yang rusak masih belum terkendali sepenuhnya. Ketiga, kehidupan di Kawauchi tidak begitu nyaman seperti di kota besar.”

Kebanyakan yang kembali ke Kawauchi adalah kaum pensiunan. ”Sedih sekali, tidak terdengar lagi suara anak-anak”, keluh Keiko Shiari yang berusia 64 tahun. Dia tidak mau menyuruh anak perempuan dan dua cucunya untuk kembali. ”Kalau ada anak yang sakit terkena radiasi, saya yang disalahkan”, ujarnya. Keiko Shiari tidak mau memikul tanggung jawab itu.

Setiap warga yang kembali ke Kawauchi mendapat sebuah Dosimeter, alat untuk mengukur tingkat radiasi aktual.