1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inilah Profil Pemberontak Syiah Huthi

4 April 2015

Pemberontak Syiah Huthi kini mencuat dalam percaturan politik internasional terkait konflik sektarian dan sukses gerakan yang diduga didukung Iran ini dalam menguasai bagian luas di Yaman. Inilah profil kelompok Houthi.

https://p.dw.com/p/1F2MP
Proteste in Sanaa
Foto: picture-alliance/dpa/Yahya Arhab

Momentum kebangkitan kelompok Syiah Huthi dalam percaturan politik nasional di Yaman terjadi bulan Agustus 2014. Ketika itu pimpinan Huthi, Abdulmalek al Houthi yang didukung ribuan demonstran yang turun ke jalanan menuntut pemerintah Yaman yang dipimpin presiden Abedrabbo Mansour Hadi membatalkan pencabutan subsidi BBM yang diumumkan sebulan sebelumnya.

Al Huthi mengancam akan menggulingkan presiden jika tuntutan itu tidak dikabulkan. Selain itu kaum Syiah Huthi juga menuntut lebih banyak pembagian kekuasaan lewat perwakilan kelompok etnis, religius dan aktivis dalam pemerintahan setelah digulingkannya presiden Ali Abdullah Saleh pada 2011.Kelompok Syiah Houthi berperan besar dalam penggulingan Saleh dan naiknya wakil presiden Mansour Hadi menjadi presiden baru.

Ketegangan antara kelompok Huthi melawan presiden Hadi mula-mula mereda setelah tercapainya kesepakatan damai lewat mediasi petugas PBB untuk Yaman, Jamal Benomar. Hadi juga mengundang kaum Huthi untuk duduk dalam pemerintahan persatuan nasional. Juga presiden Hadi mengajukan syarat, semua kelompok Huthi agar ditarik dari ibukota Sanaa agar tuntutan dipenuhi.

Presiden terusir

Namun konflik kembali pecah bulan Januari 2015 saat presiden Hadi mengumumkan rancangan konstitusi baru untuk pembentukan enam kawasan federasi Yaman. Langkah ini dipandang oleh kelompok Syiah Huthi sebagai upaya melemahkan mereka. Presiden Hadi tetap ngotot dengan rencananya, yang memicu pemberontakan kaum Syiah Huthi.

Jemen - Demonstrationen gegen die Regierung
Kaum Syiah Huthi menggelar aksi protes anti pemerintah di Sanaa menuntut pembatalan pembntukan 6 kawasan federasi.Foto: picture-alliance/dpa/Y. Arhab

Dengan cepat pemberontak Huthi bisa menguasai kawasan luas di Yaman dan merebut ibukota Sanaa pada bulan Februari 2014. Presiden Hadi kemudian mengungsi ke Aden dan akhir bulan lalu ke ibukota Arab Saudi, Riyadh. Kini kaum Huthi bahkan sudah berhasil merebut pusat kota Aden, kubu pertahanan terakhir presiden Hadi yang didukung koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi.

Pemberontak Syiah Huthi diduga didukung oleh Iran dengan logistik dan persenjataan. Walau dibantah, namun diperkirakan semua bantuan dikirim lewat udara maupun lewat laut.

Asal mula gerakan

Pergerakan kaum Huthi yang menguasai wilayah Saad di utara Yaman didirikan resmi pada awal tahun 1990-an dengan nama resmi Anshar Allah. Pendirina adalah Hussein Badr-al Din al Houthi yang mula-mula mengusung visi pendidikan luas dan kebudayaan bagi generasi muda Yaman. Kelompok ini menganut fajam Syiah Saidismus yang sudah mengakar di kawasan itu sejak 1000 tahun.

Gerakan pendidikan dan kebudayaan itu berubah menjadi gerakan bersenjata, setelah pendirinya Hussein al Huothi terbunuh oleh serdadu yang dikrimkan presiden Ali Abdullah Saleeh pada tahun 2004. Ketika itu kaum Huthi mendukung aksi protes terhadap presiden Saleh di sebuah mesjid di Sanaa. Kaum Huthi juga berperan besar dalam gerakan yang menumbangkan presiden Saleh pada 2011.

Para analis politik dari Amerika menyebutkan, sebetulnya kaum Huthi hanya menuntut pembagian kekuasaan lebih besar dalam pemerintahan nasional. Juga kelompok Syiah ini ingin menggolkan tuntutannya bagi otonomi luas kawasan Saada di utara Yaman. Tapi sejarah menunjukkan, sikap ngotot presiden Mansour Hadi yang didukung kaum Sunni di Arab Saudi memicu perang sektarian di Yaman. Kini pemberontak Huthi prakti seudah menguasai seluruh Yaman yang dalam keadaan vakum kekuasaan ditinggal kabur presidennya untuk meminta perlindungan ke Arab Saudi.

as/vlz (dari berbagai sumber)