1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiArab Saudi

Perkembangan Startup di Arab Saudi Dimotori Oleh Perempuan

Jennifer Holleis
3 April 2024

Sektor swasta yang berkembang pesat telah mengubah dunia bisnis Arab Saudi, yang ingin melepaskan diri dari ketergantungan pada pendapatan dari minyak. Banyak usaha rintisan dimotori perempuan.

https://p.dw.com/p/4eLoF
Foto ilustrasi perempuan di Arab Saudi
Foto ilustrasi perempuan di Arab SaudiFoto: voronaman527/Pond5 Images/IMAGO

Saat ini hampir mustahil membayangkan perekonomian Arab Saudi tanpa adanya startup dan pengusaha perempuan. Kurang dari satu dekade lalu, situasinya sangat berbeda. "Tidak ada ekosistem untuk perusahaan startup,” kata Maha Shirah, salah satu pengusaha perempuan Saudi pertama di Riyadh, kepada DW.

Bagi perempuan, memulai bisnis sangatlah sulit. Pada tahun 2014, ketika Shirah memulai usahanya dan membuka lapangan kerja pertama bagi perempuan, undang-undang masih membatasi partisipasi perempuan di banyak industri.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

 

Sepuluh tahun kemudian, Kementerian Perdagangan Arab Saudi telah menerbitkan daftar lengkap ruang kerja untuk perempuan, dan lanskap startup lokal tidak hanya berkembang namun terutama didorong oleh para pebisnis perempuan.

Visi 2030 untuk dukung peran perempuan

"Dalam hal undang-undang yang mempengaruhi keputusan perempuan untuk bekerja, undang-undang yang mempengaruhi upah perempuan, hambatan bagi perempuan untuk memulai dan menjalankan bisnis, dan undang-undang yang mempengaruhi besaran pensiun perempuan, Arab Saudi mendapat skor sempurna 100,” demikian disebutkan dalam laporan Bank Dunia berjudul Perempuan, Bisnis dan Hukum 2024 yang baru saja dirilis.

"Antara tahun 2017 dan 2021, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan Saudi meningkat dua kali lipat dari 17,4% menjadi 35,6%, melampaui target 'Visi 2030' yang menargetkan peningkatan 30%,” tulis Tim Callen, peneliti tamu di lembaga think tank Arab Gulf States Institute yang berbasis di Washington, pada Januari 2024.

Tidak ada keraguan bahwa Visi 2030 – yang mencakup serangkaian reformasi sosio-ekonomi yang diperkenalkan pada bulan Januari 2016 oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman – telah menjadi pendorong utama proses ini.

Bagian tak terpisahkan dari perombakan ini adalah masuknya perempuan ke dalam angkatan kerja, mengatasi masalah pengangguran yang mendesak, mendorong diversifikasi pendapatan minyak dan membuka negara bagi wisatawan.

Penataan dunia startup Arab Saudi

"Saya ingat betul bahwa sebelum tahun 2017, sangat sedikit mata kuliah di sekolah atau universitas yang fokus pada startup atau kewirausahaan,” kata Maha Shirah. Dia juga mengingatkan bahwa memulai bisnis secara tradisional hanyalah sebuah pilihan bagi orang-orang kaya.

"Namun berkat inisiatif pemerintah, saat ini semua orang yang punya ide kuat bisa menjadi wirausaha, termasuk perempuan,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah Arab Saudi bahkan menjadi salah satu investor paling aktif di dunia startup lokal. Konferensi teknologi Leap24 yang diadakan pada bulan Maret lalu mencatat investasi sebesar $11,9 miliar oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Saudi.

Dalam pandangan Maha Shirah, dunia startup di Arab Saudi sudah berjalan cukup baik dan masih akan terus berkembang. "Yang dibutuhkan saat ini adalah lebih banyak akselerator dan inkubator startup," katanya. Inkubator startup mendukung startup pada tahap awal dan membantu mereka mengembangkan idenya menjadi sebuah bisnis. Sedangkan akselerator mendukung bisnis yang sudah ada dengan sumber daya dan bimbingan.

(hp/as)