1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Klub Hamburg Pecat Pelatih

Edith Koesoemawiria17 September 2013

Pelatih Hamburg Thorsten Fink dipecat karena kunjungi keluarga setelah timnya kalah telak 2-6 lawan Borussia Dortmund.

https://p.dw.com/p/19ibQ
Foto: Reuters

Hamburg menduduki peringkat ke-15, setelah mengalami start buruk di Bundesliga 2013.

Tuntut Perubahan Struktural

Dibandingkan tim-tim lain, Hamburg mengalami kebobolan terbanyak, kemasukan 15 gol dalam 5 pertandingan. Setelah kalah di kandang sendiri 5-1 melawan Hoffenheim, Hamburg bagai pingsan hari Sabtu (14/09) di Dortmund, meskipun seharusnya bisa menyetor lebih banyak gol dari 2 yang didapatnya.

HSV Trainer Thorsten Fink 18.05.2013
Pelatih HSV Thorsten FinkFoto: Philipp Guelland/AFP/Getty Images

Keesokan harinya Thorsten Fink, pelatih tim Hamburg sejak Oktober 2011 berangkat ke München, sementara para pemain menjalani training ringan. Tak pelak, pilihan itu menuai kecaman banyak pihak.

“Saya betul-betul kecewa pada pelatih Thorsten Fink, keputusan-keputusan dia sama sekali tidak saya mengerti“, ujar Klaus-Michael Kuehne berang. Investor Swiss berusia 76 tahun itu berperan besar membeli kembali pemain tengah asal Belanda, Rafael van der Vaart untuk Hamburg. „Tanpa perubahan struktural, saya tidak bersedia melakukan investasi lagi,“ tukasnya.

Pemecatan Thorsten Fink

Senin (16/09/13) petang, Direktur yayasan olah raga Hamburg, HSV, Oliver Kreuzer memberi surat jalan kepada Fink yang berusia 45 tahun. Kreuzer juga menjadi target kecaman investor Kuehne. Kepada media Kreuzer mengakui, bahwa pilihan Fink untuk tetap mengunjungi keluarganya, patut disayangkan. "Thorsten tahu bahwa posisi di Bundeliga saat ini eksplosif bagi kita semua”

Kreuzer tidak mengungkap banyak soal masa depan Fink. Menghindari pertanyaan, ia balik bertanya, “Saya tahu apa tentang apa yang terjadi besok?”

Bundesliga masih mampu menggerakkan fans di Jerman, meski pertandingan-pertandingan seru seperti seputar 2009-an sudah lama tiada.

Saat ini Hamburg, yang memenangkan Piala Eropa 1983, merupakan satu-satunya klub yang 50 tahun silam turut menggulirkan Bundesliga dan belum didegradasi posisinya. Namun banyak orang beranggapan bahwa nasib baik itu tidak bisa dipertahankan lebih lama lagi. Pasalnya, tim ini termasuk yang lalai membangun pemain generasi mudanya.

ek/ab (ap/afp/dpae)