1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Siapkan Serangan Darat

11 Juli 2014

Serangan udara Israel atas jalur Gaza telah menewaskan setidaknya 100 warga Palestina yang setengahnya adalah perempuan dan anak-anak. Kini Tel Aviv menyiapkan kemungkinan serangan darat.

https://p.dw.com/p/1CbC4
Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images

Israel telah memindahkan tiga brigade infantri ke perbatasan dengan Jalur Gaza. Langkah persiapan masih akan dilakukan dengan menambah satu atau dua brigade lainnya dalam beberapa hari ke depan, demikian pernyataan juru bicara militer Israel Peter Lerner.

Para pejabat militer menekankan bahwa keputusan mengenai operasi serangan darat akan diambil oleh para pemimpin politik. Hingga kini, tidak ada indikasi gencatan senjata akan dilakukan.

Duta besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Dan Shapiro, mengatakan kepada Radio Angkatan Bersenjata bahwa ”tak seorangpun ingin operasi darat, dan kami berhasrat melihat Hamas menghentikan tembakan roket dan rudal. Dalam kasus itu, Israel mendapat dukungan penuh AS.“

Tembakan roket yang jauh masuk ke wilayah Israel terus berlanjut, memaksa bandara internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv untuk sementara waktu menghentikan operasi pagi tadi, namun kini penerbangan telah pulih.

Hamas mengatakan pihaknya telah menembakkan empat rudal M-75, yang merupakan roket baru berdaya jelajah lebih jauh yang dimiliki kelompok tersebut, ke arah bandara Israel.

Ashraf al-Kidra, jurubicara layanan darurat Jalur Gaza, mengatakan paling sedikit 670 orang terluka sejak dimulainya serangan Israel. Hampir semua yang mengalami luka-luka adalah penduduk sipil, termasik perempuan dan anak-anak, kata dia.

PBB mengatakan “menyasar dan merusak bangunan rumah di Gaza menjadi penyebab utama jatuhnya korban sipil,“ sambil menambahkan bahwa 340 rumah rusak sejak operasi militer Israel dimulai Selasa lalu.

Tanda-tanda konflik meluas

Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional mengatakan serangan atas warga sipil bertentangan dengan hukum internasional, sambil mengecam sebuah insiden di mana seorang petugas medis Palestina terluka.

“Belasan staf dan sukarelawan terluka dan tiga ambulans rusak“ dalam sebuah serangan yang menghantam Bulan Sabit Merah, cabang Palestina di Jabaliya, sebelah utara Gaza, kata Palang Merah Internasional. (baca juga: dukungan rakyat Indonesia bagi Palestina)

Dan sebuah tanda konflik itu akan menyebar terlihat ketika sebuah rudal ditembakkan ke wilayah Israel dari Libanon. Ini merupakan insiden yang terjadi untuk pertama kalinya sejak Israel melancarkan operasi Protective Edge sebagai jawaban atas serangan roket dari Jalur Gaza.

Menurut sumber-sumber keamanan serta kantor berita milik pemerintah Libanon, dua roket ditembakkan oleh militan tak dikenal dari pinggiran kota Mari di baratdaya Libanon.

Roket ketiga yang ditembakkan dari wilayah itu gagal berfungsi dan meledak ketika masih berada di titik peluncuran, kata kantor berita NNA, sambil menambahkan bahwa angkatan bersenjata Libanon telah menjinakkan dua roket lainnya. Tak ada informasi terperinci terkait hal ini.

Hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab terkait serangan dari Libanon ke arah Israel. Di Tel Aviv, Lerner membenarkan adanya serangan dari arah Libanon, dan menyatakan itu terjadi di dekat kota perbatasan Metullah. “Militer Israel juga bersiaga di front utara,“ kata Lerner.

ab/hp (dpa,ap,rtr)