1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Uji 'Halal' Cadbury

30 Mei 2014

Indonesia menyatakan sedang menguji produk Inggris Cadbury, guna memeriksa apakah sesuai dengan standar Islam, setelah pada dua cokelat di negara tetangga Malaysia ditemukan terkontaminasi DNA babi.

https://p.dw.com/p/1C9Gs
Foto: Getty Images

Skandal atas dugaan pemakaian bahan yang dilarang dalam hukum Islam telah memicu kemarahan di antara beberapa kelompok Muslim di Malaysia. Kelompok-kelompok ritel dan konsumen Muslim Malaysia telah menyerukan boikot pada semua produk yang dibuat oleh Cadbury dan perusahaan induknya Mondelez International Inc.

Kekhawatiran atas standar makanan halal bisa membahayakan penjualan Mondelez di pasar Muslim yang lebih besar dari Malaysia, seperti Indonesia dan Timur Tengah.

"Setelah kejadian tersebut, adalah bijaksana untuk melakukan tes pada varian lain untuk melihat apakah mereka juga memiliki jejak DNA babi. Kita mungkin sudah dapat hasilnya dalam beberapa hari," ujar Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia, Roy Alexander Sparingga.

Sparingga mengatakan tes akan dilakukan pada 10 jenis produk Cadbury yang disertifikasi di Indonesia sebagai produk halal - atau diperbolehkan menurut hukum Islam.

Dalam klarifikasi dari pihak Cadbury Indonesia, disebutkan mereka memahami betapa pentingnya produk 'halal' bagi para konsumen di Indionesia.

Belum ada kepastian

Otoritas Islam Malaysia mencoba untuk mendinginkan kemarahan atas kasus Cadbury dengan mengatakan, masih belum jelas apakah kontaminasi itu murni kesalahan perusahaan. "Anda perlu memahami bahwa kita tidak bisa segera mengambil tindakan terhadap Cadbury kalau tidak ada bukti kuat apakah kontaminasi terjadi di pabrik itu sendiri atau apakah itu terjadi karena faktor eksternal," kata direktur jenderal Departemen Pengembangan Islam Malaysia JAKIM, Othman Mustapha. "Mereka belum terbukti bersalah, jadi ini masih disuspensi,“ tambahnya.

JAKIM, yang bertanggung jawab untuk pemberian sertifikasi halal di Malaysia, sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada tersangka Cadbury produk untuk mengkonfirmasi temuan awal oleh kementerian kesehatan setempat.

Redam kecemasan

Cadbury Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menarik kedua produk coklatnya sebagai tindakan pencegahan. Dinyatakannya, tidak ada alasan bahwa ada kandungan babi yang terkait dalam produk makanan lainnya: "Kami memiliki sertifikasi halal dan kami memiliki standar tertinggi dalam standar label produk."

Produk di negara-negara Muslim secara teratur diperiksa untuk memastikan bahwa produk-produk itu halal.

Skandal makanan non-halal telah meletus di Asia Tenggara tahun 2001, ketika perusahaan raksasa makanan Jepang Ajinomoto Co Inc dianggap terlibat dalam kasus serupa. Majelis Ulama Indonesia menuding perusahaan itu menggunakan enzim babi dalam proses produksi bumbu monosodium glutamat. Saat itu perusahaan Ajinomoto lokal kemudian secara terbuka meminta maaf dan menarik beberapa produknya dari pasar Indonesia.

ap/vlz(rtr/ap)