1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kecelakaan Maut Kedua Freeport dan Seruan Mogok

31 Mei 2013

Seorang pekerja tewas setelah sebuah terowongan baru runtuh pada Jumat (31/5) di pertambangan Freeport, Papua. Inilah kecelakaan maut kedua dalam dua pekan. Serikat pekerja menyerukan mogok.

https://p.dw.com/p/18hfC
Foto: Fotolia/Tomas Sereda

Seorang pekerja tewas setelah sebuah terowongan baru runtuh pada Jumat (31/5) di pertambangan Freeport, Papua. Serikat pekerja menyerukan para petambang untuk berhenti bekerja di pertambangan tembaga dan emas terbesar dunia itu.

Para pejabat perusahaan tidak bisa segera dihubungi, tapi ini adalah kecelakaan maut kedua di kompleks pertambangan itu, setelah dua pekan lalu 28 orang tewas dalam salah satu tragedi kecelakaan tambang terburuk yang pernah terjadi di Indonesia.

Pemimpin serikat pekerja yang berbasis di Papua, Virgo Solossa mengatakan bahwa pekerja itu tewas setelah sebuah terowongan bawah tanah runtuh di area produksi Freeport”.

Seseorang terkubur setelah tanah longsor di tambang bawah tanah Freeport, kata sumber lain yang bekerja di pertambangan itu, namun tidak bersedia disebutkan namanya.

Freeport menghentikan operasi di kompleks Grasberg Indonesia timur pada 15 Mei lalu, sehari setelah sebuah areal latihan di sebuah terowongan, yang jauh dari lokasi operasi utama mereka, runtuh menimpa 38 pekerja.

Freeport, hari Rabu lalu mengatakan bahwa mereka telah kembali beroperasi di areal pertambangan yang juga dikenal memiliki cadangan emas terbesar dunia itu. Serikat buruh telah menegaskan bahwa mereka tidak bersedia untuk kembali bekerja hingga semua penyelidikan mengenai penyebab kecelakaan 14 Mei lalu menjadi jelas.

Mogok Kerja

“Kecelakaan terakhir ini menunjukkan bagaimana sombongnya manajemen Freeport setelah mereka memaksakan dirinya dan para penambang untuk kembali bekerja dan memulai kembali kegiatan produksi,” kata Solossa.

“Itulah kenapa serikat buruh menyerukan agar seluruh pekerja berhenti bekerja di semua areal pertambangan Freeport.”

Serikat buruh itu mewakili sekitar 18 ribu dari total 24 ribu buruh tambang Freeport.

Pertambangan di atas permukaan tanah Grasberg biasanya menghasilkan sekitar 140 ribu ton bijih tembaga per hari, sementara operasi penambangan bawah tanah menghasilkan 80 ribu ton.

Masalah di pertambangan itu telah menurunkan harga tembaga, meski sebetulnya penutupan dalam jangka panjanglah yang akan bisa mengganggu penyediaan suplai dunia, mengingat tahun ini angka produksi dunia masih sedikit surplus.

ab/ek (rtr/dpa/ap)