1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Komet ISON Kemungkinan Selamat?

29 November 2013

Nasib Komet ISON yang mendekati matahari masih belum berujung. Beberapa pakar ruang angkasa menyebutkan komet ini masih bertahan. Sebelumnya komet ini diyakini tak selamat.

https://p.dw.com/p/1AQbF
Foto: picture-alliance/AP Photo

Pada hari Kamis (28/11) Comet ISON melintas dekat ke permukaan matahari dan menghilang setelah mengelilingi permukaan matahari yang berapi-api, demikian dikatakan para astronom.

Diperkirakan Komet ISON melaju di tengah suhu 4.900 derajat Fahrenheit atau 2.700 derajat celcius. Dalam perjalanannya mendekati matahari, ISON kehilangan tiga juta ton massa per detik, Kebanyakan astronom telah meramalkan bahwa ISON tidak akan bertahan perjalanan. Namun beberapa observatorium surya menyaksikan posisi terdekat komet itu dengan matahari, yang dikenal sebagai perihelion.

Komet Ison NASA
Komet Ison pantauan NASAFoto: picture-alliance/Photoshot

Dan komet itu tampak menjadi samar-samar dalam pandangan Solar Terrestrial Relations Observatory NASA, European Space Agency dan Solar Heliospheric Observatory NASA. Namun Solar Dynamics Observatory NASA, tidak bisa melihat komet tersebut.

Tak selamat dalam perjalanannya

"Kelihatannya, komet ISON mungkin tak selamat dalam perjalanannya," ilmuwan komet Karl Battams dari Naval Research Laboratory: "Saya tidak melihat apa pun yang muncul dari belakang cakram surya dan yang saya pikir komet itu tak selamat," katanya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh badan antariksa Amerika Serikat NASA.

Phil Plait dari Blog Bad Astronomy setuju. Plait mengatakan ia memiliki "kecurigaan kuat bahwa ISON mungkin akan menjadi eks-komet."

Komet Ison NASA
Komet Ison pantauan NASAFoto: Reuters

Sementara itu, Carey Lisse, seorang ilmuwan riset senior di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory membandingkan komet tersebut dengan "bola salju" yang agak lemah dan mudah putus setengah atau sepertiga massanya yang berasal dari air.

ISON memiliki setengah ukuran dari sebuah komet pada umumnya, dengan diameter maksimum mencapai sekitar 1,2 kilometer.

Tulang dinosurus dalam tata surya

Komet ISON diperkirakan berusia 4,6 miliar tahun dan telah
melaju selama 5 juta tahun dari luar tata surya ke arah
matahari, kata Alex Young dari Goddard Space Flight Centre di Maryland.

Beberapa juta tahun yang lalu, ISON melepaskan diri awan Oort, sebuah pengelompokan puing-puing antara matahari dan bintang terdekat berikutnya. "Ini adalah situasi yang sangat dinamis. Kami tidak pernah melihat komet seperti ini datang dari awan Oort dan melintas ke orbit matahari," kata Battams.

Hubble Aufnahme vom Kommet ISON 21.10.2013
ISOn mendekati matahariFoto: NASA/ESA/Hubble Heritage Team

Lisse menyebutnya sebagai " tulang dinosaurus" dalam pembentukan tata surya, dengan menekankan peran kunci komet dalam membangun planet.

"Komet khusus ini pentingan untuk kami," kata direktur ilmu planet NASA James Green yang, menjelaskan bahwa sangat jarang untuk menemukan komet yang berasal dari begitu jauh di tata surya.

Karena ISON terdeteksi dari jauh dalam tata surya, maka astronom memiliki waktu untuk mengamatinya. Mereka menemukan bahwa inti komet itu dikelilingi oleh awan karbon dioksida.

AP/RZN(afp/dpa)