1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Super-Teleskop "Alma" startklar

Andreas Neuhaus/Hannah Fuchs13 Maret 2013

Radio Teleskop terbesar dan termahal sedunia ALMA mulai dioperasikan Rabu (13/03). Peneltian terutama difokuskan pada awan gas materi dingin, di mana bintang dan galaksi terbentuk.

https://p.dw.com/p/17vT7
ALMA Super Teleskop in ChileFoto: picture-alliance/dpa

ALMA atau "Atacama Large Milimeter Array" terdiri dari 66 teleskop teknologi canggih yang dipasang berupa rangkaian sebesar lapangan sepakbola di kawasan gurun Atacama di Chile pada ketingguan 5000 meter. Radio teleskop ini ibaratnya mata raksasa yang mengamati kelahiran bintang dan terbentuknya galaksi.

"Teleskop super ini dapat menerima pancaran elektro magnetik pada spektrum panjang gelombang millimeter atau bahkan di bawahnya", ujar Wolfgang Wild, manajer proyek Alma di Eropa. Keistimewaan lain, antena teleskop bisa dioperasikan secara bersama, hingga mencapai besaran 16 kilometer.

"Pengoperasi bersama sejumlah antena, berarti peningkatan kinerja amat besar", kata Wild. Dengan citra yang ditangkap teleskop, para Astronom hendak mengungkap rahasia terbesar astronomi yakni terbentuknya jagat raya.

Melacak Asal Mula Alam Semesta

Alam semesta yang kita kenal merupakan hasil proses panjang selama sekitar 13 milyar tahun. Yang amat menarik, semua itu terbentuk dari hanya sekitar 100 elemen dasar kimia.

Chile - ALMA Radioteleskope
ALMA jaringan 66 Radio Teleskop siap lacak asal-usul jagat raya.Foto: Vertex Antennentechnik

Elemen kimia yang ringan, seperti Karbon tercipta di dalam bintang. Sementara elemen lebih berat, seperti emas atau titan terbentuk akibat ledakan sebuah bintang atau supernova. Akibat ledakan, elemen kimia yang tercipta disebar ke seluruh jagat raya.

Dari lapisan luar yang meledak ini akan terbentuk awan gas materi yang kemudian membentuk bintang-bintang baru. Dengan begitu terjadi siklus kosmis, yakni penciptaan, kematian dan kelahiran kembali bintang-bintang baru.

Misteri yang hendak dipecahkan para pakar astronomi adalah, bagaimana awal mula semua siklus itu? Dengan menggunakan teleskop super ALMA, hendak dilacak proses kosmis awal yang memicu siklus jagat raya ini, sesaat setelah detuman besar 13 milyar tahun lalu.

Teknik Buatan Jerman

Sebagian besar komponen terpenting radio teleskop itu dibuat di Jerman yang terkenal menguasai teknik presisi tinggi. Pasalnya cermin teleskop berdiameter 12 meter itu selain harus berpresisi tinggi, juga harus tahan terhadap perubahan suhu ekstrim.

Juga semua teleskop yang terhubung dalam jejaring harus memiliki mutu dan kemampuan yang identik. Hanya dengan begitu, "mata" raksasa pengamat alam semesta itu bisa dioperasikan bersamaan menjadi sebuah Interferometer.

Spiralgalaxie Andromedanebel
Galaksi spiral di awan gas Andromeda kawasan tempat lahirnya bintang-bintang.Foto: Flickr/Chris Lasley

Sebelumnya para teknisi melakukan ujicoba pada tahun 2011 dengan rangkaian 16 teleskop. "Hasilnya menunjukkan citra yang jauh lebih baik ketimbang semua hasil pencitraan radio teleskop serupa", ujar Wolfgang Wild.

Bahkan dalam ujicoba ALMA versi yang lebih ramping itu, para pakar astro-fisika berhasil menemukan molekul gula organik di sebuah galaksi yang jauh di jagat raya. "Gula adalah bahan penyusun kehidupan", kata Wild.

Dengan itu, para pakar astrofisika juga bisa berspekulasi, bahwa kehidupan bisa ada dimana-mana di alam semesta ini. Kini dengan radio teleskop super yang dioperasikan di Chile itu, para peneliti akan terus melacak asal-usul alam semesta sekaligus eksistensi makhkluk hidup lain selain yang ada di bumi.