1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel dan Hamas Abaikan Gencatan Senjata

14 Agustus 2014

Kedua belah pihak kembali baku hantam di tengah gencatan senjata yang telah di sepakati. Sementara itu proses negosiasi terus berlangsung. Hamas menuntut kebebasan bergerak dan pencabutan blokade Gaza.

https://p.dw.com/p/1CuVr
Nahostkonflikt Israel Palästina Gazastreifen 9.08.2014
Foto: REUTERS

Belum apa-apa, gencatan senjata selama lima hari yang disepakati Israel dan Hamas, Kamis (14/8), nyaris dibatalkan. Kelompok garis keras Palestina menembak roket yang dibalas Israel dengan serangan udara.

Militer Israel mengklaim Hamas melanggar kesepakatan dan menembakkan delapan roket yang tidak menimbulkan korban.

Sebaliknya Hamas menepis keterlibatannya dalam penembakan roket dan sebaliknya menyalahkan Israel karena dinilai melanggar gencatan senjata. Kesepakatan yang dimediasi oleh Mesir itu dibuat pada menit-menit terakhir sebelum berakhirnya gencatan senjata yang berlangsung hingga Rabu malam.

Gencatan Senjata Permanen

Serangan udara Israel adalah "pelanggaran terhadap masa tenang," kata perwira Hamas, Izzat Reshiq. Menurutnya bukan Palestina melainkan Israel yang melanggar gencatan senjata.

Mesir yang sejak awal membidik gencatan senjata permanen, mendapati sikap keras kedua belah pihak mempersulit negosiasi. Hamas menuntut Mesir dan Israel menyudahi blokade atas Jalur Gaza. Sebaliknya kedua negara khawatir, pembukaan perbatasan bukan akan dipakai untuk tujuan damai oleh kelompok garis keras tersebut.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah menegaskan pihaknya cuma akan menerima "gencatan senjata permanen" jika Israel dan Mesir "mencabut blokade" dan menjamin kebebasan bergerak di kawasan berpenduduk 1,8 juta orang tersebut.

Peta Jalan Damai

Tuntutan Haniya turut diakomodir oleh Mesir. Termasuk ke dalam peta jalan damai yang dirancang di Kairo, Israel diharapkan memperluas batas tiga mil laut bagi nelayan Palestina menjadi enam mil laut dari bibir pantai.

Peta jalan damai yang disiapkan Mesir juga membidik pengurangan area "terlarang" untuk penduduk Palestina di perbatasan Gaza, dari 300 meter menjadi 100 meter sebelum pagar perbatasan. Pengurangan tersebut menguntungkan para petani yang memiliki lahan di sekitar perbatasan.

Kedua delegasi akan kembali ke Kairo, Sabtu (16/7) untuk memulai proses negosiasi.

rzn/ab (rtr,dpa)