1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Satu Tahun Rusia di WTO

Rayna Breuer21 Agustus 2013

Setahun menjadi anggota WTO, Rusia masih sering dihujani kritik. Antara lain masih terlalu banyak subsidi untuk industri domestik dan terlalu banyak larangan impor barang.

https://p.dw.com/p/19SpP
World Trade Organization (WTO) headquarters in Geneva, Switzerland, 27 July 2006
WTO in GenfFoto: picture-alliance/dpa

Setelah Rusia menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia WTO, banyak mitra dagangnya yang kecewa. "Rusia melakukan hal sebaliknya, dari yang seharusnya mereka lakukan," kata Komisaris Perdagangan Uni Eropa Karel De Gucht tahun 2012, hanya beberapa hari setelah Rusia resmi masuk WTO. Ketika itu, Rusia memberlakukan pajak baru untuk mobil impor, yang disebut pajak recycling.

Sengketa tentang pajak itu berlangsung sampai sekarang. Uni Eropa awal Juli 2013 secara resmi mengajukan protes ke WTO. Menurut aturan yang berlaku, Rusia sekarang punya waktu 60 hari untuk menjawab gugatan itu. Jika tidak ada solusi, sebuah komisi akan membahas masalah itu. Prosedur ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Banyak pihak menilai, neraca keanggotaan Rusia di WTO sampai kini masih negatif.

Proses panjang yang rumit

Tahun 1986, Uni Soviet sudah meminta status pengamat di GATT, organisasi pendahulu WTO. Tahun 1993, Rusia dan WTO memulai perundingan keanggotaan. Tapi jalan masih panjang. Rusia perlu waktu 19 tahun, sampai bisa diterima menjadi anggota WTO.

Barulah Agustus 2012, Rusia secara resmi menjadi anggota WTO yang ke 156. "Elit politik Rusia sebenarnya tidak sepakat tentang keanggotaan di WTO. Pandangan mereka malah saling bertentangan. Tergantung kelompok mana yang berkuasa, perundingan dengan WTO berjalan lancar atau mandek," ungkap Simon Evemett, Profesor Ekonomi dari Universitas St. Gallen.

Selain itu, perundingan dengan WTO berlangsung sepihak. Artinya, Rusia harus melakukan reformasi ekonomi sampai sistem ekonominya sesuai dengan aturan-aturan WTO. Rainer Lindner dari Asosiasi Ekonomi Jerman menerangkan: "Aturan WTO misalnya tentang perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, dan pengakuan WTO sebagai mahkamah dalam sengketa dagang, semua itu memperlambat perundingan." Rusia lama sekali mengulur waktu untuk mengakui peraturan itu.

Politik perdagangan Rusia dikritik

Setahun setelah jadi anggota WTO, Rusia masih memberlakukan banyak peraturan khusus. Di WTO, Rusia menuntut aturan pengecualian untuk 25 sektor industri. Banyak anggota WTO yang mengkritik tuntutan itu. Akibatnya, Uni Eropa memprotes Rusia dalam sektor perdagangan mobil.

Ketika jadi anggota WTO, Rusia diharuskan untuk menurunkan biaya cukai untuk impor mobil. Namun setelah itu, Kremlin memberlakukan pajak mobil baru yang disebut pajak recycling. Pajak itu sangat tinggi, sekitar 420 sampai 2.700 Euro untuk mobil baru, dan 2.600 sampai 17.000 Euro untuk mobil bekas yang berusia lebih dari tiga tahun. Uni Eropa langsung mengajukan protes. Di Belanda, ada juga pajak recycling, tapi tingginya hanya 37 Euro.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan lembaga penelitian Levada, tahun 2003 ada 59 persen warga Rusia yang mendukung negaranya masuk WTO. Namun 2012 hanya tinggal 44 persen yang berpendapat begitu.

Walaupun Rusia baru satu tahun menjadi anggota WTO, kebanyakan penduduk Rusia sudah skeptis dengan organisasi perdagangan dunia itu. Menurut para ahli ekonomi, keuntungan menjadi anggota WTO memang baru akan dirasakan masyarakat tiga sampai lima tahun mendatang.