1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

Putin Terima Undangan Kim Jong Un Kunjungi Korea Utara

14 September 2023

Kim Jong Un mengundang presiden Rusia ke Korea Utara setelah menjanjikan "dukungan penuh" terhadap perang Moskow di Ukraina. AS memperingatkan bahwa pertemuan itu bisa berarti membahas asupan rudal dan amunisi.

https://p.dw.com/p/4WJJB
Kim Jong Un dan Vladimir Putin di Kosmodrom Vostotschny, Rusia.
Kedua pemimpin dilaporkan berjanji untuk memperkuat hubungan antara Korea Utara dan RusiaFoto: Mikhail Metzel/Russian President Press Office/dpa/picture alliance

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima undangan untuk mengunjungi Korea Utara, lapor kantor media pemerintah Pyongyang, KCNA, pada hari Kamis (14/09).

Undangan tersebut datang dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, saat berada di Rusia selama pembicaraan dengan Putin di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok.

"Putin menerima undangan tersebut dengan senang hati dan menegaskan kembali keinginannya untuk selalu meneruskan sejarah dan tradisi persahabatan Rusia-DPRK," kata KCNA, dengan menyebut nama kenegaraan Korea Utara secara resmi.

Sebelumnya, pada hari Rabu (13/09), Kim menjanjikan "dukungan penuh dan tanpa syarat" dari Pyongyang, terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Kim bahkan mengatakan kepada Putin bahwa dia yakin, Rusia akan meraih "kemenangan besar" dari para musuhnya.

Media pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa kedua pemimpin tersebut berkomitmen pada "kebersamaan di garis terdepan untuk menggagalkan ancaman dan provokasi militer imperialis."

Kim Jong Un dan Vladimir Putin di Kosmodrom Vostotschny, Rusia.
Vladimir Putin dan Kim Jong Un bertemu di Kosmodrom Vostochny, RusiaFoto: Yonhap/picture alliance

Putin dan Kim membicarakan kerja sama militer

Para pengamat dan pejabat Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa Putin sedang mencari tambahan pasokan amunisi dan rudal dari gudang senjata Korea Utara yang melimpah.

James O'Brien, kepala Kantor Koordinasi Sanksi di Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, mengatakan bahwa Rusia "mengorek-ngorek isi gudang Korea Utara untuk mencari bantuan karena mereka mengalami kesulitan untuk mempertahankan kekuatan militernya."

Juru bicara Deplu AS, Matthew Miller, juga memperingatkan bahwa kerja sama dalam bentuk apa pun akan "sangat mengganggu dan berpotensi melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB".

Putin membantah bahwa dia telah melanggar sanksi yang melarang pembelian senjata dari Korea Utara, dia mengatakan bahwa, "ada beberapa batasan tertentu, Rusia mematuhi semuanya."

"Ada beberapa hal yang bisa kami bicarakan, kami sedang berdiskusi, berpikir. Rusia adalah negara yang mandiri, tetapi ada hal-hal yang bisa kami perhatikan, kami sedang mendiskusikannya," tambahnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga menyaksikan pertunjukan kapal perang Rusia selama kunjungannya, untuk "mendemonstrasikan kemampuan Armada Pasifik", kata Putin.

Ketika Kim berada di Rusia, Pyongyang menembakkan dua rudal balistik pada hari Rabu (13/09), lapor militer Korea Selatan, yang merupakan uji coba terbaru dari serangkaian uji coba yang melanggar sanksi.

Perlombaan ruang angkasa Korea Utara

Putin memuji "penguatan kerja sama dan persahabatan antar kedua negara", saat menjamu Kim dalam pertemuan mereka yang berlangsung selama empat jam, yang diadakan di Kosmodrom Vostochny, sebuah bandar antariksa dan landasan peluncuran paling penting di Rusia.

Kim dilaporkan meminta bantuan Rusia untuk mengembangkan satelit pengintai militer. Korea Utara sejauh ini telah gagal dalam upayanya untuk meluncurkan satelit ke orbit.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan bahwa Kim didampingi oleh Pak Thae Song, ketua komite ilmu pengetahuan dan teknologi luar angkasa Korea Utara, dan Laksamana Kim Myong Sik, yang telah dikaitkan dengan upaya Pyongyang untuk mendapatkan satelit mata-mata dan kapal selam rudal balistik berkemampuan nuklir.

Ketika ditanya oleh media Rusia di Kosmodrom perihal apakah Moskow akan membantu Kim membangun satelit, Putin menjawab, "itulah mengapa kami datang ke sini (Kosmodrom)."

kp/pkp (AFP, Reuters, AP)