1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Respons Keras Dugaan Sabotase Kebocoran Pipa Gas

29 September 2022

Uni Eropa mengatakan kebocoran pipa gas dari Rusia ke Eropa kemungkinan disebabkan oleh sabotase yang "tidak dapat diterima". Kerusakan itu memicu ketegangan di tengah kebuntuan negosiasi energi dengan Rusia.

https://p.dw.com/p/4HUfz
Citra satelit turbulensi laut yang disebabkan oleh kebocoran gas
Sebagian besar gas bocor dari pipa Nord Stream 2, seperti yang terlihat pada gambar satelit iniFoto: 2022 Planet Labs PBC/handout/AFP

Uni Eropa pada hari Rabu (28/09) mengancam akan mengambil tindakan keras terhadap pelaku kerusakan jaringan pipa gas di Laut Baltik, dengan mengatakan kebocoran itu "bukan sebuah kebetulan."

Pernyataan itu muncul setelah tiga kebocoran ditemukan di jaringan pipa, yang membawa gas dari Rusia ke Eropa melalui Laut Baltik. Pipa-pipa tersebut terletak di perairan internasional, tetapi di zona ekonomi eksklusif Denmark dan Swedia di lepas pulau Bornholm, Denmark.

"Uni Eropa sangat prihatin dengan kerusakan pipa Nord Stream 1 dan 2 yang mengakibatkan kebocoran di perairan internasional Laut Baltik," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

"Kami akan mendukung penyelidikan apa pun yang bertujuan untuk mendapatkan kejelasan penuh tentang apa yang terjadi dan mengapa, dan akan mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan ketahanan kami dalam keamanan energi," tambahnya.

"Semua informasi yang tersedia menunjukkan kebocoran itu adalah hasil dari tindakan yang disengaja," kata Borrell dalam pernyataan yang dikeluarkan atas nama 27 negara anggota Uni Eropa.

"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi Eropa sama sekali tidak dapat diterima dan akan ditanggapi dengan tanggapan yang kuat dan bersatu," tegas Borrell. "Insiden ini bukan kebetulan dan memengaruhi kita semua."

Menteri Pertahanan Denmark Morten Bodskov bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada hari Rabu (28/09) untuk membahas kemungkinan tanggapan atas insiden tersebut. Juga Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan bertemu pada hari Jumat (30/09) untuk membahas kebocoran tersebut.

Mengapa kebocoran pipa gas terjadi?

Tiga kebocoran gas yang tidak dapat dijelaskan terjadi di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 pada hari Senin (26/09). Diawali dua ledakan besar yang dicatat oleh ahli seismologi. Kedua jaringan pipa diisi dengan gas alam, tetapi tidak dikirim ke Eropa di tengah ketegangan dengan Rusia yang disebabkan oleh invasinya di Ukraina.

Analis mengatakan kerusakan itu kemungkinan akan mencegah jaringan pipa mengangkut gas apa pun ke Eropa bahkan jika situasi politik berubah. Pipa Nord Stream 1 digunakan untuk memasok gas, sedangkan pipa Nord Stream 2, yang siap beroperasi sebelum perang di Ukraina, batal dijalankan.

Meskipun pihak berwenang Eropa berpendapat bahwa kerusakan itu disengaja, belum ada petunjuk tentang siapa yang mungkin menyebabkannya atau mengapa.

Otoritas Jerman khawatir Nord Stream 1 mungkin akan tidak dapat digunakan selamanya, menurut harian Jerman Der Tagesspiegel, mengutip sumber-sumber pemerintah. Jika kebocoran tidak segera diperbaiki, volume besar air laut dikhawatirkan dapat mengalir ke pipa dan menimbulkan korosi, mengutip sumber tersebut.

Zona aman Nord Stream 2 di sekitar pulau Bornholm, Denmark
Zona aman bahari telah didirikan di sekitar lokasi kebocoran

Apa tanggapan internasional sejauh ini?

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan bahwa "adalah penilaian yang jelas dari pihak berwenang bahwa ini adalah tindakan yang disengaja - bukan kecelakaan."

"Tidak ada informasi yang menunjukkan siapa yang berada di baliknya,'' tambahnya. Frederiksen menolak anggapan bahwa insiden itu adalah serangan terhadap Denmark, dengan mengatakan kebocoran terjadi di perairan internasional.

Menteri Pertahanan Denmark Morten Bodskov mengatakan pada hari Rabu (28/09), ada alasan untuk khawatir tentang situasi keamanan di wilayah Laut Baltik. "Kehadiran militer Rusia signifikan di wilayah Laut Baltik," kata Bodskov dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Brussels.

Kepala Polisi Kopenhagen Anne Tonnes mengatakan pada konferensi pers bahwa polisi Denmark telah meluncurkan penyelidikan atas masalah tersebut dan bekerja sama dengan otoritas kepolisian di Swedia dan Jerman.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser menyerukan penyelidikan segera atas kerusakan tersebut dan mengatakan negaranya siap mengambil langkah-langkah untuk melawan segala upaya yang menyebabkan gangguan lebih lanjut pada jaringan energi.

"Perlindungan infrastruktur kritis kami memiliki prioritas tertinggi. Kami telah mempertimbangkan selama berbulan-bulan bahwa ada ancaman abstrak terhadap infrastruktur energi ini, karena itu adalah objek perhatian publik khusus," katanya.

Norwegia, yang bukan anggota Uni Eropa tetapi telah menjadi pemasok gas terbesar ke Eropa setelah Rusia, mengatakan akan meningkatkan keamanan di sekitar instalasi minyaknya setelah dugaan sabotase tersebut.

"Pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan langkah-langkah meningkatkan keamanan di lokasi infrastruktur, terminal darat dan platform di landas kontinen Norwegia," kata Menteri Energi Norwegia Terje Aasland dalam sebuah pernyataan, Selasa (27/09) malam.

Apa yang Rusia katakan?

Sementara itu, Kremlin menolak tuduhan bahwa mereka bertanggung jawab, dengan mengatakan bukan kepentingan Rusia untuk menghentikan aliran gas melalui pipa. "Sangat dapat diprediksi dan tidak masuk akal untuk membuat asumsi seperti itu," kata juru bicara Dmitry Peskov.

Peskov mengatakan bahwa perlu menunggu penyelidikan kebocoran dan untuk menentukan apakah itu ledakan atau bukan. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan negara itu akan mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB mengenai kerusakan pipa.

Sementara itu, seperti yang dilaporkan Reuters, penjaga pantai Swedia menemukan kebocoran gas keempat pada pipa Nord Stream. Demikian dikatakan juru bicara penjaga pantai Jenny Larsson kepada surat kabar Svenska Dagbladet.

"Dua dari empat kebocoran berada di zona ekonomi eksklusif Swedia," ditambahkan Jenny Larsson kepada surat kabar itu pada Rabu (28/09) malam. Dua kebocoran lainnya berada di zona ekonomi eksklusif Denmark. ha/yf (Reuters, dpa, AP)