1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel dan Hamas Musuh Bebuyutan

Tanja Krämer11 Juli 2014

Israel lanjutkan serangan udara ke Gaza, kelompok militan Hamas membalas dengan tembakan roket ke Israel. Eskalasi terbaru antara Israel dan Palestina adalah lanjutan konflik dua musuh bebuyutan.

https://p.dw.com/p/1CaZu
Foto: picture-alliance/dpa

Angkatan udara Israel tak henti-hentinya melakukan pemboman ke Jalur Gaza. Militer menerangkan, yang menjadi sasaran adalah para pemimpin militan Hamas dan jaringannya. Tapi korban penduduk sipil terus berjatuhan. Lebih 100 warga Palestina tewas, ratusan lainnya luka-luka.

Sayap militer Hamas, Brigade Kassam, dan kelompok militan Islam Jihad sebelumnya sudah menembakkan ratusan roket ke Israel. Suara sirene peringatan udara berkumandang di kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Yerusalem. Penduduk berlari mencari tempat perlindungan.

Sistem penangkal rudal Israel yang disebut Iron Dome berhasil menghancurkan sebagian roket yang ditembakkan dari Palestina. Beberapa roket jatuh di tempat tidak berpenghuni. Ada juga yang menghantam perumahan penduduk, tapi sampai saat ini belum ada korban tewas di pihak Israel.

Dua musuh bebuyutan

Saling serang antara Israel dan kelompok militan Hamas memang sudah sering terjadi. Tapi kali ini, Israel mengerahkan angkatan udara, angkatan laut dan satuan artileri dan bertekad untuk menghancurkan infrastruktur militer Hamas.

Taktik Israel adalah melakukan serangan udara untuk menghancurkan rumah-rumah anggota kelompok militan. Tapi itu saja tidak cukup. Di perbatasan ke Jalur Gaza, Israel kini mempersiapkan ratusan kendaraan lapis baja yang siap melakukan invasi. 20.000 ribu pasukan cadangan disiapkan untuk melancarkan operasi darat.

Di Palestina, kelompok Hamas belakangan mulai kehilangan dukungan. Tapi dengan eskalasi baru ini, Hamas berharap bisa meningkatkan popularitasnya. Kelompok-kelompok militan yang dekat dengan Hamas menyatakan, mereka masih punya 10.000 roket yang siap diluncurkan.

Penduduk sipil jadi korban

Bagi militer Israel, sulit mencari strategi yang tepat. Serangan-serangan ke Gaza menewaskan banyak penduduk sipil dan membangkitkan kebencian lebih dalam. Di lain pihak, Israel membutuhkan kelompok yang lebih moderat dalam organisasi Hamas untuk menghadapi kalangan militan.

Sejak operasi militer November 2012, Israel dan Hamas sebenarnya menyepakati gencatan senjata. Memang ada beberapa insiden kecil, namun sampai awal tahun ini, Hamas berhasil menerapkan gencatan senjata dan mengendalikan kelompok-kelompok radikal. Tapi sejak beberapa bulan terakhir, kubu militan mulai giat lagi.

Hamas sebelumnya mendapat dukungan politik dari Mesir. Namun sejak munculnya pemerintahan militer baru di bawah Jendral Abdel Fattah Al Sisi, Hamas makin terisolasi. Militer Mesir mulai menutup terowongan-terowongan bawah tanah yang menjadi jalur utama perdagangan dan distribusi barang dari Mesir ke Palestina.

Upaya rekonsiliasi antara kelompok Fatah dan Hamas yang dirintis Presiden Palestina Mahmoud Abbas bulan Juni lalu tidak berhasil memperbaiki situasi. 1,7 juta penduduk Gaza sudah lama menderita karena blokade ekonomi yang dilaksanakan Israel sejak delapan tahun terakhir. Sekarang, mereka harus mencari perlindungan dari serbuan roket.