1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

London Pasca Serangan Woolwich

Joanna Impey24 Mei 2013

Atmosfer jalanan di bagian selatan London dilaporkan tegang. Warga masih sulit untuk mempercayai pembunuhan brutal terhadap seorang tentara Inggris di luar barak militer di Woolwich.

https://p.dw.com/p/18dFa
Foto: Reuters

Pembunuhan seorang tentara pada tengah hari di Woolwich, bagian selatan London, hari Rabu (22/05/13) lalu memecah komunitas lokal multikultur dan memicu kekhawatiran adanya reaksi negatif terhadap kaum Muslim Inggris.

Sekjen Dewan Muslim di Inggris, Farooq Murad, mengaku "marah dan kaget" atas insiden itu. Ia menilai para pelaku telah "menghina Allah dan memalukan iman kita." Ia mengutuk serangan dan memuji pengertian pemimpin keyakinan lain dan Perdana Menteri Inggris.

Walikota London Boris Johnson menegaskan bahwa pembunuhan ini jangan dpandang sebagai kejahatan bermotif agama, seraya mengatakan: "Bukan tempatnya untuk menyalahkan Islam atau aspek apapun dari kebijakan luar negeri Inggris."

Banyak komunitas multikultur London mengeluarkan pernyataan mengenai insiden
Banyak komunitas multikultur London mengeluarkan pernyataan mengenai insidenFoto: DW/J.Impey

Beragam reaksi warga

Seorang warga Kristen yang telah tinggal di Woolwich selama 5 tahun berkata kepada DW: "Sangat multikultur. Semua hidup bahagia bagaikan keluarga, jadi tidak ada alasan sesuatu seperti ini secara spesifik terjadi di sini. Bukan wilayah yang memang penuh kekerasan." Ia kemudian menambahkan bahwa ia menghormati keyakinan lain.

Namun amarah juga dapat ditemui di jalanan Woolwich, terutama di antara warga kulit putih, populasi kelas pekerja. Seorang perempuan mengaku muak atas apa yang terjadi.

"Walikota mengatakan tidak boleh menyalahkan Islam. Tapi yang kita lihat adalah contoh Muslim meneror orang, jadi pasti ada alasannya," katanya kepada DW. "Tidak bisa berulang-ulang mengatakan jangan salahkan Islam karena memang mereka yang melakukannya." Ia lanjut dengan mengeluhkan jumlah imigran di wilayah tersebut.

'Nama buruk' bagi Muslim

Ada semacam kecemasan di antara populasi non-kulit putih. Seorang lelaki yang berasal dari Namibia menyebut atmosfer di Woolwich pasca serangan sebagai "penuh ketegangan."

"Menurut saya mengerikan, karena ekstremis seharusnya tidak diterima," ujarnya kepada DW.

Penghormatan bagi korban di luar barak militer di Woolwich
Penghormatan bagi korban di luar barak militer di WoolwichFoto: Reuters

Seorang perempuan yang bekerja untuk sebuah toko di seberang barak militer Woolwich mengaku "kehabisan kata-kata" atas perilaku para pelaku setelah menjagal sang tentara dengan golok. Salah seorang pelaku tertangkap kamera meminta maaf kepada warga yang terpaksa menyaksikan adegan mengerikan, "Saya meminta maaf kepada para perempuan yang harus menyaksikan ini hari ini. Tapi di negara kami para perempuan juga harus melihat hal yang sama. Kalian tidak akan pernah merasa aman," tegasnya ke arah kamera sebelum beberapa saat kemudian akhirnya diamankan polisi.

"Fakta bahwa dia merasa dapat membenarkan perbuatannya, menggunakan agama, benar-benar... Menurut saya perbuatannya memberi nama buruk bagi kaum Muslim," ungkap perempuan tadi.