1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Selangkah Menuju Koalisi PDIP-Golkar

13 Mei 2014

Calon presiden PDI-P Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua umum Partai Golkar bertemu hari Selasa (13/05) di pasar Gembrong Johar Baru, Jakarta Pusat. Keduanya mengisyaratkan bakal menggelar koalisi.

https://p.dw.com/p/1Byun
Indonesien Wahl Joko Widodo
Foto: Reuters

Kandidat presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) memperkuat peluangnya memenangkan pemilu presiden 9 Juli mendatang, setelah mendapat dukungan dari partai terbesar kedua, Golkar.

"Ini adalah langkah menuju koalisi," kata taipan bisnis dan pimpinan partai Golkar Aburizal Bakrie kepada wartawan di pasar Gembrong, Jakarta, di mana kedua pemimpin bertemu. "Kemudian, tentu saja, jika kita dapat membentuk koalisi, kita akan mendukung Jokowi untuk menjadi presiden," katanya.

Pejabat senior Golkar, David Tampubolon kepada kantor berita Reuters melalui telepon juga mengamini pembentukan koalisi tersebut: "Kami telah secara resmi memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Jokowi.“

PDI P- partai yang mengusung Jokowi sebagai capres-- menang dalam pemilu legislatif. Namun partai itu gagal untuk menghimpun cukup kursi untuk memenuhi ambang batas untuk mencalonkan presiden sendirian. Sehingga perlu membentuk koalisi dengan partai lain.

Sebelumnya media terus berspekulasi bahwa Jokowi akan memilih mantan wakil presiden Jusuf Kalla --yang populer dan saat ini memimpin Palang Merah Indonesia—untuk mendampinginya.

Pertemuan di pasar

Dikutip dari media online Detik.com, dalam sebuah konferensi pers, Jokowi menyebutkan kenapa mereka berjumpa di pasar: “Malam hari ini saya bertemu di Pasar Gembrong dengan Pak Aburizal Bakrie, Pak ARB. Kenapa tempatnya di sini karena ini ekonomi kerakyatan kita ada di sini. Penjual pisang, sayur, ikan, tahu tempe, ada di dalam pasar. Sehingga tempat yang sangat kerakyatan," kata Jokowi yang mengenakan kemeja putih.

Di samping itu Jokowi juga membuka peluang koalisi PDIP-Golkar. Namun Jokowi ingin memastikan kerjasama yang dibangun bukanlah soal bagi-bagi kue kekuasaan.“

Dalam kesempatan itu, Aburizal Bakri mengisyaratkan, bahwa ia tidak lagi mengejar kursi presiden. “Jadi yang penting kan berkali-kali saya jelaskan presiden atau wakil presiden hanya instrumen mencapai kesejahteraan rakyat," tutur Aburizal.

Indonesien Wahlen Parlamentswahlen Präsidentschaftskandidat Aburizal Bakrie
Aburizal BakrieFoto: picture-alliance/dpa

Setelah Prabowo Menggaet Hatta

Pengumuman itu terjadi tak lama setelah saingan utama Jokowi, mantan jenderal Prabowo Subianto, mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah memilih Menko Perekonomian Hatta Rajasa dari partai Amanat Nasional sebagai calon wakil presiden.

Hatta Rajasa juga telah mengudurkan diri sebagai menteri dalam pemerintahan. Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, menyatakan mundurnya Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa sebagai Menteri Koordinator Perekonomian mempertegas bahwa Hatta akan menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.

Dukungan PKB

Di hari yang sama, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengumpulkan kadernya yakni para pengurus Dewan Pimpinan Wilayah PKB menggelar perhelatan Konsolidasi Nasional di DPP PKB, Cikini, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, seluruh pimpinan wilayah juga sepakat mendukung bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo dalam pemilu presiden tahun ini.

ap/as(rtr/detik/antara)