1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kebebasan Bekerja di Uni Eropa

Bernd Riegert29 Mei 2013

Mobilitas yang lancar dalam Uni Eropa. Itu adalah ide besar pendirinya. Kini setiap warga Eropa punya hak dasar kebebasan dan boleh bebas bergerak di dalam Uni Eropa. Cukup dengan sebuah Kartu Tanda Penduduk.

https://p.dw.com/p/18fTC
ARCHIV - Die Fahnen von Deutschland, der Europäischen Union (EU) und von Polen wehen am deutsch-polnischen Grenzübergang in Frankfurt (Oder), aufgenommen am 02.03.2007. Der deutsche Arbeitsmarkt öffnet sich in rund zwei Wochen für Arbeitskräfte aus Osteuropa. Für Einwohner der acht EU-Beitrittsländer des Jahres 2004 - Estland, Lettland, Litauen, Polen, Slowakei, Slowenien, die Tschechische Republik und Ungarn - fallen vom 1. Mai an bis dahin geltende Beschränkungen weg. Viele sehen darin eine Chance, den in Deutschland drohenden Fachkräftemangel oder auch das Demografieproblem positiv beeinflussen zu können. Andere wiederum befürchten Lohndumping, die Gewerkschaften erneuern daher ihre Forderung nach Mindestlöhnen. Foto: Patrick Pleul dpa/lbn (zu dpa-Themenpaket Arbeitnehmerfreizügigkeit vom 26.04.2011) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Simbol gambar kebebasan bergerak di Uni EropaFoto: picture-alliance/dpa

Tinggal di Jerman, bekerja di Belgia, kuliah di Italia, kebebasan adalah bagian utama Uni Eropa. "Kebebasan bergerak tenaga kerja adalah elemen kunci pasar di dalam Uni Eropa," ditegaskan Komisaris urusan Tenaga Kerja, Sosial dan Integrasi Eropa László Andor. "Karena kuota pengangguran di sejumlah anggota Uni Eropa saat ini lebih tinggi daripada yang lainnya, semakin penting mempermudah niat orang-orang yang ingin bekerja di negara lain Uni Eropa."

Kebebasan adalah hak dasar di Uni Eropa. Ini memungkinkan warga Uni Eropa mencari kerja di negara anggota lain dan bekerja di negara tamu tanpa perlu ijin kerja. Untuk ini tenaga kerja boleh tinggal di negara tempatnya bekerja, juga setelah kontrak kerja di negara tamu habis, selama ia tidak meminta tunjangan sosial di sana. Setiap warga Uni Eropa terkait akses pekerjaan, persyaratan kerja dan semua jaminan sosial serta keringanan pajak harus diperlakukan sama seperti warganegara di negara pemberi kerja.

EU commissioner for Employment, Social Affairs and Inclusion Laszlo Andor gives a press conference on the proposal for a Directive to make it easier for people to exercise their right to work in another Member State on April 26, 2013 at the EU Headquarters in Brussels. The European Commission presented measures to ensure free movement of workers and to clamp down on discrimination against migrants in the EU.AFP PHOTO / GEORGES GOBET (Photo credit should read GEORGES GOBET/AFP/Getty Images)
Komisaris urusan Tenaga Kerja Eropa Laszlo AndorFoto: Georges Gobet/AFP/Getty Images

Pakar OECD Thomas Liebig mengamati migrasi internasional dan dampaknya bagi pasar tenaga kerja. "Kebebasan dapat membantu, dimana mobilitas di dalam Uni Eropa menstabilkan sebagian ketidakseimbangan pasar tenaga kerja." Dari kawasan dengan tingkat pengangguran tinggi, orang-orang dapat pindah tanpa kendala hukum besar ke kawasan yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Demikian teorinya. Tapi pada prakteknya berbeda. "Kurang dari lima persen penduduk Uni Eropa yang bekerja di negara anggota lainnya," demikian kritik Nadja Hirsch, wakil ketua komisi urusan pekerja dan sosial di Parlemen Eropa.

Anti Orang Asing di Pasar Tenaga Kerja

Pengecualian untuk kebebasan tenaga kerja saat ini masih berlaku bagi Bulgaria dan Rumania. Jika warga Bulgaria atau Rumania dikirim perusahaannya ke Jerman atau Austria, mereka masih memerlukan ijin kerja. Tapi pembatasan terakhir akan dicabut mulai 1 Januari 2014.

Illustration: Die Grenze zwischen Bulgarien und Rumänien mit dem Auto überqueren. EIngestellt am 5.5.2011 © Perysty - Fotolia.com
Ilustrasi Perbatasan Bulgaria dan RumaniaFoto: Perysty/Fotolia

Sikap memusuhi orang asing terutama ditunjukkan pada pasar tenaga kerja, kritik Hirsch. Puluhan tahun setelah dibentuknya pasar dalam negeri dan tenaga kerja bersama, kesan itu masih ada. "Jika seseorang memandang Uni Eropa sebagai kawasan ekonomi, yang memiliki pasar tenaga kerja bersama, orang tidak bisa mengatakan, bahwa Jerman atau Denmark menarik warga muda berkualifikasi Spanyol atau Yunani. Jika tidak, orang tidak akan pernah mencapai pasar tenaga kerja atau pasar dalam negeri bersama ataupun kawasan ekonomi bersama Eropa."

Dalam perpindahan warga ini pakar migrasi OECD Liebig juga melihat keuntungan ekonomis. "Di negara-negara yang dilanda krisis, migrasi menciptakan hawa segar dalam pasar tenaga kerja, jika orang-orang bermigrasi ke negara lain. Mereka adalah orang-orang yang sudah sudah menjadi penganggur dan menjadi beban dari segi keuangan bagi sistem pengangguran. Dan jika mereka mendapat kerja di Belanda atau Jerman dan mengumpulkan pengalaman di sana, maka di kemudian hari jika kembali mereka dapat meningkatkan nilai jual mereka di pasar tenaga kerja."