1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ilmuwan Ungkap Jejak Kelahiran Alam Semesta

18 Maret 2014

Peneliti Harvard berhasil mendeteksi bukti pertama gelombang gravitasi purba. Temuan tersebut memastikan kebenaran teori relativitas umum milik Albert Einstein dan teori inflasi milik Alan Guth.

https://p.dw.com/p/1BRNg
BICEP2 Beleg für den Knall nach dem Urknall
Citra radiasi latar belakang yang direkam oleh teleskop Bicep2Foto: picture-alliance/dpa

Sejak beberapa hari isunya sudah merebak di kalangan ilmuwan. Kini dipastikan, peneliti Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics sukses menemukan riak gravitasi yang terjadi 13,8 miliar tahun lampau saat alam semesta pertama kali memuai. Temuan tersebut adalah "bukti langsung pertama atas inflasi kosmik," yang membuat alam semesta membesar dalam sekejap, tulis ilmuwan dalam laporannya.

Jejak gelombang gravitasi purba tersebut direkam melalui teleskop BICEP2 yang terdapat di benua Antartika. Gelombang tersebut tercipta sesaat setelah dentuman besar. Ilmuwan menjelaskannya sebagai "gempa pertama" di alam semesta.

"Menemukan sinyal ini adalah sasaran terbesar kosmologi modern," kata John Kovac, kepala tim peneliti di Harvard-Smithsonian. "Terobosan banyak peneliti yang sudah ada membawa kami ke pada titik ini." Sementara Clem Pryke dari University of MInnesota menggambarkan proses pencarian seperti "mencari jarum di tumpukan jerami. Tapi pada kasus ini kami menemukan tongkat besi."

Layak Nobel

Temuan tersebut menjadi sensasi karena membuktikan keabsaan teori relativitas umum milik Albert Einstein. Selain itu gelombang gravitasi juga memastikan kebenaran teori inflasi yang mengklaim, alam semesta memuai 100 trilyun trilyun kali dalam sesaat.

Jika intepretasi data yang dilakukan kelompok peneliti itu terbukti benar, empunya temuan berpeluang besar mendapatkan hadiah nobel fisika tahun ini. Teori Inflasi diperkenalkan oleh fisikawan Alan Guth dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), 1980 silam. Sebagian ilmuwan bahkan menyebut, penemuan tersebut memiliki dimensi yang sama dengan penemuan partikel tuhan, Higgs-Bosons.

Buat fisikawan Harvard, Avi Loeb, hasil temuan itu "menyinari sejumlah pertanyaan mendasar, misalnya kenapa kita bisa hidup dan kapan alam semesta tercipta." Menurutnya, gelombang gravitasi tidak cuma membuat teori inflasi menjadi "tidak terbantahkan," tetapi juga "memastikan kapan terjadinya."

Gelombang Gravitasi

Astronomie Teleskop Bicep2 am Südpol
Teleskop Bicep2 di Kutub SelatanFoto: picture-alliance/dpa

Selama proses pencarian, ilmuwan mengarahkan teleskop ke arah wilayah di luar sistem tata surya, yang disebut dengan "Southern Hole." Mereka membidik radiasi latar belakang pada level gelombang mikro yang dikenal sebagai pancaran radiasi terlemah dari dentuman besar. Temuan itu menampilkan kondisi alam semesta sekitar 380.000 tahun setelah dentuman besar.

Keberadaan gelombang gravitasi di awal alam semesta diprediksi Einstein tahun 1916. Namun teori tersebut belum pernah bisa dibuktikan. Menurut Guth, periode pengembangan alam semesta yang terjadi dalam sekejap seharusnya menciptakan gelombang gravitasi, karena melibatkan pergerakan partikel bermassa.

Model yang diperkenalkan Guth juga menjawab kenapa alam semesta memiliki keseragaman di semua arah. "Temuan ini menakjubkan. Kita benar-benar bisa melihat balik ke awal terciptanya waktu," kata Lawrence Kraus dari Arizona State University.

Selain Harvard, sejumlah lembaga penelitian lain ikut terlibat, antara lain University of Minnesota, Stanford University, California Insititute of Technology dan Badan Antariksa AS (NASA).

rzn/ab (dpa,afp,rtr)