1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Damai Tanpa Perdamaian

Ibrahim Mohamad23 Januari 2014

Konferensi perdamaian Suriah saat ini berlangsung di Montreux, Swiss. Tapi menurut Redaktur DW Ibrahim Mohamad, posisi para aktor masih terpaut terlalu jauh.

https://p.dw.com/p/1AvOQ
Foto: picture-alliance/AA

Pertempuran di Suriah terus berlangsung, sekalipun ada konferensi damai di Swiss. Pasukan Suriah tetap setia pada penguasa di Damaskus. Sementara kelompok oposisi terpecah-belah dan tidak mampu bersatu untuk menggulingkan Presiden Bashar al Assad. Ada sekitar 200 kelompok pemberontak, yang kadang-kadang terlibat pertempuran antara mereka sendiri.

Kebanyakan kelompok pemberontak tidak menganggap konferensi di Swiss itu penting. Kubu Al Nusra yang dekat dengan Al Qaida dan kelompok militan asal Irak ISIS menolak perundingan yang dianggap hanya menghambat upaya mereka mendirikan negara Islam di kawasan itu.

Selain itu, baik kubu Assad maupun lawan-lawannya tergantung pada bantuan dari luar negeri. Rejim Suriah mendapat bantuan senjata dan uang dari Rusia dan Iran. Di lain pihak, kelompok pemberontak menerima bantuan dari Arab Saudi, Qatar dan negara-negara minyak lainnya di Jazirah Arab.

Ketergantungan pihak-pihak yang bersengketa pada bantuan luar negeri membuat gencatan senjata makin sulit, terutama jika negara-negara pembantu tidak dilibatkan. Konferensi di Swiss tidak melibatkan Iran. Tadinya, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon mengundang Iran, tapi segera mendapat tentangan keras dari pihak pemberontak dan dari Arab Saudi.

Deutsche Welle MD GLOBAL Fremdsprachen Arabisch Ibrahim Mohamad
Redaktur DW Ibrahim MohamadFoto: DW/P. Henriksen

Ban Ki Moon lalu membatalkan undangan terhadap Iran. Sekarang Iran menerangkan, tanpa kehadirannya konferensi Suriah tidak akan membuahkan hasil. Sengketa ini juga meluas ke negara-negara besar lain. Amerika Serikat dan Perancis menyambut keputusan Ban Ki Moon membatalkan undangan terhadap Iran. Tapi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut keputusan itu sebagai "kesalahan yang tidak bisa dimaafkan".

Perbedaan pandangan di tingkat internasional masih dirumitkan sikap permusuhan sengit antara kelompok-kelompok yang bertikai di Suriah. Ketua Koalisi Nasional Suriah (SNC) Ahmad al Jarba menerangkan, satu-satunya alasan ikut konferensi adalah "menggulingkan Presiden Assad dari jabatannya dan menghadapkan dia ke pengadilan". Sedangkan Presiden Assad menyebut tuntutan oposisi sebagai "lelucon besar".

Pertempuran yang terus berlangsung, perpecahan kubu oposisi, dan tekad Assad untuk mempertahankan kekuasaan membuat kemungkinan kompromi jadi sangat kecil. Apalagi aktor-aktor internasional juga tidak berbicara dengan satu suara. Jadi, tidak akan ada terobosan besar di Swiss.

Tapi yang penting saat ini, pihak-pihak yang bersengketa bisa duduk bersama dan berbicara satu sama lain. Mungkin saja bisa dicapai langkah kecil menuju sebuah solusi politik.