1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jelang Perundingan, Situasi Sudan Selatan Mencekam

2 Januari 2014

Pemerintah Sudan Selatan berlakukan status darurat militer jelang perundingan damai dengan pemberontak di Ethiopia. Sekitar 200.000 pengungsi memadati sungai Nil untuk menyebrang ke tempat yang lebih aman.

https://p.dw.com/p/1AkE1
Foto: Reuters

Menjelang dimulainya perundingan damai di Sudan Selatan, Presiden Slava Kiir memberlakukan status darurat militer di sejumlah negara bagian. Pemerintah, Rabu (01/01), mengumumkan melalui layanan pesan pendek Twitter, status darurat berlaku untuk negara bagian Jonglei dan Unity.

Setelah dua pekan pertempuran berdarah, pemerintah Sudan Selatan dan tentara pemberontak menyepakati perundingan damai.

Kedua pihak yang berseteru mulai Rabu (01/01) akan mengirimkan delegasi ke ibukota Ethiopia, Addis Abeba. Uni Afrika sebelumnya mengancam akan menjatuhkan sanksi jika kedua pihak menolak bekerjasama.

Pertikaian di Sudan Selatan berawal dari konflik kekuasaan antara Presiden Kiir dan bekas wakilnya, Riek Machaar. Kedua politisi adalah anggota suku yang berseteru satu sama lain. Lebih dari seribu orang tewas selama konflik di negara yang baru seumur jagung itu. Sementara 200.000 penduduk terpaksa mengungsi.

Pengungsi Sebrangi Sungai NIl

Peluang perundingan damai sejauh ini masih terbuka. Kendati kedua pihak sepakat untuk mengawali dialog, pertempuran bersenjata tetap berlangsung sepanjang malam pergantian tahun. Kelompok pemberontak, Selasa (31/1) mengklaim telah merebut kota Bor yang terletak strategis di jantung Sudan Selatan.

Menurut Palang Merah Internasional (PMI), para pengungsi berupaya menyebrangi sungai Nil untuk berlindung di Awerial yang berbatasan. Kawasan di negara bagian Lakes itu saat ini dijadikan basis pertolongan untuk pengungsi.

"Ribuan orang membanjiri jalanan menuju sungai. Sementara ribuan lain menunggu kapal yang akan membawa mereka ke sebrang," kata salah seorang jurubicara PMI.

Palang Merah saat ini telah mulai membagi-bagian selimut, alat memasak, kendi dan bahan makanan untuk sekitar 30.000 pengungsi Sudan Selatan yang telah tiba. Organisasi itu tengah menyiapkan gelombang kedatangan selanjutnya.

Harapan Penduduk

Pengamat sebelumnya khawatir, tindakan pemberontak merebut kota Bor akan membekukan perundingan damai. Namun baik Kiir dan Machar tetap mengirimkan perwakilannya ke Addis Abeba. Machar diduga ingin memperkuat posisi tawar dengan merebut kota Bor.

Penduduk Sudan Selatan menyambut rencana perundingan damai. "Dialog di Addis Abeba adalah satu-satunya solusi damai untuk menyudahi krisis di Sudan Selatan. Kalau gagal, akan lebih banyak warga sipil yang menjadi korban," kata MIchael Abe, seorang penduduk di ibukota Juba.

Situasi di Juba sendiri mulai kondunsif sejak beberapa hari terakhir. Toko-toko dan pasar dibuka. Penduduk sudah kembali bekerja. Kendati begitu pengamat mengakui, Juba jauh lebih sepi ketimbang sebelum konflik. Pertikaian berdarah antara suku itu dimulai di kota ini.

Südsudan Flüchtlinge Flüchtlingslager Juba
Kamp pengungsi di Juba, Sudan SelatanFoto: picture-alliance/dpa

rzn/ap (ap,rtr)