1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Jokowi Minta Publik Sabar

22 Oktober 2014

Joko Widodo menggelar konferensi pers pertama setelah menjabat presiden. Jokowi minta publik bersabar dan berjanji akan secepatnya mengumumkan nama-nama menteri di kabinetnya.

https://p.dw.com/p/1DZge
Foto: Getty Images

Konferensi pers pertama Presiden Joko Widodo digelar di tengah halaman Istana Kepresidenan hari Rabu sore (22/10/14). Dalam jumpa pers itu, Jokowi disertai para petinggi aparat keamanan dan badan intelijen negara.

Ketika memberi keterangan kepada para wartawan, di belakang Jokowi berdiri Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Sutarman, KSAL Laksamana TNI Dr Marsetio, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan KSAU Masekal TNI Ida Bagus Putu Dunia serta Kepala BIN Letjen Purn Marciano Norman.

Jokowi mengatakan, ia menerima informasi umum tentang situasi keamanan negara, ekonomi, politik, sosial.

"Dengan Panglima, Kapolri dan yang lainnya saya tadi menyampaikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rencana strategis TNI, Polri dan hal-hal yang berkaitan dengan alat-alat pertahanan kita. Dan juga hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan TNI-Polri, gaji dan perumahan dan lain-lainnya," kata Presiden Jokowi.

Jangan berspekulasi

Presiden Jokowi juga meminta publik untuk bersabar dan berjanji akan mengumumkan nama-nama menteri yang duduk dalam kabinet baru secepatnya.

"Kemarin kan kita sampaikan itu pada KPK dan PPATK. Ada 8 nama yang tidak diperbolehkan. Tidak bisa disebutkan," kata Jokowi dan meminta media agar tidak berspekulasi tentang nama-nama yang menjadi sorotan KPK, karena bisa saja media keliru menyebutkan nama.

Meskipun didesak wartawan, Jokowi menolak menyebutkan nama-nama yang mendapat catatan dari KPK.

Ia juga menegaskan, susunan menteri tidak ditetapkan oleh tim transisi dan tidak ada tekanan dari partai-partai politik kepada presiden dalam menyusun kabinetnya.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan kepada wartawan, sebagai presiden ia lebih senang dipanggil dengan nama "Jokowi" ketimbang "Widodo".

hp/yf (rtr, ap)