1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Unjuk Gigi dengan Senjata Nuklir

24 Januari 2013

Dua hari setelah perluasan sanksi terhadap Korea Utara oleh DK PBB, rezim komunis di Pyongyang keluarkan ancaman uji coba nuklir dan roket berikutnya. Sasaran ancaman terutama AS.

https://p.dw.com/p/17Qgs
A North Korean flag flies before missiles displayed during a military parade to mark 100 years since the birth of the country's founder Kim Il-Sung in Pyongyang on April 15, 2012. The commemorations came just two days after a satellite launch timed to mark the centenary fizzled out embarrassingly when the rocket apparently exploded within minutes of blastoff and plunged into the sea. AFP PHOTO / Ed Jones (Photo credit should read Ed Jones/AFP/Getty Images)
Foto: Ed Jones/AFP/Getty Images

Krisis berkala antara Korea Utara dan dunia internasional kembali menajam. Rezim di bawah penguasa Kim Jong Un -yang awal tahun ini masih berusaha memberikan isyarat berdamai- kini memupuskan harapan akan meredanya konflik. Dengan jelas pemimpin di Pyongyang melancarkan ancaman terhadap AS.

Musuh Bebuyutan AS

"Kami tidak menyangkal, bahwa AS menjadi sasaran berbagai roket jarak jauh, yang akan terus kami luncurkan, dan juga uji coba nuklir yang kami lalukan", demikian dikutip kantor berita pemerintah, KCNA dari sebuah pernyataan Komisi Pertahanan Nasional. Ditambahkan juga, "Fase baru perjuangan ratusan tahun terhadap AS akan dimulai, terhadap musuh bebuyutan rakyat Korea." Pakar Korea Utara, Eric Ballbach menjelaskan, reaksi Korea Utara menunjukkan, bahwa sanksi lebih ketat bukan langkah tepat untuk menghadapi Korea Utara.

(FILES) This file photo taken on April 8, 2012 shows a North Korean soldier standing guard in front of an Unha-3 rocket at Tangachai -ri space center. North Korea carried out on December 12, 2012 a widely criticised rocket launch, seen by many in the international community as a disguised ballistic missile test, the South Korean defence ministry said. AFP PHOTO / FILES / PEDRO UGARTE (Photo credit should read PEDRO UGARTE/AFP/Getty Images)
Seorang tentara Korea Utara sedang menjaga tempat peluncuran roket Unha 3 (08/04/12)Foto: PEDRO UGARTE/AFP/Getty Images

Sejak Korea Utara mengadakan uji coba rudal jarak jauh pertengahan Desember lalu, AS secara konsekuen mengusahakan pengetatan sanksi PBB terhadap negara komunis itu. Upaya AS didukung Jepang dan Korea Selatan. Selasa lalu (22/01) DK PBB di New York menyetujui resolusi mengenainya dan mempertajam sanksi. Bahkan Cina, yang memiliki hak veto dalam badan tertinggi PBB itu, dan menjadi sekutu terpenting Korea Utara, mendukung langkah tersebut.

Persyaratan Terpenuhi

Banyak pakar di AS dan Korea Selatan sejak lama memperkirakan, bahwa Korea Utara sudah akan siap mengadakan uji coba nuklir ke tiga. Uji coba sebelumnya diadakan 2006 dan 2009. Pemimpin di Pyongyang hanya perlu mengambil keputusan. Demikian dikatakan seorang juru bicara departemen pertahanan Korea Selatan di Seoul. DK PBB sudah memberikan reaksi berupa pengetatan sanksi, setelah dua uji coba pertama dilaksanakan.

Setelah pembicaraan dengan wakil pemerintah Korea Selatan, petugas khusus pemerintah AS untuk politik Korea Utara, Glyn Davies, mengimbau Pyongyang untuk tidak mengadakan uji coba nuklir. "Apakah mereka akan mengadakant tes atau tidak, itu tergantung keputusan mereka."Tetapi itu menjadi suatu kesalahan dan "kesempatan yang terlewatkan", jika mereka melakukannya. Demikian dikatakan Davies di depan wartawan.

U.S. Special Representative for North Korea Policy Glyn Davies (C) attends a news conference at South Korea's foreign ministry after meeting with South Korea's chief nuclear envoy Lim Sung-nam in Seoul January 24, 2013. The U.N. Security Council unanimously condemned North Korea's December rocket launch and expanded existing U.N. sanctions, and Pyongyang reacted with a vow to boost the North's military and nuclear capabilities. REUTERS/Kim Hong-Ji (SOUTH KOREA - Tags: POLITICS MILITARY TPX IMAGES OF THE DAY)
Petugas khusus AS untuk urusan politik Korea Utara, Glyn Davies (tengah) dalam konferensi pers di Seoul (24/01/13)Foto: Reuters

April 2012 Korea Utara meluncurkan roket dengan satelit pemantau ke luar angkasa. Tetapi dalam waktu singkat satelit itu jatuh ke Laut Kuning. AS, Jepang dan Korea Selatan menganggap peluncuran satelit itu sebagai uji coba rudal jarak jauh bagi program nuklir Korea Utara, tetapi tidak mau diakui negara itu. Dengan demikian Korea Utara telah melanggar resolusi PBB. Ketika AS menghentikan penyaluran bahan pangan bagi rakyat Korea Utara yang kelaparan, pemimpin negara itu mengumumkan akan mengadakan uji coba nuklir.

ML/AP (rtr, dpa, ap)