1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tinggal Dalam Kontainer

Melanie Sevcenko22 Juni 2013

Biaya tinggal di ibukota Jerman terus melambung tinggi. Seorang investor di Berlin menemukan solusi bagi tingginya permintaan dari mahasiswa - hidup dalam kontainer.

https://p.dw.com/p/18uNg
Foto: Entwurfsverfasser: Holzer Kobler Architekturen GmbH

Di atas lahan seluas 11.000 meter persegi di Plänterwald, Berlin, seorang pengembang Jörg Duske menempatkan 410 kontainer sebagai perumahan murah untuk sebuah perkampungan mahasiswa.

"Mencari apartemen dengan harga terjangkau cukup sulit di Berlin," jelas Duske. "Saya harap proyek ini dapat memberi inspirasi bagi dunia arsitektur karena membangun kontainer, menurut saya, 50 persen lebih cepat. Sebuah alternatif bagi arsitektur."

Apartemen dalam kotak

Disebut Eba51, visi Duske terinspirasi proyek perumahan mahasiswa serupa yang ia kunjungi di Amsterdam tahun lalu. Keetwonen terdiri dari 1.000 unit di lahan 17.000 meter persegi merupakan 'kota kontainer' terbesar di dunia.

Kompleks kontainer terlihat bagus, tapi sistem pemanas pada musim dingin akan sulit
Kompleks kontainer terlihat bagus, tapi sistem pemanas pada musim dingin akan sulitFoto: Entwurfsverfasser: Holzer Kobler Architekturen GmbH

Duske menggelar kompetisi desain Desember lalu. Pemenangnya adalah "Frankie & Johnny" oleh Holzer Kobler Architecture, sebuah perusahaan di Zürich yang mengembangkan konsep kubus komprehensif yang mencakup ruang tamu, ruang tidur, dapur dan kamar mandi pribadi dalam setiap kontainer.

Untuk sebuah kontainer sebesar 26 meter persegi, biaya sewa per bulan kurang lebih 220 Euro. Tidak buruk. "Ini benar-benar dibuat untuk mahasiswa sehingga mereka dapat berkumpul. Ini mengakomodasi sebuah komunitas," kata Duske. Sebuah areal barbecue, tenis meja, ruang binatu, dapur bersama dan aula untuk acara juga akan termasuk dalam kompleks.

Terdengar ideal. Tapi ada sejumlah kekurangan. "Apa bangunan kontainer benar-benar cocok sebagai rumah mahasiswa masih kontroversial," ungkap desainer kota Tobias Kurtz. Sementara kontainer memotong biaya dan waktu pembangunan, "bahan kontainer tidak memudahkan insulasi, yang berarti bagian dalam sebuah kontainer normal akan panas pada musim panas dan dingin saat musim dingin."

Perkampungan kontainer masih dalam tahap awal
Perkampungan kontainer masih dalam tahap awalFoto: Joerg Duske

Lokasi, lokasi, lokasi

Di tengah tahap konstruksi Eba51, Duske mengakui awalnya ia tidak fokus pada solusi mengatasi populasi mahasiswa yang begitu besar, kini berjumlah sekitar 147.000 dan terus bertambah. Baginya, kubus-kubus ini lebih merupakan seni.

"Niat awal saya membangun perkampungan kontainer dan memperkenalkan arsitektur baru," kisahnya. "Tapi kedua hal itu bertautan - ada juga permintaan bagi perumahan mahasiswa. Jadi semoga semuanya terjadi pada waktu yang tepat, dengan harga yang pantas."

Rencananya Eba51 dibuka dengan 73 unit pada akhir September mendatang sebelum semester musim gugur dimulai, dan penyelesaian konstruksi akhir dijadwalkan untuk April 2014.