1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman: Suaka Para Eksil Gay

Courtney Tenz 14 Februari 2013

Jerman kini menjadi pilihan untuk tinggal bagi pasangan sejenis, karena termasuk satu dari hanya 16 negara di dunia, yang memberikan hak legal kepada pasangan sejenis yang ingin pindah ke negara ini.

https://p.dw.com/p/17ds5
Foto: AP

Saat Martin Karaffa menerima untuk dipindahkan ke New York pada tahun 2004, warga Australia kelahiran Amerika itu tidak berpikir dua kali. Pemindahan itu adalah sebuah batu loncatan bagi karirnya setelah beberapa tahun di Tokyo. Kini dia siap untuk sebuah perubahan.

Sayangnya, perubahan itu tidak bisa menyertakan Masa-Hiko, partner Karaffa asal Jepang. Pemerintah Amerika Serikat tidak mengakui status hukum pasangan sejenis, dan membuat perusahaan Karaffa tidak bisa mendapatkan visa pasangan bagi Masa-Hiko. Pekerjaannya sebagai penjual high-end couture, tidak banyak membantu karena kini ada lebih dari 36 ribu pasangan sejenis di Amerika yang juga punya masalah yang sama.

Pengungsi Cinta

Pasangan itu akhirnya memutuskan bahwa daripada melawan sebuah sistem imigrasi yang tidak jelas, lebih baik mereka menjalin hubungan jarak jauh sementara Karaffa mencari kesempatan karir di negara lain. Kriterianya? Posisi pekerjaan yang sama tinggi dengan yang dia pegang di N ew York tapi di sebuah negara yang bisa menerima pasangannya yang sesama jenis.

Sebagai satu dari hanya 16 negara di dunia yang mengakui perkawinan sejenis untuk kepentingan legal imigrasi, Jerman berada dalam radar Karaffa. Sekali kesempatan kerja yang sempurna itu datang, maka prosesnya akan mulus. Karaffa memang tidak mendapat visa sebagai pekerja trampil, tapi dia bisa membawa Masa-Hiko, dan pasangannya itu juga diperbolehkan bekerja di Jerman.

Umstrittene Reform zur Homoehe in Frankreich
Hanya 16 negara di dunia yang mengakui perkawinan gayFoto: picture-alliance/dpa

Eksil Cinta

Jerman mengakui Lebenspartnerschaft atau status hukum pasangan sejenis, tapi itu tidak secara otomatis menjamin semua hak sebagaimana yang diterima oleh pasangan berlainan jenis. Namun Jerman memperbolehkan para imigran legal dari negara yang berbeda untuk tetap bersama. Selama satu dekade terakhir, ini telah membuat Jerman menjadi “markas“ bagi kaum eksil cinta, atau pasangan sejenis yang berasal dari dua negara berbeda dan terpaksa meninggalkan negara mereka karena status pasangan sejenis tidak diakui.

Meski masih belum jelas seberapa banyak dari 23 ribu Lebenspartnerschaft dilakukan setiap tahun, Karaffa bukan satu-satunya orang Amerika yang datang ke Jerman untuk bisa bersama-sama pasangannya.

From the USA with Love

Marcy Snook mengambil langkah yang sama setelah pasagannya yang kini menjadi istrinya dilarang memasuki Amerika selama satu tahun. Setelah terlalu sering memasuki Amerika selama masa tiga tahun hubungan jarak jauh, permohonan visa warga Jerman itu untuk sekolah di Amerika ditolak. Bahkan, dia kemudian dilarang masuk sama sekali ke negara itu. Larangan itu tidak hanya berarti bahwa mereka sekarang tidak bisa bertemu lagi di Amerika, tapi juga di masa mendatang, warga Jerman itu tidak akan bisa lagi masuk Amerika bahkan dengan visa turis. Setiap kali dia ingin berkunjung, istri Snook mengajukan visa sebagai turis, pertama kali mengajukan, dia ditolak, lalu dia ditolak lagi selama satu tahun.

Di Amerika, Snook mengontak Lambda Legal Defense Fund, sebuah organisasi hukum yang memrepresentasikan para anggota komunitas Lesbian, Gay, Bi-sex dan Trans-sexual yang biasa dikenal sebagai LGBT. Meski bisa mengajukan banding dengan biaya mahal, mereka diberitahu bahwa kemungkinan menang tidak besar. Bahkan jika sejumlah negara bagian membuat kemajuan dengan memberi jalan bagi pengakuan pasangan sejenis, perkawinan masih tidak diakui oleh pemerintah federal Amerika Serikat, dan itu menjadikan pemberian visa bagi pasangan sejenis menjadi tidak mungkin.

Perubahan di AS?

Hambatan terbesar yang membuat itu tidak bisa terjadi adalah potongan legislasi yang diloloskan pada tahun 1966 dan dikenal sebagai Defense of Marriage Act DOMA, yang mengatakan bahwa meskipun negara bisa mengijinkan hubungan sesama jenis, namun hubungan itu tidak diakui di tingkat federal atau negara bagian. Masalahnya, imigrasi adalah kebijakan federal.

I Do Support the Freedom to Marry
Kampanye mendukung hak LGBT di AmerikaFoto: picture-alliance/dpa

Ini bisa berubah dalam waktu dekat karena para pejabat pemerintah kini sedang mengerjakan reformasi hukum imigrasi. Presiden Barack Obama baru-baru ini mengirimkan proposal bagi reformasi di bidang imigrasi kepada Kongres, yang isinya termasuk memperluas keuntungan imigrasi bagi para pasangan sejenis.

Pada saat yang sama, Uniting American Families Act telah diperkenalkan kembali di Kongres, dengan pembicaraan di Senat dijadwalkan bakal berlangsung pada 13 Februari.

Ramah terhadap Gay

Bahkan dengan kemungkinan reformasi di cakrawala, pasangan yang sudah mengungsi ke Jerman tidak punya rencana kembali ke Amerika. Meski begitu mereka melihat kebijakan imigrasi ini akan menjadi kemenangan besar bagi para pasangan lain. Hal lain, debat atas hak legal pasangan sejenis ini memperlihatkan adanya sikap permusuhan terhadap kaum gay.

Flash-Galerie CSD Christopher Street Day 2010 Berlin
Parada gay setiap tahun digelar di Jerman sebagai pengakuan atas hak LGBTFoto: picture-alliance/dpa

“Jika besok, hukum berubah, saya bertanya pada diri sendiri apakah saya akan pergi ke Amerika, dan saya tidak yakin,“ kata Karaffa. “Saya lebih memilih hidup di negara di mana tak ada orang yang melihat dengan curiga atas pengakuan terhadap pernikahan gay dan pasangan gay.