1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Siapa Legiun Pembebasan Rusia yang Berperang untuk Ukraina?

26 Mei 2023

Ratusan warga Rusia bergabung dengan Legiun Pembebasan dan Korps Relawan dan berperang di pihak Ukraina, menurut laporan media. Siapa mereka dan apa harapan mereka untuk masa depan Rusia?

https://p.dw.com/p/4Ro85
Politisi oposisi Rusia Ilya Ponomarev di Kyiiv dikawal relawan anti Putin
Politisi oposisi Rusia Ilya Ponomarev di Kyiv dikawal relawan anti PutinFoto: Olexandr Savitski/DW

"Mimpi menjadi kenyataan - saya sekarang berada di Legiun Pembebasan Rusia," kata Igor Volobuev, yang pernah menjadi wakil direktur bank negara Gazprombank. Di kanal media sosial Telegram, Legiun Pembebasan Rusia merilis nama beberapa orang Rusia yang telah membelot dan berperang di pihak Ukraina.

Legiun Pembebasan Rusia dan Korps Relawan Rusia adalah dua kelompok yang sebagian besar terdiri dari warga Rusia yang berperang di pihak Ukraina. Awal minggu ini, mereka menyerang dan sempat menguasai wilayah Belgorod di Rusia. Siapa mereka?

Legiun Pembebasan Rusia muncul setidaknya sejak awal April 2022. Legiun itu tampaknya dibentuk oleh tentara Rusia yang ditangkap di Ukraina dan kemudian yang beralih ke pihak Ukraina, tetapi juga oleh relawan perang yang datang dari Rusia.

Legiun Itu terdiri dari sekitar 500 orang, kata Ilya Ponomarev, mantan anggota parlemen Rusia, Duma, yang sekarang mewakili kelompok itu. Dia adalah satu-satunya anggota parlemen Rusia yang menentang aneksasi Krimea pada 2014 dan akhirnya lari ke pengasingan pada 2016.

Korps Relawan Rusia mulai muncul sejak Agustus 2022, tapi jumlah anggotanya tidak diketahui. Seorang anggotanya yang menggunakan nama "Kardinal", mengatakan kepada DW bahwa mereka memiliki tugas yang sama dengan sebuah kompi - yang bisa beranggotakan 30 hingga 150 orang.

Salah satu pendirinya, Denis Kapustin, seorang pengusaha yang dulu dikenal sebagai bagian dari gerakan sayap kanan dan menggunakan nama samaran Denis Nikitin, mengatakan akhir tahun lalu bahwa Korps Relawan Rusia telah bekerja sama dengan tentara Ukraina sejak akhir tahun lalu.

Relawan perang anti Putin yang menamakan dirinya "Kardinal"
Relawan perang anti Putin yang menamakan dirinya "Kardinal"Foto: Sergey Satanovsky/DW

Apa tujuan para pembelot?

Di media sosial, Korps Relawan Rusia mengatakan bahwa semua anggotanya berpandangan konservatif kanan. "Kardinal" misalnya melihat masa depan Rusia dalam "negara-bangsa Rusia sejati di wilayah asli Rusia - dengan mempertimbangkan integritas teritorial Ukraina dan Belarusia, serta negara-negara tetangga. Kami ingin mendirikan negara untuk Rusia yang hidup dalam damai dengan semua bangsa yang mengelilinginya," katanya.

Sedangkan anggota Legiun Pembebasan Rusia tidak mengungkapkan pandangan politik mereka secara terbuka. Ilya Ponomarev mengatakan, sebenarnya tidak ada ideologi yang dominan dan unit tersebut adalah prototipe tentara masa depan Federasi Rusia, yang tidak berada di kiri atau kanan, tidak liberal atau konservatif. Anggotanya dipersatukan oleh gagasan menentang agresi Rusia ke Ukraina.

Korps Relawan Rusia adalah bagian dari Dewan Rakyat, sebuah asosiasi emigran Rusia baru yang didirikan di Warsawa, yang wajah publik utamanya adalah Anastasia Sergeeva. Baru-baru ini dia menjadi kepala Asosiasi Rusia Bebas yang berbasis di Polandia. Dia mengatakan bahwa Dewan Rakyat memiliki anggota dari republik konstituen Federasi Rusia yang mendukung hak penentuan nasib sendiri untuk rakyatnya.

Anastasia Sergeeva
Anastasia Sergeeva, juru bicara Dewan RakyatFoto: Zivilrat der russischen Opposition

Rekrutmen para relawan perang

Sebelum Korps Relawan Rusia memulai kerja sama dengan Dewan Rakyat, mereka hanya menerima warga Rusia yang sudah berada di luar negeri sebagai anggota. Menurut pernyataan sendiri, banyak dari mereka ikut bertempur di Donbas di pihak Ukraina dan di Batalyon Azov sejak 2014.

Saat ini, Dewan Rakyat berfungsi sebagai semacam pusat rekrutmen dan menurut Anastasia Sergeeva juga menerima permohonan keanggotaan langsung dari Rusia. Relawan akan diminta untuk mengisi kuesioner online, atau menulis surat ke kotak surat terenkripsi. "Komunikasi lebih lanjut dilakukan melalui sistem aman yang kami sarankan,” kata Anastasia Sergeyeva.

Legiun Pembebasan Rusia awalnya hanya merekrut tawanan perang Rusia yang telah mengubah pandangan mereka, kata Oleksiy Arestovych, mantan penasihat kantor kepresidenan Ukraina. Namun, sekarang mereka menerima orang-orang yang masih berada di Rusia.

Para calon anggota diminta untuk mengirimkan surat lamaran, riwayat hidup dan salinan seluruh dokumen, termasuk tanda identitas mereka, ke kotak surat ProtonMail. Proses penerimaan meliputi tes dengan pendeteksi kebohongan, tes psikologi, dan penilaian bakat.

(hp/yf)