1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

IISS: Anggaran Pertahanan Asia Lampaui Eropa

ZR / ML (dpa, rtr)18 Maret 2013

Sementara negara Eropa harus berhemat, negara Asia terus meningkatkan anggaran pertahanannya. Para pekar menduga, tren ini masih akan berlanjut.

https://p.dw.com/p/17yeS
VÄXJÖ 000407 - Skrotning av stridsvagn S i Vislanda. Foto: Hans Runesson Kod: 362 *F-Bild* COPYRIGHT SCANPIX SWEDEN picture-alliance / RUNESSON HANSSCANPIX SWEDEN
Foto: picture-alliance/Runesson Hansscanpix Sweden

Tahun 2012, untuk pertama kalinya anggaran pertahanan negara-negara Asia melampaui anggaran negara anggota NATO Eropa, demikian menurut laporan Institut untuk Studi Strategis (IISS) yang diluncurkan Kamis (14/03) di London. Dalam laporan "Military Balance 2013" IISS dikatakan, naiknya Cina menyebabkan pergeseren ini.

***Sperrfrist bis Montag 18.03. 2013 00:01*** --- ***Not to be used before Monday March 18th 2013 00:01*** --- 2013_03_14_sipri_waffen_import.psd
Infografik lima importir senjata terbesar sedunia.

Antara tahun 2011 dan 2012, anggaran pertahanan Cina naik 8 persen, sementara rata-rata anggaran negara Asia lainnya hanya bertambah lima persen. "Cina mengalokasi lebih banyak dana bagi pertahanan dibandingkan anggaran pertahanan keseluruhan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan", demikian Dirjen IISS John Chipman.

Saat ini, sekitar 45 persen anggaran pertahanan dunia dikeluarkan oleh Amerika Serikat. Para pakar memperkirakan, di tahun-tahun mendatang, AS akan terpaksa menciutkan anggaran ini.

Dinamika Aksi dan Reaksi

Naiknya anggaran pertahanan di kawasan Asia Pasifik antara lain disebabkan reaksi sejumlah negara atas ancaman dari program nuklir Korea Utara. Sangat jelas, pemerintah baru di Pyongyang tetap menganut asas "militer adalah prioritas", kata Chipman.

Korea Utara, yang baru saja melakukan tes nuklir ketiganya, terus menambah arsenal senjatanya. Di antaranya, plutonium yang mencukupi untuk merakit empat sampai 12 senjata nuklir, program pengayaan uranium yang dapat memasok bahan untuk satu sampai dua senjata per tahun, dan sejumlah rudal balistik jarak menengah dan jauh.

Di Asia terdapat beragam ancaman. "Ada bukti dinamika aksi dan reaksi antar negara Asia yang berdampak pada program militer negara-negara di kawasan itu," demikian menurut laporan IISS.

India yang adalah salah satu negara pengimpor senjata terbesar dunia terus meningkatkan arsenalnya untuk mengimbangi Cina dan Pakistan. Sementara Jepang dan Korea Selatan berusaha memodernisasi kapabilitas pertahanannya sebagai persiapan atas kemungkinan serangan nuklir dari Korea Utara.

Parade militer di Pyongyang, Korea Utara (Copyright: imago/Xinhua)
Korea Utara ancam keamanan di kawasan dengan program nuklirnyaFoto: imago/Xinhua