1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kelompok Minoritas Protes Penghargaan Untuk SBY

21 Mei 2013

Sejumlah kalangan di Indonesia, termasuk kelompok minoritas bersikukuh memrotes pemberian penghargaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diberikan yayasan Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/18bc3
Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono, left, and Australian Prime Minister Julia Gillard hold a press conference at the Northern Territory Parliament House in Darwin, Australia Tuesday, July 3, 2012. The leaders of Australia and Indonesia agreed Tuesday to strengthen maritime ties as part of a bid to combat people smuggling, after two boats carrying Australia-bound migrants capsized and left dozens dead in the past two weeks. (Foto:Daniel Hartley-Allen, Pool/AP/dapd)
Indonesien Susilo Bambang YudhoyonoFoto: AP

Penganugerahan “Penghargaan Negarawan Dunia 2013” dari Yayasan The Appeal of Conscience kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus menyulut kontroversi. Penghargaan itu diberikan di saat serangan terhadap kelompok yang berkeyakinan minoritas semakin meningkat.

Yayasan Amerika Serikat yang memberikan penghargaan tersebut The Appeal of Conscience Foundation merupakan sebuah yayasan yang mengkampanyekan anti pelanggaran yang mengataskanamakan agama. Yayasan tersebut telah memilih SBY sebagai "World Statesman" tahun 2013. Upacara penganugerahan penghargaan itu akan berlangsung pada akhir bulan ini.

Indonesien Gewalt Ahmadiyah Muslime Polizist vor zerstörtes Haus
Serangan terhadap Ahmadyiah di BantenFoto: AP

Kekecewaan Minoritas

Kelompok minoritas seperti Ahmadiyah dan Syiah serta kelompok-kelompok Kristen menjadi target kelompok radikal Islam. Beberapa rumah ibadah di Indonesia mengalami serangan.

Ulama Ahmadyiah Rahmat Rahmadijaya menyatakan rasa kecewanya atas pemberian penghargaan tersebut. “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya mendengarkan suara mayoritas saja dan membiarkan diskriminasi terhadap kelompok minoritas terus berlangsung,” katanya. Ditambahkannya ”Jika SBY tetap menerima penghargaan ini, berarti ia tak memiliki rasa malu.”

Police officers inspect the damaged house of a member of Ahmadiyah after it was attacked by Muslim mob in Pandeglang, Banten province, Indonesia, Monday, Feb. 7, 2011. The machete-wielding mob on Sunday attacked the home of the minority sect leader in central Indonesia, killing three and wounding six others, police and witnesses said. (AP Photo)
Serangan terhadap Ahmadyiah di Banten tahun 2011Foto: AP

Sementara itu, Pendeta Palti Panjaitan yang jemaahnya mengalami kesulitan beribadah mengatakan Presiden SBY menutup mata atas serangan-serangan tersebut dan gagal bertindak.

Pastur yang merupakan tokoh pluralism Franz Magnis Suseno melayangkan protes berupa surat terbuka kepada yayasan di AS tersebut. Menurutnya SBY tak pantas menerima penghargaan ini.

Di lain pihak kelompok yang menamakan diri sebagai Komunitas Muslim Amerika Serikat menyatakan penghargaan itu sebagai kebanggana tersendiri bagi Indonesia.

Tak Hanya Soal Toleransi

Juru bicara kepresidenan Teuku Faizasyah menandaskan penghargaan itu ditujukan sebagai pengakuan atas pencapaian SBY di berbagai bidang, termasuk ekonomi, demokrasi dan hak asasi manusia, ujarnya: “Kasus intoleransi seharusnya bukan menjadi tolak ukur.”

Yayasan Appeal of Conscience Foundation tak memberikan respon terhadap keberatan-keberatan yang diajukan berbagai kalangan.

AP (afp/ap)