1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

270511 Merkel Indien

29 Mei 2011

Dalam rangka 60 tahun hubungan Jerman- India, Kanselir Jerman Angela Merkel berangkat ke India, 30 Mei 2011. Di sana ia akan menerima penghargaan tertinggi dari pemerintah tuan rumah, yakni Piagam Jawaharlal-Nehru.

https://p.dw.com/p/11QCe
Foto: dapd

"Jerman dan India tidak saja memiliki hubungan ekonomi yang baik, melainkan bekerjasama di bidang penelitian dan pengembangan teknologi. Inilah yang ingin kami tingkatkan dan kami juga ingin membangun kerjasama di bidang politik dan keamanan. Karena India kerap terancam aksi-aksi teror,W begitu ungkap Kanselir Jerman Angela Merkel, saat membahas agenda kerjasama bilateral bersama Perdana Menteri Manmohan Singh, Desember 2010 lalu.

Volume perdagangan antara kedua negara ditargetkan mencapai 20 milyar Euro sampai 2012. 20 tahun lalu, perdangangan bilateral kedua negara hanya seputar 2,7 milyar Euro.

Pakar politik Rajendra Kumar Jain dari Universitas Jawaharlal-Nehru di New Delhi menilai bahwa hubungan kedua negara menunjukkan keeratan baru, "Kemitraan strategis yang disepakati oleh India dan Jerman telah mempercepat prosesnya. Ini sangat menarik karena kedua negara merupakan anggota tidak tetap dalam Dewan Keamanan PBB dan mendesak agar digulirkan reformasi, agar kedua negara juga bisa menjadi anggota tetap.“

Terkait dengan 60 tahun hubungan diplomatik India dan Jerman, Angela Merkel akan meresmikan peluncuran Tahun Jerman di India. Selama satu tahun penuh, perkembangan Jerman akan ditampilkan di forum-forum politik, pagelaran seni dan berbagai acara lainnya, seperti acara olahraga, forum informasi dan teknologi. Di India, Kanselir Jerman bersama delegasinya akan untuk pertama menghadiri sebuah pertemuan kabinet India.

Acara puncak lainnya adalah penganugerahan Piagam Jawaharlal-Nehru kepada Merkel. Ini merupakan penghargaan politik tertinggi dari pemerintah India, yang ditandai dengan hadiah senilai 20 juta >Rupee, hampir 2 milyar Rupiah. Dengan piagam ini, secara simbolis dihargai upaya pribadi Merkel untuk merealisasi pembangunan yang berkelanjutan dan adil, kepemerintahan yang baik dan mendorong terbentuknya sebuah dunia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan abad ke 21. Begitu diterangkan pemerintah India.

Piagam ini juga pernah dianugerahkan kepada mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl, pejuang demokrasi Birma, Aung San Suu Kyi, dan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Meski tampak harmonis, masih ada sejumlah pergesekan antara kedua negara.

"Salah satu tema konflik yang penting berkaitan dengan perubahan iklim. Jerman merupakan negara industri dan memimpin dalam teknik energi terbarukan. Sementara India tetap merupakan negara berkembang. India memandang permasalahannya secara berbeda. Juga masalah pemilihan Direktur baru untuk Dana Moneter Internasional IMF merupakan tema penting. Sejak lama kami mendesak agar calon dari negara ambang indusrti mendapat kesempatan memimpin," dikatakan Rajendra Kumar Jain.

Menurut Rajendra Kumar Jain, Jerman memang seharusnya meningkatkan hubungannya dengan India. Sebagai negara berkemampuan nuklir dan demokrasi terbesar di dunia, India bisa berfungsi sebagai jaminan stabilitas di wilayah Pakistan dan Afghanistan yang sangat bergolak. Saat ini ada ribuan tentara Jerman yang ditempatkan di Afghanistan untuk mengamankan kawasan itu.

Priya Esselborn/Edith Koesoemawiria
Editor: Andriani Nangoy