1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Keuntungan Bagi Jokowi

23 April 2014

Kandidat terkuat Joko Widodo atau Jokowi mendapat “keuntungan” dari perpecahan para pendukung saingannya menjelang pemilihan presiden Juli mendatang.

https://p.dw.com/p/1BmTa
Foto: Reuters

Tak ada partai politik yang berhasil memenangkan jumlah suara yang dibutuhkan agar bisa mencalonkan kandidatnya sendiri dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang, situasi yang memaksa mereka untuk membangun koalisi dengan partai lain.

Hanya gubernur Jakarta yang juga calon dari PDI Perjuangan Jokowi yang sejauh ini behasil menemukan kawan koalisi yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat pencalonan.

Sebuah langkah mulus menuju istana kepresidenan bagi Jokowi, yang meraih popularitas besar yang bersandar pada gambaran dirinya yang ”bersih” dan bisa bekerja, yang kelihatannya akan menyenangkan para investor asing yang ingin melihat transisi mulus di negara ekonomi terbesar Asia Tenggara tersebut.

Problem Prabowo

Bekas jenderal Prabowo Subianto, dari Partai Gerindra yang berada di urutan kedua dalam berbagai jajak pendapat, akhir pekan lalu kelihatannya meraih dukungan dari partai Islam tertua yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun langkah ketua umum PPP yang mendukung Prabowo membuat marah para pengurus senior PPP lainnya yang kemudian lewat rapat memecat Suryadharma Ali dari jabatan ketua umum partai, dengan alasan mengambil keputusan koalisi tanpa berkonsultasi dulu dengan para pimpinan pusat partai.

“Kami sedang membahas koalisi dengan Gerindra, tapi… pada pada saat ini semua kemunginan masih terbuka,” kata Emron Pangkapi, yang kini menjabat ketua umum sementara PPP.

Bahkan jika partai itu mendukung Prabowo, ia masih perlu dukungan paling sedikit dari satu partai lainnya untuk maju dalam pencalonan.

Putra begawan ekonomi, Prabowo dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam kasus penculikan dan pembunuhan aktivis di akhir masa kekuasaan diktator Suharto. Tuduhan yang dibantah oleh Prabowo dan para pendukungnya.

Para kandidat dan pasangannya harus didaftarkan paling lambat 18 mei. Jika tak ada yang menang dengan suara mayoritas dalam pemilihan Juli, maka akan digelar putaran kedua pada September.

Antusiasme bagi Jokowi – meski sejauh ini ia tidak memberikan indikasi mengenai visinya jika kelak terpilih sebagai presiden – ditunjukkan antara lain oleh naiknya bursa saham Jakarta lebih dari 3 persen ketika PDI Perjuangan mengumumkan pencalonan dirinya pada 14 Maret silam.

Tapi harga saham melemah ketika partainya gagal meraih suara yang diharapkan dalam pemilu parlemen 9 April silam.

Pertarungan di dalam

Partai besar lainnya yang akan maju adalah Golkar, yang mengajukan ketua umumnya Aburizal Bakrie sebagai calon presiden.

Namun ia kini menghadapi koor suara yang semakin bertambah di dalam partai yang menyerukan agar pencalonannya dibatalkan karena popularitasnya yang rendah serta perolehan suara partainya yang lebih rendah dari yang diharapkan dalam pemilihan parlemen.

Salah seorang petinggi Golkar yang tidak bersedia disebutkan namanya, mengatakan kemungkinan akan ada langkah untuk mendongkel Aburizal, tapi kini partai masih fokus pada upaya menemukan mitra koalisi.

Golkar telah mengamankan dukungan dari Hanura, partai baru yang dipimpin bekas orang Golkar yakni Wiranto. Tapi sebagaimana Gerindra, mereka akan butuh paling tidak satu partai lagi agar bisa mengajukan calon presiden.

ab/hp (afp,ap,rtr)