1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Perlu Imigran Berkualitas

26 Januari 2015

Pandangan klise di Jerman bahwa imigran hanya merugikan dan mengeruk tunjangan, terbukti keliru. Sebuah penelitian menunjukkan hal sebaliknya, imigran justru membuat pundi uang Jerman melembung.

https://p.dw.com/p/1DwYZ
Foto: Darren Baker/Fotolia

Tema imigran dan praduga beban sosial berdasar hasil penelitian terbaru menjadi sorotan dalam tajuk harian-harian Jerman. Politik dan masyarakat kini baru terbuka matanya, bahwa keberadaan imigran di Jerman justru memberikan keuntungan bagi kas sosial. Warga asing terbukti membayar pajak dan retribusi 22 milyar Euro lebih besar ketimbang tunjangan yang mereka terima dari negara.

Harian Stuttgarter Zeitung yang terbit di Stuttgart dalam tajuknya menulis: Negara imigran Jerman ternyata sebuah perusahaan yang menguntungkan. Kesimpulan riset, 6,6 juta imigran di Jerman membayar pajak dan retribusi jauh lebih tinggi ketimbang tunjangan yang mereka peroleh. Selain itu, mereka adalah tenaga kerja yang amat dibutuhkan. Melihat angka-angka hasil penelitian, di masa depan politik imigrasi Jerman harus diubah agar makin menguntungkan. Laba bersih negara akan tambah tinggi, jika tenaga kerja asing semakin berkualifikasi. Negara tujuan imigran terkemuka, Kanada dan Australia sudah menyadari sejak lama keuntungan ekonomi itu. Tidak heran jika kedua negara terus berlomba-lomba menarik imigran berkualitas tinggi. Kini Jerman harus membuka perbatasannya bagi tenaga berkualitas, menghapus fantasi multi kultur dan menggantikannya dengan kepentingan ekonomi negara.

Harian Neue Westfälische yang terbit di Bielefeld dalam tajuknya berkomentar: Penelitian serupa dengan hasil sama sebetulnya sudah dilakukan tahun 2004 lalu. Tapi prasangka umum bahwa imigran hanya menghabiskan uang negara masih tetap bercokol di kepala kebanyakan warga Jerman. Di balik tuduhan klise itu tersembunyi ketakutan yang sudah tertanam berabad-abad, berupa instink purba takut pada warga asing. Yang lebih penting lagi sebagai tindak lanjut penelitian adalah, bagaimana memperbaiki mutu keturunan warga migran, yang hingga kini tersisih dari integrasi karena tidak memiliki paspor Jerman.

Harian Tageszeitung yang terbit di Berlin menulis tajuk bernada lebih kritis: Masalah politis dari imigrasi para pengungsi tidak terpecahkan lewat riset ekonomi itu. Malahan sebaliknya. Prasangka buruk kini makin kencang, dan imigran dibagi dua kategori, imigran bagus dan imigran buruk. Kita seharusnya memperluas neraca biaya dan keuntungan dari pekerja migran di Jerman. Dengan cara membagi lebih banyak dari kemakmuran negara bagi para pengungsi yang kurang beruntung. Itu yang bagus. Tapi tentu saja tidak banyak politisi yang mau mendukungnya.

Dan Südwest Presse yang terbit di Ulm berkomentar: Hasil penelitian mungkin bisa lebih meyakinkan para pendukung dan penentang imigrasi, bahwa Jerman hingga 2050 memerlukan pekerja migran berkualitas, menimbang menciutnya populasi penduduk hingga 20 juta orang. Jika tidak, dampak negatifnya akan terasa pada sektor ekonomi dan sistem sosial. Perkembangan terbaru menunjukkan, jika para pekerja migran dimungkinkan menaikkan status sosialnya lewat pendidikan dan tunjangan, hal ini bukan hanya menguntungkan yang bersangkutan, melainkan juga negara yang menerimanya dengan tangan terbuka. Jika hal itu juga membantu menepis diskriminasi budaya dan sosial terhadap kaum migran, berarti Jerman sudah menempuh arah yang tepat.

as/yf(dpa,afp)