1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Thailand Tutup Kawasan Turisme Akibat Pencemaran Minyak

Edith Koesoemawiria30 Juli 2013

Minyak yang mengalir keluar dari pipa saluran di laut telah mencapai taman nasional Thailand.

https://p.dw.com/p/19GvW
Foto: picture-alliance/dpa

Badan turisme Thailand menutup pantai di pulau Samet di teluk Thailand, Senin (29/07/13) untuk membersihkannya dari pencemaran minyak bumi akibat bocornya sebuah pipa saluran di laut lepas.

Upaya Pembersihan

Penduduk, angkatan laut dan petugas taman nasional bekerja keras untuk membersihkan pantai pulau Samet. Operator jaringan pipa saluran PTT Global Chemical, yang setengah pemerintah itu menyatakan hari Minggu (28/07/13) bahwa telah mengerahkan 10 kapal untuk aksi pembersihan ini.

Sementara pemerintah daerah menyatakan kawasan itu sebagai kawasan bencana. “Sekitar 300 meter pesisir pantai tercemar”, ungkap Soomet Saitong, kepala taman nasional Khao Laem Ya.

Direktur badan turisme Thailand, TAT di propinsi Rayong, Chuchart Oncharoen mengatakan, telah menutup pantai Prao Bay di pulau Samet bagi turis agar pantai dan air bisa dibersihkan.

Ölteppich im Golf von Thailand
Foto: picture-alliance/dpa

Menurut Chuchart, kawasan timur pulau Samet tidak terimbas limpahan minyak dan masih bisa dikunjungi. Namun banyak wisatawan yang memutuskan untuk mengakhiri liburannya dan pulang. Pulau Samet yang berada 3 kilometer dari Rayong dan 150 kilometer di tenggara Bangkok merupakan lokasi wisata yang populer bagi penduduk ibukota. Setiap tahunnya, sekitar 1 juta orang berkunjung ke sana.

Bocornya pipa PTT Global Chemical diketahui Sabtu lalu, dengan terlepasnya sekitar 50,000 liter minyak bumi ke teluk di sekitarnya.

"Kami akan bertanggung jawab penuh atas peristiwa ini dan mengatasi masalahnya secepat mungkin," janji direktur PTT Global Chemical, Prasert Bunsumpun.

Ia memprediksi akan membutuhkan tiga hari untuk membersihkan pencemaran pantai Prao Bay di pulau Samet. Dengan bantuan angkatan laut Thailand, sebagian pencemaran itu bisa dibatasi.

200 Kasus Pencemaran

Greenpeace Asia mengatakan, pencemaran itu menunjukkan bahwa pemerintah perlu mengakhiri pengeboran dan eksplorasi minyak di kawasan teluk, yang penghasilan utamanya berasal dari turisme dan perikanan.

"Pengeboran minyak yang mengancam kehidupan masyarakat dan warisan alam tidak diperlukan bila sudah ada upaya untuk pindah ke energi bersih yang berkelanjutan,“ ungkap Ply Pirom, manajer program Thailand.

Greenpeace menyebutkan, sudah lebih 200 pencemaran akibat pengeboran minyak yang terjadi di perairan Thailan selama 30 tahun terakhir. Organisasi lingkungan itu menyerukan agar PTT yang 67% sahamnya dimiliki pemerintah Thailand, untuk melakukan penelitian mengenai dampak pencemaran ini terhadap sistem ekologis kawasan tersebut.

ek/vlz (rtr, afp, dpa, ap)